Senin, 09 Januari 2012

Teror setan di peternakan ayam

Ini kisah nyata yang pernah ku alami di tahun 80an saat aku memulai bekerja sebagai pengawas peternakan ayam milik kerabat jauh.
suat senja ketika adzan maghrib berkumandang,aku memeriksa ayam-ayam di peternakan.biasayan saat ayam masih kecil banyak yang keluar dari kandang lewat lubang-lubang kandang. saat memeriksa itu aku melihat benda-benda yang tak lazim ada di bawah kandang peternakan ayam. benda-benda itu antara lain sebotol bir,bunga ,beberapa batang rokok kretek dan jajanan pasar di piring plastik. ini jelas sesaji.aku yang lulusan aliyah jelas marah besar ada sesaji dalam kawasan peternakan ayam di mana aku sebagai penanggung jawab.
ku tanyai karyawan satu persatu. mereka mengaku merekalah yang memberi sesaji itu. menurut mereka jin-jin penunggu peternakan akan marah dan mengganggu jika di malam jum'at tidak di beri sesaji terutama sesaji minuman keras.aku tak percaya.bagiku itu omong kosong belaka. sirik itu dosa yang sangat besar,tak akan ku biarkan sesaji ada di wilayah kerjaku apalagi aku sebagai penanggung jawab di sini.
ku buang semua sesaji itu ke sungai. ku bilang pada karyawan lain,selama aku masih di sini tak ku izinkan ada sesaji. lagi pula sesaji itu atas inisiatif mereka bukan atas perintah pemilik peternakan.
     suatu malam ,dua hari setelah ku buang sesaji itu,lantai kayu temapt kami tidur bergetar dan ada suara dug dug seperti ada orang yang meloncat-loncat di depan pintu gubug.aku dan semua karyawan terbangun dan saling pandang.semua karyawan ada di ruangan ini. lalu siapa yang membuat kegaduhan dengan meloncat-loncat di depan pintu di tengah malam begini?
dengan memberanikan diri aku dan teman-teman mengintip keluar dan aneh tak ada siapa-siapa di depan pintu.karena penasaran kami keluar tapi setelah melihat kesana kemari tak ada siapapun padahal peternakan ini ada di tengah area persawahan jadi mustahil orang bisa bersembunyi.
     kejadian itu ternyata bukan ahir tapi awal dari teror yang nyata dari jin-jin kafir alias setan yang merasa tak di hargai lagi karena karyawan ku larang menyediakan sesaji.
suatu malam saat gerimis membasahi bumi, aku dan teman-teman sedang berkumpul di gubug peristirahatan ketika kami mendengar suara wanita menangis  dengan sangat jelas. suara itu berasal daari luar gubug. kami segera melongok siapa yang malam-malam begini dan saat gerimis pula menangis di tengah sawah,tapi kami tak melihat siapapun. kami coba cari dengan menggunakan senter namun setelah menggerakan senter ke semua arah tak ada siapapun yang kami lihat.padahal suara menangis tadi sangat dekat,yang mestinya ada di depan gubug kami. begitulah hampir tiap malam ada saja gangguan yang kami alami. karena kejadian-kejadian ini semua karyawan menyalahkanku yang melarang memasang sesaji,karena sebelum ini tak pernah ada kejadian yang aneh-aneh.
     suatu malam aku dan teman-teman sedang duduk di pinggir jalan. melihat kendaraan yang melintas adalah salah satu hiburan buat kami yang setiap hari mengurus ribuan ayam dan jauh dari perkampungan.
saat kami sedang duduk-duduk itulah melintas dua sepeda motor. anehnya ketika akan melintas di depan kami kedua motor itu berhenti cukup lama.walau keadang remang-remang namun kami melihat jelas apa saja yang di lakukan empat orang yang membawa dua motor itu.tak lama setelah itu mereka berbalik arah. tentu saja kami tak menaruh kecurigaan sedikitpun namun setengah jam kemudian dua pengendara motor dengan dua temannya itu kembali lagi,kali ini justru untuk mendatangi peternakan kami dan mereka datang dengan di temani seorang pemuda yang di kenal jagoan namun termasuk teman kami juga. menurut pengakuan mereka,sepeda motor mereka di hentikan ketika akan melewati peternakan oleh tiga orang bertubuh tinggi besar.tiga orang ini minta uang untuk membeli arak karena katanya sudah lama mereka tidak minum arak lagi. mendengaar pengakuan mereka tentu saja kami kaget luar biasa. kami memang melihat mereka berhenti tapi kami tidak melihat orang lain yang menghentikan motor mereka.ternyata merekapun sama kagetnya ketika mendengar penjelasan kami,apalagi dari semua karyawan peternakan memang mereka lihat tidak ada yang memiliki ciri seperti tiga orang yang menghadang mereka.
     pengalaman di atas telah membuatku sadar,ternyata modal berani saja tidak cukup untuk menghadapi para jin-jin kafir alias setan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda