Minggu, 16 September 2012

PETUALANGAN SYAQWAN DI ALAM SETAN. bag 6

(memanggil ruh)
     Kemunculan hantu Yuni menjadi buah bibir masarakat. penduduk mulai takut kalau harus keluar malam sendirian. bagi keluarga almarhumah Yuni sendiri keadaan itu sungguh mengganggu. mereka tidak rela anaknya yang sudah meninggal terus menjadi pembicaraan warga. ahirnya setelah melalui rapat keluarga dan juga tokoh-tokoh masarakat setempat mereka memutuskan meminta bantuan Mbah Dirjo, dukun yang di kenal bisa memanggil roh orang yang sudah meninggal.
     Saat malam tiba Mbah Dirjo, keluarga Yuni dan tokoh masarakat telah berkumpul di sebuah ruangan yang telah di siapkan untuk memanggil roh Yuni. salah seorang keluarga Yuni bersedia menjadi mediator yang tubuhnya akan di masuki roh Yuni untuk berdialog dengan Mbah Dirjo.
     Mbah Dirjo memulai upacara pemanggilan roh itu dengan mengajak yang hadir untuk membaca istighfar, tahlil dan dzikir. dan ketika dzikir yang panjang itu telah selesai tiba-tiba sang mediator tertidur. sedetik kemudian iapun mengeluarkan suara.
     "siapa yang memanggilku?"
mendengar suara yang sangat mirip dengan suara almarhum Yuni terjadi kegemparan di tempat itu. semua yang hadir berusaha menjauhi sang mediator namun Mbah Dirjo segera menenangkan suasana lalu mendekati sang mediator.
     "ini benar roh Yuni? bukan jin yang mengaku-ngaku?" tanya Mbah Dirjo tegas
     "yah benar aku Yuni"
     "baik kalau benar kamu Yuni coba sebutkan tanggal lahir kamu dan juga nama ayah ibumu"
     "aku lahir hari rabau tanggal 25 mei 1994. ayahku bernama Warjo, ibuku Kartinah. adikku ada 3 satu perempuan dan 2 laki-laki. makanan kesukaanku bakso" ucap roh itu memberi jawaban yang lebih lengkap dari yang di tanyakan.  Mbah Dirjo menatap kedua orang tua Yuni. kedua orang tua Yuni mengangguk sebagai tanda apa yang di ucapkan roh itu benar semua.
     "baik sekarang kami percaya bahwa kamu rohnya YUNI dan bukan jin iseng yang hanya mengaku-ngaku. kami hanya minta agar kamu tenanglah di alammu sana dan jangan lagi mengganggu warga desa"
     "aku bersedia memenuhi permintaan mu asal dengan satu sarat"
     "sarat apa?"
     "tiap malam jum'at warga desa gantian memberikan sesaji di kuburanku"
     "sesaji apa?"
     "kopi dan bunga"
Mbah Dirjo memandang ke arah yang hadir, merekapun serentak mengangguk sambil berkata: "kami bersedia"
     "nah kamu sudah dengan sendiri mereka bersedia memenuhi permintaanmu. sekarang keluarlah dari tubuh itu dan jangan pernah mengganggu lagi"
     "baik" jawab roh itu lalu tiba-tiba ada hembusan angin yang menerpa semua yang hadir dan sedetik kemudian orang yang di jadikan mediator itu bangun lalu mengucek-ucek matanya seperti baru bangun tidur.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda