Rabu, 14 Maret 2012

KAMBING BERKAKI LIMA

     Mbah Sukwid menutup Al qur'an di tangannya setelah setengah jam ia baca dengan khusu, adzan subuh terdengar saling bersahutan dari masjid dan mushola kampung,
di lipatnya sajadah  yang tadi di pakai untuk sholat tahajud. setelah menjadi dua lipatan memanjang, sajadah itu di sampirkan di bahunya. lalu Mbah Sukwid melangkah menuju masjid.
     setelah melaksanakan sholat subuh di masjid, seperti puluhan tahun yang telah lewat Mbah Sukwid akan ke sawah mencari rumput untuk kambingnya yang hanya dua ekor. setelah memberi makan kambingnya baru Mbah Sukwid akan ke pasar sambil membawa becak kesayangannya yang telah puluhan tahun menemaninya dalam suka dan duka. begitulah rutinitas Mbah Sukwid, hari-harinya mengalir lancar tanpa ada riak-riak yang berarti. kesusahan hidupnya tak membuatnya melupakan Tuhan.
     sampai suatu hari ketika kambingnya melahirkan seekor kambing kecil. anak kambing itu tak beda dengan anak kambing lainnya hanya kakinya lima bukan empat. walau kaki yang satu yang dekat ekor tak sepanjang empat kaki lainnya.
     kelahiran kambing berkaki lima itu menggegerkan warga. warga mengaitkannya dengan kesolehan Mbah Sukwid, yang tidak pernah absen sholat berjamaah lima waktu di masjid, yang rajin mengaji setelah menyelesaikan rakaat-rakaat panjang tahajudnya, yang dalam kemiskinan selalu berusaha memberi pada yang membutuhkan.
     Mbah Sukwid mulai resah. kambingnya yang hanya mengalami kecacatan biasa dengan tumbuh satu kaki yang tak sempurna mulai di anggap keramat. bahkan ia tak perlu lagi mencari rumput, ada saja rumput di kandang kambingnya sebelum ia mencarinya di sawah. wargalah yang dengan senang hati mencarikan rumput untuk kambing-kambingnya terutama kambing yang berkaki lima. warga melakukan itu dengan harapan ia akan mendapatkan berkah.
     "Mbah Sukwid saya mau minta tolong" ucap salah seorang warga ketika bertamu ke rumah Mbah Sukwid
     "mau minta tolong apa? kalau bisa menolong ya saya tolong" jawab Mbah Sukwid pelan namun ada kemantapan dalam kalimatnya
     "anak bungsu saya sakit Mbah. sudah tiga hari panasnya tidak turun"
     "sudah di bawa ke mantri atau puskesmas?"
     "belum Mbah"
     "lho kenapa?"
     "ndak ada biaya Mbah. maksud saya kesini...." ragu orang itu meneruskan kalimatnya
     "mau minjem duit? kalau sekedar untuk berobat ke puskesmas insyaAllah saya ada. sebentar ya"
Mbah Sukwid hendak ke dalam rumah untuk mengambil uangnya tapi keburu di cegah si tamu
     "bukan mau minjem duit Mbah tapi mau minta air putih. tapi gelas yang berisi air putih itu di tempelkan dulu di tubuh kambing mbah yang berkaki lima" ucap orang itu malu-malu
     "lho buat apa?" tanya Mbah Sukwid antara terkejut dan bingung
     "buat obat si bungsu Mbah"
Mbah Sukwid mendesah panjang. kini ia merasa di uji dengan ujian paling berat bukan ujian kemiskinan yang selama ini ia alami.
     "sampean ada-ada saja. kambing itu cuma kambing biasa. kebetulan saja ada kaki yang tidak jadi tumbuh. begini saja, sampean pakai uang saya untuk berobat anak sampean ke puskesmas. ndak usah minjem, saya ihlas ngasih buat sampean" ucap Mbah Sukwid memberi solusi tapi tamu itu menggeleng dengan mantap
     "ndak Mbah. saya minta air putih saja"
ahirnya Mbah Sukwid mengalah. dengan berat hati di ambilnya air putih dengan gelas lalu di serahkan ke tamunya.lalu si tamu melangkah menuju belakang rumah tempat kandang kambing Mbah Sukwid berada. Mbah Sukwid hanya bisa memperhatikan dengan mengelus dada ketika gelas berisi  air minum itu di tempelkan di tubuh kambingnya yang berkaki lima.
     entah siapa yang menyebarkan, tiba-tiba saja seluruh warga kampung mendengar kalau air putih yang di tempelkan di tubuh kambing berkaki lima itu bisa mengobati penyakit.
dengan susah payah Mbah Sukwid di bantu seorang ustad muda memberi pencerahan  kepada warga namun omongan mereka di anggap angin lalu.
     lalu berduyun-duyunlah orang-orang yang menderita penyakit  namun tak punya biaya ke rumah sakit,orang-orang yang prustasi berobat dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain tapi sakitnya tak ssembuh juga, orang-orang yang percaya  bahwa ada benda atau mahluk tertentu yang Tuhan berikan kelebihan sehingga bisa berfungsi untuk pengobatan dan mereka peercaya kambing berkaki lima milik Mbah Sukwid ini salah satu contohnya. orang-orang yang kecewa pada dukun dan orang pinter tapi masih mendarah dagingh kepercayaannya pada supranatural. mereka berduyun-duyun datang dengan harapan akan mendapat kesembuhan setelah menempelkan air minum yang mereka bawa ke tubuh kambing berkaki lima milik mbah sukwid.
     mula-mula yang datang puluhan orang. dari desa-desa sebelah, dari kota-kota sekitar. seiring itu desas desus mistis makin kencang beredar. ada yang bilang Mbah Sukwid itu seorang wali. ciri utama wali itu zuhud, tidak terlalu mementingkan dunia, sehingga tak heran pemberian  uang dari orang-orang yang datang tak ada yang ia terima. ada yang cerita, pernah ada yang berniat mencuri kambing itu tapi para pencuri ketika memasuki halaman rumah Mbah Suwid seperti berada di gurun pasir yang luas tak bertepi. ada yang cerita, sekali lagi entah dapat sumber cerita dari mana, tiap jum'at Mbah Sukwid sholat jum'atnya di mekkah.
     makin banyak cerita mistis yang beredar di masarakat makin banyak orang-orang yang datang berobat.
menganggap ini peluang mencari keuntungan lurah setempat membuat panitia pengobatan.
pengunjung yang datang berobat kini harus memasukan sejumlah uang ke kotak yang telah tesedia. entah berapa juta uang terkumpul setiap hari, Mbah Sukwid tak pernah tahu dan tak pernah menikmati sedikitpun. karena ia menganggap menikmati uang dari kebodohan masarakat itu haram. ia hanya ingin mencari cara bagaimana menghentikan semua ini.
                                                                    ***

     Tengah malam ketika semua orang tertidur. ketika lurah, perangkat desa dan hansip telah menghitung dan membagi hasil pemasukan hari itu, Mbah Sukwid menggali lubang kubur di kamarnya. setelah selesai Mbah Sukwid mengambil golok panjangnya yang seharian tadi telah ia asah. dengan menenteng golok yang terhunus, Mbah Sukwid menuju kandang kambingnya.
     sesaat ia memandang kambing berkaki limanya. sedetik kemudian dengan di iringi bacaan basmallah di ayunkannya golok tajam itu ke leher kambing berkaki lima. sret. sret. sekali tebas kepala kambing itu telah lepas dari badannya.
     hanya beberapa kali kambing itu menggelepar untuk kemudian diam tak bergerak lagi. Mbah Sukwid memanggul kambing yang sudah tak bernyawa itu ke dalam rumah. tak lupa tangan kirinya menenteng kepala kambing lalu Mbah Sukwid memasukan kambing dan kepalanya ke lubang kubur yang telah ia buat, kemudian menutupinya kembali dengan tanah. setelah selesai dengan mengendap-endap sambil membawa tas besar Mbah Sukwid meninggalkan rumahnya. Mbah Sukwid berharap dengan hilangnya dirinya dan kambing berkaki lima itu masarakat bisa sadar.
     Pagi hari ketika warga dan ratusan pendatang menyadari Mbah Sukwid dan kambing berkaki limanya menghilang, mereka makin yakin kalau Mbah Sukwid adalah wali dan kambing berkaki limanya seperti anjingnya ashabul kahfi. lalu merekapun mengambil apa saja yang berhubungan dengan Mbah Sukwid dan kambing berkaki limanya untuk obat. ada yang mengambil kotoran kambing,rumput di kandang, air comberan bekas mandi Mbah Sukwid.........

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda