Sabtu, 07 April 2012

SANG HABIB

     Masarakat memanggil laki-laki itu habib. tubuhnya memang tinggi besar dengan jenggot lebat di dagunya, sangat mirip dengan penampilan orang-orang arab apalagi sehari-hari dia selalu mengenakan jubah putih tapi apa benar lelaki itu berasal dari arab dan punya garis keturunan dengan Rosulullah atau tidak orang tidak perduli. yang jelas masarakat menganggap dia lelaki soleh dan itulah memang kenyataannya. dia selalu sholat berjamaah lima waktu di masjid. padahal umumnya masarakat hanya sholat berjamaah saat maghrib atau isa.
     tak ada yang tahu pasti apa pekerjaannya. selain di tempat itu dia pendatang juga sehari-hari dia ada di rumah. hanya dia sering kedatangan tamu. menurut bisik-bisik tetangga dia 'orang pinter' yaitu orang yang bisa menolong orang lain menghilangkan kesulitannya, baik masalah penyakit, jodoh, rezeki atau urusan lainnya. entah dari mana orang-orang luar itu tahu sang habib orang pinter. apa mungkin sang habib pasang iklan di media sebagai orang pinter?
     yang membuat masarakat sekitar kagum sang habib begitu tawadhu. biarpun di hormati banyak orang, di anggap orang pinter yang bisa membantu kesulitan orang lain namun dia selalu menolak di jadikan imam sholat dan tetap mendaulat bapak Nuh yang sudah tua untuk jadi imam padahal nafasnya suka putus-putus saat membaca suatu surat dalam al qur'an.
berkali-kali di daulat menjadi khotib jum'at tapi menolak dengan alasan ilmunya masih dangkal, sebuah alasan yang justru makin membuat ia di kagumi banyak orang.
     "habib, anak saya ini sudah lama sakit. sudah berobat kemana-mana tapi tak sembuh juga"
setelah termenung beberapa lama sang habib menyodorkan gelas berisi air putih pada seorang gadis yang tubuhnya kurus dan wajahnya sangat pucat.
     "minumlah air putih ini. semoga Allah memberi kesembuhan pada penyakitmu"
gadis itupun meminum air itu.
     "menurut habib anak saya menderita penyakit apa?"
     "wallahua'lam pak tapi mungkin sihir atau masarakat kita menyebutnya guna-guna"
     "lho kenapa anak saya di guna-guna. memang salah apa?"
     "ya mungkin saja ada lelaki yang sakit hati karena cintanya di tolak"
     "terus apa yang bisa saya lakukan untuk kesembuhan putri saya?"
     "tunggu sebentar"
sang habib masuk ke dalam kamar lalu keluar dengan membawa beberapa benda. di letakannya benda-benda itu di depan bapak dan anaknya. terlihat si bapak mengerutkan kening saat melihat benda-benda itu
     "cincin ini namanya kecubung sakti. nanti anak bapak harus memakai cincin ini terus agar cepat sembuh dan benda yang ini.." sang habib memperlihatkan sebuah benda terbuat dari kulit kambing dengan bertuliskan hurup-huruf arab.
     "benda ini bapak pasang di dinding rumah untuk tolak bala.agar santet itu tidak datang lagi"
     "aduh maaf habib, bukankah benda-benda seperti ini namanya jimat dan jimat di larang dalam islam?"
     "yang di larang itu kalau kita menyembah, meminta bantuan pada benda-benda ini. benda inikan cuma wasilah, cuma perantara. pada hakekatnya yang memberi kesembuhan tetap Allah"
si bapak diam. sebenarnya ia ingin sekali mendebat lagi tapi tak enak hati. ahirnya di terimanya benda-benda itu lalu menyelipkan amplop ketika bersalaman dengan sang habib untuk pamit pulang.
     "bu kesini sebentar" panggil sang habib pada istrinya setelah si tamu telah pergi. satu kali panggilan belum muncul orang yang di panggil. sang habib mengulang panggilannya lagi. baru pada panggilan ke tiga muncul seorang wanita setengah baya masih memakai mukena.
     "ada apa si pak? ibu tadi lagi sholat"
     "ini bu, coba ibu buka berapa isinya. terus ibu simpan uang itu"
terlihat jelas ada keengganan wanita itu menerima amplop dari tangan sang habib
     "mau sampai kapan bapak begini?" ucap perempuan itu lirih
     "maksud ibu?"
     "bapak tahu maksud ibu, kan sudah berkali-kali ibu ingatkan"
     "dulu ibu nyuruh bapak taubat, jangan jadi maling lagi, jangan mabuk-mabukan. bapak sudah taubat ibu masih minta yang aneh-aneh"
     "nggak aneh pak. ibu cuma minta bapak nyari kerjaan yang halal biar hidup kita tenang"
     "memang yang bapak lakukan tidak halal?"
     "berpura-pura jadi orang soleh, memakai jubah tiap hari, memasang iklan di media bahwa bapak bisa mengobati orang, melancarkan rizki orang, membuat di sayang atasan dan semua kemampuan-kemampuan lain yang sebenarnya tidak bapak miliki, apa itu bukan penipuan?"
     "ibu kira ustadz, kiayi yang memasang iklan di media itu juga tidak bohong? bohong besar bu! kalau ada orang yang bisa melancarkan rizki orang lain kenapa tidak di pake sendiri?!"
     "itu urusan mereka sama Allah pak. yang penting ibu nggak mau kalau bapak terus-terusan mencari duit dengan cara begini"
     "dengar bu. masarakat kita ini bodoh. mereka masih memandang kulit dari pada isi. dengan penampilan begini orang percaya kalau bapak orang soleh, orang pinter. sudahlah bu, nyari duit dengan cara begini lebih gampang dan tanpa resiko di banding jadi maling kaya dulu"

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda