Minggu, 19 Maret 2017

pasukan yang berjalan di atas air

KISAH TENTARA ALLAH BERJALAN DI ATAS SUNGAI DIJLAH (SUNGAI TIGRIS) -------- Dan orang-orang yang terdahulu; yang mula-mula dari orang-orang “Muhajirin” dan “Ansar” (berhijrah dan memberi bantuan), dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan taat), Allah reda kepada mereka dan mereka pula reda kepada Nya, serta Dia menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar. (Surah attaubah ayat 100 Abu Nu'aim mentakhrij dari Ibnu Rufayl, dia berkata, "Ketika Sa'ad ra. datang ke Bahurasyair, yaitu suatu daerah lembah paling bawah sebelah barat sungai Dijlah (sungai Tigris, sungai yang melalui Baghdad) atau dekat dengan daerah Syair. Sa'ad ra. kemudian meminta dicarikan perahu-perahu untuk memindahkan orang-orang dari daerah di lembah itu ke daerah di seberang yang lebih tinggi. Akan tetapi mereka ditakdirkan tidak mendapatkan perahu atau yang sejenisnya dan mereka mengetahui bahwa perahu-perahu itu telah diambil oleh orang-orang Parsi. Mereka kemudian tinggal di daerah itu untuk beberapa hari. Pasukan Muslimin telah meminta Sa'ad untuk melanjutkan perjalanan. Sebagaimana mereka ingin meninggalkan daerah itu Sa'ad ra. pun menginginkannya tapi ia melarang untuk kebaikan pasukan Muslimin sehinggalah datang seorang Ajlaj (orang kafir ajam) kepad Sa'ad ra. Orang Ajlaj itu menunjukkan Sa'ad ra. tempat yang airnya sedikit yang mana orang-orang dapat melaluinya dengan berjalan atau berkuda ke seberang. Tapi Sa'ad ra. menolaknya dan sedikit ragu-ragu untuk pergi ke sana. Air yang sedikit itu pun pasang naik menyebabkan orang-orang Muslim terkejut. Malam hari, Sa'ad ra. bermimpi dalam tidurnya bahwa orang-orang Muslimin melewati sungai itu. Dengan takwil mimpinya Sa'ad ra. ber'azam bahwa orang-orang Muslim akan menyeberangi sungai itu. Sa'ad ra. lalu mengumpulkan orang-orang dan kemudian dia memuji Allah SWT dan meninggikan sifat-sifat kemuliaan Allah SWT, kemudian ia berkata, "Sesungguhnya musuhmu (pasukan Parsi) telah menjadikan sungai ini sebagai tameng pelindung sehingga kamu tidak dapat sampai ke sana. Akan tetapi mereka dapat ke sini jika mereka mau dan dapat melawan kalian dengan menggunakan perahu-perahu yang mereka miliki sementara sebagian kamu takut karena tidak mempunyai apa-apa. Saya berkeinginan untuk menyeberangi sungai ini". Semua mereka kemudian berkata, "Allah SWT beri ke'azaman kepada kita dan engkau (Sa'ad ra.) adalah pemimpin di antara kami dan memberikan keputusan yang baik bagi kami (yaitu sifat tha'at mereka kepada pimpinan)". Kemudian Sa'ad ra. menyiapkan pasukan Muslimin untuk menyeberang. Sa'ad ra. berkata, "Siapa yang siap menjaga kita di barisan belakang dari pasukan Parsi? Maka dipilihlah 'Asham bin 'Amrin sebagai ketua pasukan yang berjaga di belakang. Bersama 'Asham ada 600 orang pasukan Muslimin yang dipilih dari orang-orang yang pemberani. Setelah itu mereka bergerak ke tepi Dijlah, Sa'ad ra. berkata, "Siapa yang siap melindungi kita dari musuh di bagian depan?. Maka kemudian 60 orang dari mereka dipilih untuk berada di barisan terdepan. Kemudian pasukan Muslim yang lainnya dibagi menjadi dua kelompok antara yang mengendarai kuda dan yang tidak serta yang lelaki dan perempuan untuk mempermudah pergerakan pasukan tersebut menyeberangi Dijlah. Bila Sa'ad ra. melihat ke bagian belakang dan sudah dalam keadaan terjaga maka ia memerintahkan orang-orang untuk menyeberang dan Sa'ad ra. berkata, "Katakanlah Tasta'inubillaah... Dan mereka semua menyeberangi Dijlah tanpa sedikitpun telapak kaki mereka menyentuh permukaan air sambil saling bercakap-cakap di antara mereka (yaitu tanpa rasa takut sedikitpun). Orang-orang Parsi terkejut dan tidak mengira pasukan Muslim dapat berjalan di atas air sehingga mereka ketakutan lalu melarikan diri serta mengambil semua perbekalan mereka. Pasukan Muslim masuk ke daerah itu pada bulan Safar tahun 16 H. (Ad-Dalail, 208) Terbelahnya Dijlah Ditakhrijkan oleh Abu Nu'aim dari Abubakar bin Hafs bin 'Umar, dia berkata, "Salman Al-Farisi dan Sa'ad ra berjalan berpasang-pasangan dan Sa'ad berkata, 'Hasbunallah Sungguh Allah akan menolong wali-wali Nya dan Allah mengembangkan Agama ini dan Allah akan mengalahkan musuh-Nya, jika di dalam pasukan ini tidak ada kefasadan kedzulumatan) atau dosa maka akan mendapatkan hasanah (pertolongan). Dan kemudian Salman ra. berkata, 'Sungguh Islam ini baru, Allah SWT akan menundukkan sungai ini (Dijlah) sebagaimana Allah SWT telah menundukkan bumi (daratan) kepada kita, demi Allah yang diri Salman berada di dalam genggamanNya. Lalu sungai Dijlah itu terbelah sehingga tidak nampak air sedikitpun di bagian yang terbelah itu dan pasukan Muslim ketika melaluinya mereka berbicara lebih banyak dibandingkan ketika mereka di darat (menunjukkan mereka dalam keadaan yang tidak ada rasa takut dan dalam keadaan tenang). Pasukan Muslim yang berkelompok kelompok keluar darinya sebagaimana mereka masuk kedalam Dijlah. Mereka keluar dari sungai itu sama sebagaimana sumpah Salman ra. Mereka tidak kehilangan sesuatu apa pun dan tidak ada seorang pun dari mereka yang mati (tenggelam).(Ad-Dalaail, 209) Yaum al-Jaratsim Ditakhrijkan oleh Ibnu Jarir dari 'Umar Ash Shaidy, dia berkata, "bila Sa'ad ra. dan orang-orang Muslim masuk ke Dijlah dengan berdua-dua (berpasangan), Salman ra. berjalan bersama Sa'ad ra., mereka berjalan di atas air. Sa'ad ra. berkata, 'Dzalika taqdiirul 'aziizil 'aliim' (Yaasin:38), dan apabila air itu meninggi maka kuda-kuda mereka juga naik, (para sahabat dapat merasakan) kuda-kuda itu dalam keadaan tenang sebagaimana di daratan. Di Madain tidak pernah terjadi hal seperti ini maka hari itu disebut Yaum al-Maa' (hari air) dan mereka panggil juga hari itu sebagai Yaum al-Jaratsim (hari tempat-tempat yang tinggi). (Tarikh Ibnu Jarir, 3:122) Abu Nu'aim mentakhrijkan dari 'Umar Ash Shaidy sama seperti yang lain sampaikan kecuali tidak ada dikawasan Madain kejadian ajaib dan karena itu hari tersebut dipanggil Yaum al-Jaratsim. Tidak ada satu pun dari mereka di hari itu kecuali dalam keadaan gembira. (Ad-Dalaail, 29) DitundukkanNya Sungai Dijlah bagi Pasukan Muslimin sewaktu Penaklukan Madain Ibnu Hatim mentakhrij dari Habib bin Dhabyan, dia berkata, "Seseorang dari pasukan Muslimin yang bernama Hajar bin Ady berteriak, "mengapa kalian tiadak segera menyerbu musuh dengan menyeberangi sungai ini (Dijlah/Tigris)? Sementara Allah telah berfirman, 'Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya'." Setelah itu ia terjun ke sungai dengan tetap menunggang kudanya, prajurit Muslim lainnya juga mengikuti langkahnya. Ketika musuh melihat apa yang dilakukan oleh pasukan Muslimin mereka berkata, "diiwaan (bentuk jamak kata diiwa, bahasa Parsi yang berarti Jin Ifrit)". Lalu mereka melarikan diri. (Sebagaimana di dalam Tafsir Ibnu Katsir, 1/410.) oleh abdul hamid

pembantaian tukang santet di dunia

ilmu hitam, santet, tenung, teluh, sorcery , voodoo atau apalah namanya merupakan aktifitas menyihir yang telah dikenal masyarakat dunia sejak dahulu kala. Walaupun menjadi kontraversi karena dianggap bertentangan dengan agama, tapi aktivitas sihir menyihir ini seolah tidak pernah mati dan bertahan hingga zaman sekarang. Beragam cara ditempuh untuk menumpas kegiatan ini, tapi pamornya terlalu kuat untuk disingkirkan, dikarenakan banyaknya pengguna yang memakai jasa ‘mengerikan’ ini. Bayangkan saja ritual ini dapat membuat penggunanya menjadi kaya raya tanpa bekerja keras, enteng jodoh karena pelet, bahkan dapat membalas sakit hati dengan mencederai bahkan membunuh seseorang hanya melalui cara yang sederhana, yaitu: santet! Lalu, apa saja tindakan yang pernah dilakukan di dunia dalam rangka membumi hanguskan praktek sihir menyihir ini? Berikut sejarah mencegangkan pembantaian tukang sihir diseluruh penjuru dunia: Pada tahun 1484, dimana aktifitas sihir menyihir dan penggunaan ilmu hitam melanda Eropa, Pemimpin Gereja Katolik yang waktu itu dipimpin oleh Paus Innocent VIII mengumumkan perang terhadap ilmu hitam. Selama beberapa abad berikutnya dari keputusan tersebut (sekitar abad XIII dan XIX) sebanyak 300.000 hingga 2.000.000 orang yang melakoni sebagai tukang sihir dieksekusi mati diberbagai negara Eropa. Sungguh angka yang tidak sedikit akan keseriusan pemerintah saat itu dalam memberantas ilmu hitam di Eropa! Korban pembakaran yang paling fenomenal dikarenakan statusnya sebagai tukang sihir adalah: Joan di Prancis. Yang mana berats tahun kemudian dinobatkan sebagai orang yang suci. Selain Negara Eropa, Amerika pun tidak mau kalah dalam menghilangkan jejak para tukang sihir yang meresahkan tersebut. dimana Amerika Serikat mempunyai catatan pengadilan dan eksekusi mati terhadap tukang sihir di Salem pada tahun 1692 sampai dengan tahun 1759. Hal yang sama terjadi di Afrika Selatan. Walaupun mayoritas penduduknya masih percaya pada hal-hal yang berbau mistik, tapi pembantaian terhadap tukang sihir tidak dapat terelakkan. Dimana antara tahun 1994 sampai tahun 1996, lebih dari 200 orang tewas dibantai dan dibakar atas tuduhan mempraktikkan ilmu hitam. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Setali tiga uang dengan sejumlah negara di atas, di Indonesiapun terjadi tragedi pembantaian dukun santet , salah satunya terjadi di Kabupaten Banyuwangi dan sejumlah kota lain di Jawa Timur (1998 -2000). Dimana dari data Departemen Pertahanan mencatat sekitar 235 orang tewas akibat tragedi tersebut, 32 orang cedera berat dan 35 orang mengalami cedera ringan. Wallahu Aklam. oleh abdul hamid

kehebatan surat al baqarah

Dahsyatnya Suroh Albaqoroh unt Perlindungan, Mengusir jin, menyembuhkan Orang gila Setiap lafadz dari surat-surat dalam Al Qur’an mempunyai keutamaan jika dibaca dan diamalkan. Begitu pula dengan surat Al Baqarah. Berikut kami rangkumkan 3 keutamaan membaca surat Al Baqarah yang bisa kita petik. Namun sebelumnya simak dulu arti dari nama surat tersebut. Nama Al baqarah berarti sapi betina. Di dalam Qur’an surat Al Baqarah memang tercantum kisah yang menceritakan peristiwa perintah Allah SWT terhadap kaum Nabi Musa a.s supaya menyembelih seekor sapi betina. Awalnya perintah tersebut ringan saja, namun umat Nabi Musa mempersulit diri sendiri dengan banyak bertanya mengenai kriteria sapi betina tersebut. Maka dijelaskanlah oleh Nabi Musa a.s bahwa sapi betina yang harus disembelih tersebut mesti yang tidak tua dan tidak pula muda, akan tetapi umurnya pertengahan itu. Lalu warnanya kuning mulus yang dapat menyenangkan orang yang melihatnya. Sapi betina tersebut haruslah yang tidak ada cacatnya dan tidak pernah dipakai untuk membajak tanah. Dengan syarat-syarat yang memang mereka sendiri terus tanyakan, hampir-hampir umat Nabi Musa tidak mendapatinya. Akhirnya sebuah riwayat menyebutkan bahwa mereka menemukan sapi betina tersebut dimiliki oleh seorang anak yatim yang baru mau melepas sapinya dengan harga yang sangat tinggi. Dari peristiwa ini kita sudah bisa memetik pelajaran bahwa, jika ada perintah Nabi maka hendaklah kita bersegera melaksanakannya. Bukannya malah banyak tanya yang akhirnya diberatkan oleh Allah SWT melalui lisan Nabinya. Itulah sepenggal ringkasan nama surat Al Baqarah. Sedangkan 3 keutamaan Al Baqarah adalah sebagai berikut: 1. Al Baqarah Sebagai Perlindungan Sebuah hadist yang diterima dari Abu Hurairah dari Abu Mas’ud Al Anshari ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membaca dua surat terakhir dari Al Baqarah di malam hari, maka cukuplah baginya untuk melindungi (dari marabahaya).” (HR Bukhari-Muslim). Di dalam hadist lain Nabi SAW bersabda: “Apabila kamu merebahkan diri di pembaringan, maka bacalah Ayat Kursi. Karena dengan begitu malaikat Allah akan selalu menjagamu, dan syetan tidak akan mendekatimu sampai pagi.” (HR Bukhari). Dua hadist di atas kiranya sudah cukup menjelaskan tentang fungsi Qur’an surat Al Baqarah sebagai penjagaan. Membiasakan diri membaca dua ayat terakhirnya di malam hari dapat melindungi kita dari marabahaya. Sedangkan membaca Ayat Kursi (Qur’an surat Al Baqarah ayat ke 255) membuat kita mendapatkan penjagaan dari malaikat sehingga syetan pun tidak bisa mendekati kita hingga pagi hari. Sungguh dahsyat keutamaan yang dapat kita peroleh ini. Sebagaimana kita tahu malam hari adalah waktu dimana manusia tidak ada daya dan upaya untuk menjaga dirinya. Manusia lelap tertidur tanpa bisa menghindar jika ada marabahaya atau musibah yang sedang mengintai. Marabahaya yang bisa datang dari lingkungan fisik, maupun marabahaya dari lingkungan dunia ghaib (syetan). Allah SWT menjamin bahwa kita akan mendapat penjagaan dari bodyguard yang tidak pernah merasa lelah, tidak pernah merasa kantuk, dan tidak pernah pula lalai dari tugasnya yaitu penjagaan dari malaikat Allah. Siapa yang tidak mau dirinya dijaga oleh malaikat Allah SWT? Maka dari itu mari kita amalkan membaca dua ayat terakhir dari Qur’an surat Al Baqarah dan membaca Ayat Kursi sebelum tidur. 2. Al Baqarah Untuk Pengusir jin Selain menjaga kita, surat Al Baqarah juga dapat mengusir jin / syetan pengganggu yang berdiam diri di rumah kita. Jika jin /syetan pengganggu sudah lari dari rumah kita maka dengan kata lain, bukan hanya diri kita yang terjaga, namun suami dan anak-anak kita pun dapat terhindar dari gangguannya. Sebuah hadist dari Abu Hurairah menerangkan bahwa, Rasululllah SAW bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah laksana kuburan, karena seseungguhnya syetan akan lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al Baqarah” . (HR Muslim). Hadist serupa juga diterima dari jalur Abu Hurairah, dimana Rasulullah SAW bersabda: “Di dalam surat Al Baqarah ada ayat yang dinamakan penghulu ayat Al Qur’an, yakni Ayat Kursi. Tidaklah ayat itu dibaca di dalam rumah yang ada syetannya, kecuali syetan itu akan keluar darinya”. (HR Hakim). Rumah yang tidak dibaca Al Qur’an di dalamnya laksana kuburan yang penuh dengan kegelapan dan dijadikan tempat berkumpulnya para jin pengganggu. Sekarang ini fakta membuktikan banyak rumah yang mengganti bacaan Al Qur’an dengan alunan musik dan nyanyian yang melalaikan. Tentu saja jin akan semakin senang berada di dalamnya. Kondisi ini sudah diprediksi oleh Rasulullah SAW sehingga beliau bersabda: “Semoga aku tidak mendapatkan salah seorang dari kalian yang meletakkan salah satu kaki diatas kaki yang lain, sambil bernyanyi dan meninggalkan surat Al Baqarah tanpa membacanya. Sesungguhnya syetan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah (Al Qur’an)" . (HR Nasai). 3. Al Baqarah Orang gila Salah satu peran Al Qur’an adalah sebagai Syifa (penyembuh). Walaupun lebih menitikberatkan sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam hati, namun ternyata sakit mental pun dapat disembuhkan oleh Al Qur’an. Hal ini pernah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dengan meruqyah seseorang yang berpenyakit gila dengan membacakan beberapa ayat dari Al Qur’an yang diantaranya ada juga ayat-ayat dari Qur’an surat Al Baqarah. Salah seorang sahabat, yakni Ubay bin Ka’ab berkata: “Aku pernah bersama Rasulullah, lalu datanglah orang Badui dan berkata: ‘Wahai Nabi Allah, aku mempunyai saudara laki-laki yang sedang sakit’. Beliau berkata: “Apa sakitnya?” Dia menjawab: ‘Linglung (gila)’. Beliau bersabda: “Bawa dia kemari”. Lalu ia dibawa ke hadapan Rasulullah dan Rasulullah meruqyahnya dengan membaca Al Fatihah, 4 ayat pertama dari surat Al Baqarah, ayat 163-164, ayat Kursi, 3 ayat di akhir surat Al Baqarah, ayat 18 dari surat Ali Imran, ayat 54 dari surat Al ‘Araf, 4 ayat di akhir surat Al Mu’minun, 3 ayat dari surat Al Jin, 10 ayat di awal surat As Shaffat, 3 ayat di akhir surat Al hasyr, surat Al ikhlas, Al Mu’awwidzatain (Al Falaq dan An Nas). Lalu berdirilah laki-laki yang sakit tadi, seakan ia tidak mengalami sakit apa pun” . (HR Ahmad). Demikian 3 keutamaan surat Al baqarah yang dapat kita ambil manfaatnya. Namun demikian bukan berarti kita hanya membaca surat Al Baqarah dengan mengabaikan surat-surat lainnya. Bacalah keseluruhan Al Qur’an karena ia akan menjadi syafaat kelak di akhirat sana. oleh; abdul hamid