Rabu, 15 Februari 2012

Semar Mesem

     "udahlah Bim lupain aja Arum. dia bukan level kita. pengagumnya anak-anak borju semua"  untuk kesekian kalinya Anto menasehati teman akrabnya agar membuang rasa cintanya pada Arum. bukan karena Arum jelek, bodoh atau kampungan, justru karena Arum terlalu cantik, terlalu anggun, terlalu pintar dan terlalu banyak di gandrungi leleaki dari  kelas elit (sebutan Anto untuk lelaki kaya dan tampan). memang siapa lelaki yang tidak tergila-gila dengan kecantikan dan ke anggunan Arum, Antopun sudah dari dulu naksir Arum tapi cinta juga punya selera,begitu istilah Anto, orang-orang seperti kita cari dan cintailah wanita dari kelas kita juga, kalau kata ustad yang se kufu.
     "aku sudah lakukan itu To, berkali-kali malah.  aku sudah coba berhari-hari tidak melihatnya agar aku bisa melupakannya tapi wajahnya malah makin sering terbayang di mataku bahkan dia selalu hadir dalam mimpi-mimpiku. aku sudah coba pacaran dengan Ani, Ita, Dewi dan entah siapa lagi tapi cintaku pada Arum justru makin menggebu" keluh Bimo putus asa.
sebenarnya tak ada yang salah dengan cinta Bimo pada Sekar Arum. mereka bukan saudara sekandung. Arum teman SD sampai SMP Bimo, teman sepermainan waktu kecil tapi setelah sama-sama dewasa status mereka jadi begitu jauh berbeda. Bimo yang cuma anak tukang becak hanya bisa menamatkan sekolah sampai smp. sementara Arum anak haji Rajad, juragan bawang yang sukses, punya peternakan ayam dan puluhan mobil angkutan desa yang setiap hari menghasilkan uang. dengan kekayaan orang tuanya Arum bisa melanjutkan pendidikan sampai menjadi dokter.  dengan kecantikan yang begitu mempesona, anak tunggal juragan bawang yang sukses dan dokter yang sudah punya tempat praktek sendiri mestinya membuat lelaki yang tidak selevel untuk membunuh dalam-dalam cintanya sebelum cinta yang benar-benar membunuh dia.
     "ok lalu apa yang akan kamu lakukan? terus memikirkan dia padahal aku yakin tak sedetikpun dia pernah memikirkan kamu atau terus memelihara cintamu sampai suatu hari datang ke ajaiban, tiba-tiba saja usaha haji Rajad bangkrut dan dia jadi miskin, mata Arum buta karena kecelakaan hingga hanya kamu satu-satunya yang punya peluang dan masih mau mendapatkan Arum"
     "sinis sekali do'a mu kawan"
Anto tertawa terbahak-bahak, sementara Bimo tetap dalam ekpresi serius
     "aku harus mengungkapkan perasaan ini" gumam Bimo tapi gumaman Bimo yang lirih di telinga Anto seperti sebuah ledakan meriam di tengah malam
     "mau apa Bim?" tanya Anto seakan masih ragu dengan yang di dengarnya barusan
     "aku harus mengungkapkan perasaan ini pada Arum. kalaupun di tolak setidaknya aku sudah jujur dengan perasaanku"
Anto tak berkata apa-apa. dia hanya berpikir untuk menyadarkan sahabatnya ini cocoknya di bawa ke rumahsakit jiwa atau ke mbah dukun?
                                                                                        **

     Sejak kelas satu smp Bimo sudah merasakan ketertarikan yang berbeda pada Arum, ketertarikan yang menimbulkan perasaan jengkel saat melihat Arum akrab dengan siswa lain. rasanya Bimo ingin agar Arum hanya akrab dengannya bahkan ketika Aji teman sekelas mereka berani memberikan surat cinta pada Arum, Bimo memberikan Aji ultimatum; menjauhi Arum atau berkelahi dengan Bimo! tentu saja Aji memilih yang pertama, menjauhi Arum. siapa yang tidak tahu Bimo, anak pendiam tapi tak pernah gentar  berhadapan dengan Joni dan gengnya yang hobi tawuran dan memalak siswa lain dan terbukti Joni dan gengnya saja ngeper.
     tapi sampai perpisahan kelas tiga pun Bimo tak pernah mengungkapkan perasaannya.hanya dia lebih protektif melindungi Arum anak-anak nakal yang satu sekolah dengan mereka atau dari sekolah lain dan begitulah karena hampir tiap hari mereka selalu berdua, merekapun di gosipkan pacaran. anehnya semakin santer gosip itu beredar semakin berbunga-bunga hati Bimo.
     setelah lulus smp, Arum melanjutkan pendidikan smu dan kemudian kuliah di Jakarta. tinggal dengan bibinya yang kaya  namun tak punya anak. sementara pendidikan Bimo hanya smp. Bimo sempat merantau beberapa tahun tapi kemudian kembali dan menetap di desa, bekerja sebagai kuli bangunan. bertepatan dengan itu Arumpun kembali ke desa, bekerja sebagai dokter di rumah sakit, di kota mereka.
     bertahun-tahun terpisah namun tak merubah perasaan Bimo pada Arum. bagi Bimo Arum adalah cinta sejatinya tapi sayangnya bagi Arum, Bimo adalah bagian kecil dari kenangan masalalunya dan saat bertemu lagi dengan Bimo, Arum hanya menganggap bertemu dengan teman kecilnya dulu,tak lebih dari itu. maka ketika di suatu senja Bimo berkunjung ke rumahnya Arum menerima dengan hangat. bagi Arum Bimo adalah teman kecilnya wajar kalau dia menerima kehadiran Bimo dengan penuh keakraban tapi bagi Bimo keakraban itu adalah sinyal kalau Arumpun memendam perasaan yang sama dengannya, maka ketika ia mendapat penolakan cinta, hatinya begitu terluka
     "maafkan aku Bim. bagiku kamu adalah teman terbaikku. aku dari dulu malah menganggapmu kakak karena kamu selalu melindungi aku dari keusilan anak-anak lain"
Arum melihat kesedihan yang sangat dari mata Bimo tapi mau bagaimana lagi dari dulu dia memang tidak mencintai Bimo apalagi sekarang setelah bertahun-tahun terpisah. bukan, bukan karena status mereka yang berbeda, toh dulu di kampus dia pernah pacaran dengan Rizal mahasiswa miskin yang nyambi ngojeg untuk biaya kuliahnya, tapi memang dia tidak mencintai Bimo semata.
     "aku tidak menyalahkanmu mencintaiku karena cinta bisa hadir pada siapa saja dan ku harap kamupun tidak menyalahkanku karena tidak bisa balas mencintaimu"
     Bimo pulang dengan  membawa kepedihan. bumi seakan menghimpit tubuhnya hingga remuk redam. marah, dendam, kecewa, malu karena cinta di tolak bercampur baur jadi satu dan melahirkan sebuah tekad; ia harus memiliki Arum walau harus bekerjasama dengan setan sekalipun!
                                                                           **

Bimo duduk bersila dengan khusu. perlahan ia merapal mantra pengasihan semar mesem
"cahaya mulya mulyaningsun urip ingsun.
ya iku kang ngimpuni nyawane si sekar arum binti rajad was kawengku dening nyawaku.
teko kedep teko lerep.
teko nurut manut si sekar arum binti rajad menyang aku.
cahaya mulya ningsun.
urip ingsun ya iku kang ngimpuni nyawane si sekar arum binti rajad
wis kakekap dening nyawaku.
teko kedep teko lerep teko nurut teko manut
si sekar arum menyang aku
nurut manut saka kersaning Allah."
lalu setelah selesai Bimo meniup foto Sekar Arum tiga kali, kemudian di bakarnya foto itu dengan bara di pedupaan yang bercampur kemenyan.
ketika Bimo telah menyelesaikan ritual semar mesem, di tempat lain Arum yang sedang berkumpul dengan keluarganya merasa kepanasan, padahal suasana saat itu sedang turun hujan, beberapa detik kemudian tiba-tiba Arum pingsan. keluarganya panik. di cobanya menyadarkan Arum dengan berbagai macam cara namun tak bisa. ahirnya di panggilkan dokter dari kota.
Arum kemudian memang sadar tapi tubuhnya lemah. tatapan matanya kosong seakan pikiran dan jiwanya tidak ada di tubuhnya. mulutnya mengerang.. tak henti memanggil sebuah nama Bimo...Bimo... namun tak ada yang mendengar.
     seperti petunjuk penggunaan ilmu pengasihan semar mesem yang Bimo dapat dari seorang dukun, ia baru boleh menemui Arum seminggu setelah pelepasan ilmu itu dan Bimo tak tahu seminggu kemudian Arum bagai mayat hidup. tubuhnya kurus kering, tatapan matanya kosong ,dan bibirnya terus bergerak menyebut nama Bimo tapi tak seorangpun mendengar. yang orang lain dengar hanya sebuah desisan
     Bimo bukan tidak mendengar kalau Arum sakit. dia tahu karena dialah pelakunya, walau Bimo tak akan pernah menyangka dampaknya begitu dahsat bagi kesehatan Arum,tapi dia memang baru bisa mengunjungi Arum satu minggu setelah pelepasan ilmu itu.
     Ketika hari yang di tunggu tiba, Bimo berkunjung ke rumah Arum dan sebuah keanehan terjadi, Arum yang lemah,yang tidak bisa di ajak komunikasi dengan siapapun,yang tatapan matanya selalu kosong tiba-tiba jadi segar, tatapannya berbinar-binar saat melihat kedatangan Bimo dan tanpa risih sedikitpun, Arum menyongsong kedatangan Bimo dan memeluknya. pada detik pertama Bimo merasakan kebahagiaan tak terkira saat memeluk wanita yang sangat di cintainya itu tapi pada saat berikutnya ia merasa heran karena tubuh itu begitu kurus padahal tubuh Arum sebelumnya padat berisi dan Bimo lebih tersentak lagi saat melihat mata Arum. mata itu kosong tanpa cahaya kehidupan. benar, waktu kedatangan Bimo mata Arum berbinar,tapi bimo tahu itu binar kepalsuan,binar fatamorgana belaka.... inikah yang namanya cinta? membuat orang yang di cintai sakit begini? Arum seperti bukan lagi manusia tapi robot yang sudah di stel untuk patuh pada Bimo. sungguh Bimo merasa sangat berdosa. dulu dialah yang selalu melindungi Arum dari kenakalan siswa lain tapi kini dialah yang membuat seperti zombie begini.
     "Arum maafkan aku. sekarang kamu tidur ya" ucap Bimo sambil mengecup kening Arum dan ajaib Arum yang sudah beberapa hari tak pernah bisa tidur, mendengar ucapan Bimo dia mengangguk lalu berbaring di ranjangnya kemudian tertidur dengan lelap.
     Bimo menghela nafas. kini dia tahu kenapa cinta tak harus di paksakan
     "tidur yang nyenyak sayang dan besok kamu akan sembuh seperti semula. akan ku buang ilmu pengasihan yang menguasai jiwamu walau akibatnya aku tak akan pernah memiliki cintamu. mencintai memang bukan berarti harus memiliki."

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda