Sabtu, 24 Maret 2012

MATA BATIN

     Setelah selesai mewiridkan amalan rutinku, aku berdiri, seperti biasa agak sempoyongan karena kaki kesemutan. duduk bersila satu jam memang membuat peredaran darah di kakiku tak lancar hingga menimbulkan kesemutan. ya apa boleh buat, aku memiliki banyak ilmu yang harus ku wiridi tiap malamnya agar ilmu itu tidak hilang.
di antara ilmu yang ku miliki ada ilmu kulhu geni, sebuah ilmu pukulan yang bisa merobohkan lawan hanya dengan sekali pukul. untuk ilmu ini aku harus membaca surat al ihlas (kulhu) seratus kali tiap hari. ada juga ilmu daden (hikmah), sebuah ilmu yang membuat aku bisa menjadi apa saja tanpa harus belajar. contoh jika aku ingin memperagakan kungfu, aku tinggal menarik nafas dalam-dalam lalu membaca sholawat,setelah itu tinggal mengucap 'aku ingin kungfu' lalu tubuhku pun akan memperagakan gerakan-gerakan kungfu tanpa aku sadar. untuk ilmu ini juga ada wirid yang harus ku baca sampai ratusan kali tiap hari. selain itu aku juga punya beberapa ilmu pengasihan seperti semar mesem dan mahabah yusuf.
     Aku melangkah ke teras dengan tangan berpegangan pada dinding rumah pamanku. ya sejak kemarin aku memang berkunjung dan menginap di rumah pamanku di kota lain.
     "nonton pengobatan gratis yuk?" ucap Irwan, sepupuku, saat aku baru saja duduk di sebuah kursi
     "pengobatan gratis apa?" tanyaku tak berminat
     "katanya ada sekelompok orang sakti yang bisa mengobati segala penyakit"
mendengar kalimat orang sakti aku tersentak. aku memang menggilai hal-hal supranatural
     "masa sih, ayo kita nonton" jawabku penuh semangat.

     Setelah melihat langsung pengobatan yang di lakukan sekelompok orang sakti itu aku merasa ilmu yang ku miliki belum ada apa-apanya di banding mereka.
bagaimana tidak, mereka terutama ketua rombongan itu bisa mengobati orang yang lumpuh hanya dengan beberapa kali usapan di kaki penderita dan sekejap kemudian orang yang tadinya datang dengan kursi roda itu bukan hanya bisa berjalan tapi bisa berlari!
     Dan lebih hebat lagi ketua rombongan itu juga memiliki mata batin yang begitu tajam. dengan mata tertutup dan malah membelakangi pengunjung, ia bisa menebak dengan tepat warna pakaian, sepatu, tas atau apapun yang di pakai pengunjung.
     melihat semua itu timbul keinginan di hatiku untuk menuntut ilmu pada orang itu. setelah pertunjukan selesai dan semua pengunjung yang membeli air mantra yang di jual rombongan itu, padahal sebelumnya mereka mengatakan ini acara pengobatan gratis, telah pergi akupun mendekati ketua rombongan itu.
     "saya sangat kagum dengan kesaktian yang bapak miliki. kalau boleh saya ingin bergabung dengan grup bapak dan menuntut ilmu pada bapak" ucapku di depan ketua rombongan itu. sebelumnya sepupuku telah ku minta pulang terlebih dahulu. ketua rombongan itu menatapku lalu terdiam beberapa saat. agaknya ia sedang berpikir
     "kebetulan kami memang sedang kekurangan orang. dua orang anggota kami telah keluar. tapi apa kamu yakin ingin bergabung?"
     "ya saya mantap ingin bergabung dan menuntut ilmu kesaktian pada bapak" jawabku yakin
     "tapi kamu harus tinggal bersama kami dan mengikuti kegiatan kami berkeliling ke daerah-daerah lain"
lagi-lagi aku mengangguk pasti. aku memang keranjingan ilmu-ilmu kesaktian. apapun siap ku lakukan untuk mendapatkan ilmu kesaktian yang ku inginkan dan kesaktian ketua rombongan ini begitu mempesonaku, menyembuhkan orang lumpuh dengan sekejap mata dan memiliki mata batin yang tajam.
    
     Dua hari setelah tinggal dengan rombongan orang sakti ini aku di beri secarik kertas oleh ketua rombongan yang baru ku tahu panggilannya Abah. Abah menyuruhku menghapal tulisan yang ada di kertas itu. aku yakin tulisan itu berisi mantra atau do'a, mungkin mantra untuk mempertajam mata batin karena dari kemarin aku merengek untuk di ajari ilmu mata batin.
     dengan semangat ku terima kertas itu namun aku tercengang saat membaca tulisan yang harus ku hapal itu.
mas; merah
Abang; hitam
Bapak; kuning
Om; putih
Cowok; hijau
AA; ungu
Ganteng; oren
Tampan; biru

Mbak; merah
Nona; hitam
Cantik; kuning
Ibu; putih
Cewek; hijau
Kakak; ungu
Manis; oren
Tante; biru

     "ini untuk apa Bah?" tanyaku tak mengerti. yang jelas ini bukan doa atau mantra tapi semacam rumus atau kode. lelaki yang ku panggil Abah itu tersenyum penuh arti.
     "begini, nanti kalau aku sudah menutup mata dan berdiri membelakangi pengunjung, kamu lihat pengunjung. kalau ada pengunjung laki-laki  yang memakai sesuatu yang berwarna  merah, entah itu topi, baju, tas atau sepatunya maka kamu tinggal bertanya padaku 'Abah topi yang di pakai Mas ini warnanya apa?'
kalau memakai sepatu warna hitam berarti pertanyaannya 'Abah sepatu Abang ini warnanya apa?'
sedang kalau yang mau di tebak pengunjung wanita maka yang kamu pakai kode ini" ucap Abah menunjuk kolom tulisan yang di bawah.
     "kalau ada wanita yang memakai tas, pita atau baju warna merah maka pertanyaan kamu 'Abah, tas Mbak ini warnanya apa?
kalau sepatunya warna hitam pertanyaannya 'Abah, sepatu nona ini warna apa?"
mendengar penjelasan Abah aku tersentak. jadi lelaki ini sebenarnya tidak memiliki ilmu mata batin. dia hanya menghapal kode yang telah mereka sepakati.
Aku kecewa. sangat kecewa. namun ada satu hal lagi yang harus ku tanyakan agar semuanya benar-benar jelas.
     "lalu bagaimana dengan orang lumpuh yang sekali usap bisa sembuh, Bah?"
     "itu teman kita juga yang kita tugaskan menyamar jadi pengunjung. kalau untuk tugas ini orangnya harus sering gonta ganti, takut ada pengunjung yang sudah pernah melihat pertunjukan kita di tempat lain"
Aku tak bisa berkata apa-apa. tiba-tiba saja aku merasa sia-sia telah melakukan ritual-ritual yang begitu berat seperti puasa mutih, puasa pati geni dan wirid ratusan bahkan ribuan kali. Abah dan kelompoknya tak pernah melakukan ritual seberat itu tapi 'kehebatan' mereka mendapat banyak pujian penonton dan mendatangkan banyak uang!

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda