Sabtu, 01 September 2012

SETAN DI PEMUKIMAN SANTRI

     Seperti pada umumnya orang Indonesia yang mudik di saat lebaran, sayapun lebaran kemarin mudik di kampung istri di sebuah desa kecil di daerah Kebumen. di daerah itu kebetulan tidak ada sinyal XL karena itu saya mohon maaf selama 3 minggu di kebumen no hp saya 081902666685 tidak aktif karena memang tidak ada sinyal.
     Mayoritas penduduk di desa ini terutama yang berusia 30-40 tahun adalah lulusan pesantren. karena saat itu masarakat masih beranggapan yang terpenting adalah pendidikan agama di pesantren bukan pendidikan umum seperti SMP dan SMU. karena itu masarakat di desa ini begitu religius. namun sungguh sayang dalam pemahaman tentang alam ghaib khususnya yang mengenai jin dan setan masih kurang mendalam. hal ini berdasar pengalaman saya sendiri selama berinteraksi dengan mereka yaitu; pertama, saya pernah ngobrol dengan beberapa orang yang semuanya lulusan pesantren. saat obrolan beralih ke tema setan, salah seorang ini bercerita bahwa dulu rumahnya sering ada ganggu setan lalu iapun memanggil orang pinter untuk 'membersihkan' rumahnya. permintaan orang pinter agar ia menyediakan kopi untuk si jin agar tidak mengganggu ia turuti. kebiasaan ini di benarkan teman lain yang juga lulusan pesantren. saat saya mencoba menjelaskan bahwa yang di lakukan itu perbuatan syirik, mereka berdalih itu kebudayaan yang sudah turun temurun dan tak bisa di hilangkan.
     Pengalaman ke dua, setelah sholat idul fitri saya ikut ziarah kubur dengan beberapa penduduk yang sekali lagi saya tahu pasti mereka semua lulusan pesantren. penyimpangan akidah terjadi setelah ziarah kubur yaitu semua yang ikut ziarah kubur di haruskan meminum kopi yang telah di sediakan. saya dan beberapa wanita yang kebetulan tidak menyukai kopipun di haruskan meminum kopi itu walau secuil. itu katanya untuk membuang sial setelah dari kuburan. setelah meminum kopi walaupun sedikit barulah di bolehkan meminum air lain seperti air putih, teh manis, sirup dan lain-lain. padahal kalaupun ada setan yang mengikuti kita setelah pulang dari ziarah kubur, bukan dengan meminum kopi untuk mengusir mereka tapi dengan doa-doa yang telah di ajarkan nabi.
     Melihat fenomena ini maka sungguh benar apa yang di katakan KH. Drs. Abdul Wachid( mantan dukun dan pemasang susuk yang telah bertobat) pendiri dan pengasuh pondok pesantren As- salam, Singosari malang di bukunya bahwa ada tiga permasalahan penting yang harus segera di atasi. pertama tidak adanya standarisasi ulama, kedua tidak ada editing syariat untuk buku dan tayangan televisi dan yang ke tiga ketidakjelasan kurikulum pesantren.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda