Senin, 27 Februari 2012

KENTIL MUNGIL

     Namaku Tejo tapi teman-teman banyak yang memanggilku Bejo. umurku 22 tahun dan sampai sekarang aku masih menganggur. tinggiku cuma 150 cm. sangat pendek walau untuk ukuran lelaki Indonesia sekalipun. kulitku hitam, hidung cenderung pesek dan kakiku pincang, karena kaki yang kiri lebih kecil dan lebih pendek dari kaki kanan. dalam usia 22 tahun ini belum pernah aku punya pacar. pernah si naksir seorang gadis tapi ketika ku ungkapkan perasaanku, bukan hanya di tolak , dia bilang cintaku padanya hanya menurunkan pasarannya di depan lelaki lain. sejak itu aku tak berani jatuh cinta.
     mahasiswa Trisakti pasti banyak yang sudah pernah melihatku karena setiap hari aku selalu duduk di halte Trisakti kadang juga duduk di dekat pintu masuk kampus.  kegiatanku hanya memandangi satu persatu mahasiswi yang mau masuk kampus. dan kalau yang ku lihat mahasiswi yang cantik aku akan terus memandanginya lalu menghayal kalau dia jadi pacarku. apa itu mungkin? mungkin saja kalau aku sudah punya kentil mungil, sebuah jimat sakti yang bisa membuat gadis secantik apapun mengemis cintaku. tapi tanpa jimat itu jangankan jadi pacar, bertemanpun pasti mereka tidak mau. bukan hanya wajahku, penampilanku sudah bisa menjelaskan dari mana asal statusku, kaum sudra, kampungan, gembel...ah entah apalagi namanya.
                                                             ***

     seorang gadis cantik memakai kaos warna merah dan rok panjang warna hitam lewat di depanku. kulit gadis itu putih bersih, hidungnya mancung dengan bibir merah merekah alami. saat gadis itu menatapku, ku usap-usap kentil mungil, ku rapal mantra dengan menahan nafas. gadis itu menghentikan langkah, menatapku kagum lalu mendekat.
     "hai namaku Evi, kamu?"
ku sambut uluran tangannya. betapa halus kulit gadis itu
     "Tejo"
     "kita ngobrol di kantin yuk, aku yang traktir"
tanpa menunggu persetujuanku, gadis cantik itu sudah menggandeng tanganku. seakan aku pacarnya, bukan orang yang baru ia kenal.
beberapa pasang mata memandang kearah kami, tatapan penuh rasa heran. di benak mereka mungkin berpikir bagaimana mungkin seorang gadis cantik berjalan bergandengan tangan begitu mesra dengan seorang lelaki yang tingginya hanya se dada dia dan berjalan pincang.
     di kantin kami duduk berhadapan. setelah memesan makanan gadis itu menatap wajahku lama. tatapan penuh pesona, penuh kekaguman.
     "kamu sudah punya pacar?"
aku menggeleng. gadis itu tersenyum
     "jadiin aku pacar kamu ya?"
ketika aku tak menjawab, gadis itu pindah duduk di sampingku. tangannya melingkar di bahuku.
     "jadiin aku pacar kamu ya?" ucapnya sekali lagi dengan rengekan manja. beberapa orang yang mendengar rengekan gadis itu menoleh ke arah kami, lalu pandangannya tertuju padaku.di pandangnya aku dari atas ke bawah. seakan mencari di mana letak kelebihan fisikku dan ketika mereka tak menemukan sedikitpun apa yang mereka cari, mereka menggeleng-gelengkan kepala. ada juga yang masih mengernyitkan kening, seakan masih saja mencari pada fisikku apanya yang wanita itu kagumi.
     "ya aku mau jadi pacar kamu"
gadis itu melonjak kegirangan. tanpa perduli tatapan aneh pengunjung kantin dan beberapa orang yang lewat, dia memelukku, menghunjami wajahku dengan ciuman.
lalu kami lalui hari-hari bersama. menemani dia jalan-jalan. ke tempat teman dia yang lagi ulang tahun atau pernikahan dan tentu membiarkan tatapan semua pasang mata yang menatap kami dengan heran. seorang gadis cantik, berkulit putih, tinggi semampai, berpacaran dengan lelaki yang tingginya hanya sedada dia, berkulit hitam dan jalanpun pincang. sungguh pemandangan yang kontras, seperti coklat yang di sandingkan dengan tahi ayam, seperti intan mutiara yang di sandingkan dengan kerikil.
     ketika gadis cantik berkaos merah menghilang di balik gedung-gedung kampus aku menghentikan lamunan ku tentang dia. mungkin dia gadis ke seratus sekian yang ku lamunkan jadi pacarku. ah andai saja aku punya kentil mungil, jimat sakti yang bisa membuat gadis secantik apapun jadi pacarku, pasti kebahagiaan punya pacar gadis cantik bukan angan kosong belaka. sayang aku belum memiliki kentil mungil.
biasanya setelah siang tiba aku akan duduk-duduk di depan citraland atau roxi mas, memandang gadis-gadis yang mau masuk atau keluar dari mal dan seperti biasa menghayalkan salah satu dari mereka jadi pacarku, karena tanpa kentil mungil cuma menghayal yang ku bisa. tapi hari ini aku akan ke pasar senen. dua hari yang lalu temanku memberi informasi kalau di majalah supranatural ada bermacam jimat yang di jual karena itu aku akan mencari majalah itu ke senen, di sana ada banyak majalah bekas yang harganya relatif murah.
     Di rumah ku buka majalah yang telah ku beli di pasar senen. ku buka halaman perhalaman. di halaman yang penuh dengan iklan aku berhenti. ada foto seorang lelaki berjubah putih dengan jenggot panjang di dagunya. penampilannya mengingatkan aku pada sosok pangeran di penogoro. di samping foto itu ada nama perguruan yang dia asuh lalu di bawahnya ada aneka ajian dan benda-benda bertuah yang dia jual. ku baca satu persatu dan.... ini dia, 'kentil mungil berguna untuk pengasihan, membuat wanita  yang di tuju tergila-gila'. ku lihat harga jimat yang ku idam-idamkan itu. 'mahar rp 150000'. seratus lima puluh ribu. angka itu bermain-main di otakku. aku masih nganggur. sementara orang tuaku cuma kuli bangunan yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari. itupun kadang masih ngutang ke tukang sayur kalau ayahku lagi tidak ada kerjaan.
     tiba-tiba otakku menemukan ide. ya aku akan menjual hp ku. hp ini pasti laku di jual dua ratus ribuan. aku membeli hp itu tiga bulan yang lalu. waktu satu bulan aku dapat kerjaan jadi kuli bangunan di tempat ayah kerja. selama ini hp itu tak begitu berpungsi. paling hanya buat nyari kenalan lewat no hp yang ada di koran dan hubungannyapun hanya sebatas smsan atau telpon kalau lagi banyak pulsa karena tanpa kentil mungil aku tidak berani ketemu dan kenalan langsung dengan wanita itu.
     tak terlalu sulit menjual hpku karena ada temanku yang berbisnis jual beli hp seken. akupun segera mengirimkan uang itu lewat wesel pos. dua minggu kemudian aku mendapat kiriman benda yang ku tunggu-tunggu lengkap dengan cara menggunakannya.ku pandangi kentil mungil idamanku. sebuah benda kecil seukuran biji salak terbuat dari batu kapur. bentuknya seperti gentong tapi di tengah lobangnya ada benang kecil. ku cium benda itu dengan penuh takzim.
                                                                    ***

     pagi-pagi sekali aku sudah duduk di depan kampus Trisakti. aku sudah tak sabar memiliki pacar apalagi pacar seorang mahasiswi cantik dari kampus elit.
setelah satu jam menunggu ahirnya terlihat juga anak-anak kampus berdatangan. ada beberapa gadis yang ku lihat tapi sayang menurutku tidak terlalu cantik. terlalu sayang menggunakan kentil mungil untuk gadis yang biasa-biasa saja.
     beberapa menit kemudian lewatlah seorang mahasiswi yang menurutku sangat cantik dan anggun. gadis itu berjilbab, memakai baju longgar dan rok panjang. ku tatap gadis itu. ku rapal do'a dan mantra yang ada di buku petunjuk. lalu ketika mata gadis itu memandang mataku, ku usap kentil mungil lalu lobang kentil mungil itu ku arahkan padanya. menurut buku petunjuk, setelah pada tahap ini gadis yang ku tuju akan menghentikan langkah beberapa detik sebagai tanda kekuatan kentil mungil telah masuk dan menguasai jiwanya. lalu gadis itu akan menghampiri ku dalam keadaan pasrah. dan benar saja gadis itu menghentikan langkah tapi tangannya merogoh sesuatu dalam saku roknya. ah ternyata dia mengambil hp. setelah memencet tombol ok, gadis itu bicara dengan seseorang lewat hp nya dan dia melewatinya begitu saja! ini tidak mungkin. mestinya dia mendekatiku dengan pasrah dan menurut ku ajak kemanapun. apa mungkin karena gadis itu berjilbab? biasanya gadis berjilbab rajin ibadah jadi mungkin kekuatan kentil mungil tak sanggup menguasai jiwanya. akan ku coba lagi pada gadis lainnya...
     lima menit kemudian datang empat mahasiswi. satu gadis memakai jilbab dan aku tidak mau mengarahkan kentil mungil padanya, takut gagal lagi. yang dua orang memakai celana levis, cuma satu yang memakai rok mini dan kaos super ketat, tapi gadis ini justru yang paling tidak cantik di antara ketiga temannya. tak apalah. ku pilih yang memakai rok pendek karena mungkin dialah yang pertahanan jiwanya paling lemah.
ku tatap gadis itu. ku rapal mantra kentil mungil lalu ketika mata gadis itu menatapku, ku arahkan lubang kentil mungil ke arahnya. gadis itu tak berhenti tapi terus menatapku, kini sambil mengernyitkan kening. langkah gadis itu dan teman-temannya makin dekat dan ternyata mereka, terutama gadis yang memakai rok pendek melewatiku begitu saja! ini tidak mungkin. kenapa pada gadis yang berpakaian super seksipun kentil mungil ini tak berpungsi?
aku tak menyerah. ku coba lagi pada gadis ketiga...ke empat..... dan sampai gadis terahir yang masuk kampus tak ada satupun yang terpengaruh dengan kentil mungilku!
hilang sudah harapanku untuk memiliki pacar seorang gadis cantik, mahasiswi dari universitas elit.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda