Sabtu, 31 Maret 2012

TIPS MEMBENTENGI HARTA DARI JIN PENCURI

     Tuyul sangat populer dalam masarakat Indonesia. sosok jin berbentuk anak kecil dengan kepala botak ini di percaya sering mencuri uang milik manusia.tentu si tuyul ini mencuri uang atau perhiasan bukan atas kemauannya sendiri tapi ada manusia  yang menjadi tuannya yang menyuruhnya melakukan itu. manusia yang ingin cepat kaya namun tidak mau bersusah payah untuk mendapatkan keinginannya itu.
     lalu bagaiman islam soal tuyul ini? dalam al qura'an maupun hadits tidak pernah menyebut tuyul namun islam mempercayai  bahwa bangsa jin bisa menjadi otak sekaligus pelaku sebuah pencurian yang menimpa manusia. ada banyak hadits yang mengisahkan tentang pencurian yang di lakukan jin. salah satu hadits itu akan saya cantumkan di sini.
     Ath-Thabrani meriwayatkan kisah ini dari Buraidah RA, ia berkata."ketika aku mendapat berita bahwa Muadz bin Jabal RA pernah menangkap setan saat Rosulullah masih hidup, akupun mendatanginya dan berkata 'aku mendapat berita bahwa engkau pernah menangkap setan pada saat Rosulullah masih hidup? ia menjawab 'benar, ketika itu aku di tugasi Rosulullah SAW  untuk mengumpulkan kurma hasil sedekah, lalu aku meletakannya di kamar pribadiku. namun setiap hari aku mendapati jumlah kurma itu semakin berkurang. maka aku segera mengadukan itu pada Rosulullah. mendengar itu beliau berkata 'itu pasti ulah setan, coba kamu intai dia'. pada malam harinya akupun melakukan pengintaian. saat malam merambat  sedikit, setan pencuri itu muncul dengan wujud seekor gajah. sesampai di pintu ia masuk melalui sela-sela pintu dengan wujud lain lalu ia menghampiri tumpukan korma, kemudian mengambilnya.
     melihat itu aku menarik baju panjangku lalu mengikatnya ke pinggang. sambil membaca sahadat serta berseru ' hai musuh Allah' setelah itu aku langsung meloncat  ke arah tumpukan kurma sedekah dan menangkapnya. aku kemudian berkata kepadanya 'orang-orang miskin lebih berhak atas kurma ini dari pada kamu. aku akan membawamu di hadapan Rosulullah sehingga beliau bisa membuatmu terhina'
     jin jelmaan itu kemudian memintaku agar tidak melakukan hal itu dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. aku pun melepaskannya.
setelah itu aku datang menghadap Rosulullah. beliau lantas bertanya 'apa yang di lakukan tawananmu? aku menjawab aku melepaskannya karena ia bersumpah tidak akan mengulangi perbuatannya lagi' beliau berkata 'ia pasti akan kembali lagi. awasilah ia'
     pada malam kedua aku mulai melakukan pengintaian. ternyata dia melakukan hal yang sama dengan sebelumnya dan akupun  melakukan hal yang sama pula terhadap dirinya. ketika itu dia bersumpah tidak akan kembali lagi, akupun akhirnya melepaskannya lagi. setelah itu aku kembali menghadap Rosulullah untuk melaporkannya. tiba-tiba juru panggil  nabi berseru ' mana Muadz?' setelah itu aku masuk menghadap. beliau berkata kepadaku. 'hai Mu'adz, apa gerangan yang di perbuat tawananmu?' aku lalu menceritakan apa yang terjadi pada beliau. mendengar itu beliaupun menukas 'ia pasti kembali lagi, awasilah ia'.
     pada malam ketiga aku melakukan pengintaian. layaknya malam-malam sebelumnya, hal yang samapun di lakukannya dan begitu pula aku. ketika dia hendak bersumpah lagi, aku berujar kepadanya ' hai musuh Allah, kamu telah berjanji kepadaku dua kali dan dua kali pula janjimu kau langgar. ini adalah yang ketiga kalinya, maka aku akan benar-benar membawamu ke hadapan Rosulullah agar beliau sendiri yang membuatmu terhina di depan umum"
     iapun berkata 'aku adalah setan yang memiliki anak dan istri. aku datang jauh-jauh dari Nashibain (nama sebuah kota yang menjadi penghubung antara mosul dan syria). jika aku bisa memperoleh makanan yang lain maka aku pasti tidak akan datang kemari. dulu kami tinggal di madinah ini, sampai teman kalian (nai Muhammad saw) di utus. begitu turun dua ayat kepadanya, kami langsung terusir dari sana hingga ahirnya kami terdampar di Nashibain. sungguh jika kedua ayat itu di baca tiga kali di dalam sebuah rumah, maka rumah itu tidak akan di masuki oleh setan. aku akan memberitahu kedua ayat tersebut jika engkau membiarkan aku pergi' aku lantas menjawab 'baik'. setelah itu ia berkata 'kedua ayat tersebut adalah ayat kursi dan penutup surat al baqoroh'. sebagaiman janjiku maka aku membiarkan ia pergi.
     selanjutnya aku datang menghadap Rosulullah untuk melaporkan peristiwa malam itu pada beliau. tiba-tiba juru panggil Rosulullah berseru ' mana Mu'adz bin Jabal? begitu aku menghadap, beliau langsung bertanya padaku 'apa yang di perbuat tawananmu?' aku menjawab 'ia bersumpah tidak akan datang lagi' aku lalu memberitahu beliau tentang perkataannya. mendengar itu Rosulullah menukas ' benar kata si setan keji itu, meskipun sesungguhnya ia adalah pembohong'
     sejak kejadian itu aku selalu membacakan kedua ayat tersebut pada timbunan kurma itu dan memang aku tidak lagi mendapati ada kurma yang kurang darinya.

    lalu bagiman cara kita menghadapi jin-jin pencuri yang di indonesia di sebut tuyul?
1. seperti petunjuk pada hadits di atas, bacakanlah ayat kursi dan ayat terahir surat albaqarah pada harta kita.
2. tutuplah pintu lemari, laci tempat kita menaruh harta tersebut dengan menyebut basmalah karena dalam hadits lain di sebutkan 'sesungguh nya setan tidak akan mampu membuka pintu yang di tutup dengan membaca basmallah'

Label:

Kamis, 29 Maret 2012

ORANG SAKTI

     Latifah memandangi anaknya dengan perasaan iba. anak itu terlahir tanpa kasih sayang bapaknya. bapaknya meninggal saat ia dalam kandungan. kini anak yang baru berumur  tiga tahun itu mengidap penyakit yang Latifah sendiri tidak tahu apa namanya.
     dari bulan ke bulan kepala anak itu terus membesar, melebihi ukuran normal. selama ini Latifah hanya memeriksakan anaknya ke puskesmas atau bidan desa tapi baik puskesmas atau bidan desa malah menyuruh membawa anaknya ke rumah sakit. Latifah bukan tidak mau membawa anaknya ke rumah sakit, apapun siap dia lakukan untuk kesembuhan anaknya tapi ke rumah sakitkan butuh biaya yang tidak sedikit. sebagai janda yang sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh cuci, untuk kebutuhan sehari-hari saja masih susah, dari mana untuk biaya rumah sakit yang pasti butuh biaya besar?
     tapi suatu hari datang seorang aparat desa yang membawa kabar gembira.
     "jadi begitu bu, dengan surat keterangan miskin dari kecamatan dan surat jamkesmas, anak ibu bisa di obati di rumah sakit secara cuma-cuma" ucap lebe Hasim di suatu sore saat berkunjung ke rumah latifah.
     "tapi bagaimana cara mendapatkan surat-surat itu? saya ini orang bodoh, tidak tahu cara mengurus yang begituan"
lebe Hasim tersenyum. di tatapnya wajah latifah yang bingung. wajah itu masih memperlihatkan tanda-tanda kecantikan. sebenarnya sudah puluhan laki-laki yang datang hendak melamar, bukan cuma duda, yang bujanganpun banyak tapi entah kenapa tak ada satupun yang ia terima.
     "biar saya yang mengurusnya tapi...ya ibu sekedar ngasih uang bensin saja" jawab lebe Hasim sambil tersenyum. senyum khas birokrat yang lagi nyari obyekan.
     "berapa pak lebe?"
     "lima puluh ribu bu"
     "tapi bener bisa berobat ke rumah sakit gratis?" tanya Latifah ragu
     "ya kalau surat-suratnya sudah lengkap gratis tapi datangnya ke rumah sakit pemerintah ya"
     "alhamdulillah" ucap Latifah penuh rasa sukur. ahirnya ada harapan juga untuk kesembuhan anaknya. tanpa perlu berpikir lama lagi di ambilnya uang lima puluh ribu, hasil tabungannya berbulan-bulan.
                                                                          ***

     Berbekal surat miskin dari kecamatan dan surat jamkesmas, Latifah membawa anaknya ke rumah sakit. terpaksa untuk ongkos pergi ke rumah sakit dia harus meminjam dari tetangga.
     di ruang pendaftaran suster yang sedang bertugas memandang Latifah dan anaknya dari ujung rambut sampai ujung kaki, seperti sedang menilai harga barang loak yang sedang di jual.
     "saya mau mengobati anak saya. ini saya bawa surat keterangan miskin dan jamkesmas"
suster itu hanya sekilas memandang surat-surat yang di tunjukan Latifah lalu mata angkuhnya kembali menatap wajah latifah dengan pandangan merendahkan.
     "maaf bu sudah tidak ada ruangan kosong"
     "katanya kalau bawa surat-surat ini bisa gratis?" ucap Latifah dengan lugunya. si suster cuma tersenyum sinis.
     "tidak ada ruangan yang kosong bu"
     "terus gimana ini mbak?"
si suster cuma angkat bahu.
     "jadi anak saya tidak bisa di obati di rumah sakit ini?" tanya Latifah masih penasaran
     "ya tidak bisa karena tidak ada ruangan yang kosong" jawab suster dengan ketus
dengan langkah gontai di tinggalkannya rumah sakit itu. sebelum keluar pintu gerbang rumah sakit, Latifah masih sempat melihat sebuah mobil sedan memasuki halaman rumah sakit. tanpa di tanya atau di data apapun oleh petugas piket, petugas-petugas rumah sakit menangani pasien itu dengan cekatan. Latifah mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menghilangkan rasa nyeri di dada melihat begitu sigapnya mereka melayani pasien orang kaya. andai tahu akan begini jadinya tak akan mau ia mengurus surat-surat itu. uang lima puluh ribu bisa untuk makan seminggu dengan anaknya. kini uang lima puluh ribu hilang, anaknya tak bisa di rawat di rumah sakit dan malah ia punya hutang yang ia pake untuk transport ke rumah sakit.
     seiring waktu yang berjalan kepala anak Latifah makin membesar tidak serasi lagi dengan tubuhnya. Latifah sangat sedih. anak itu adalah buah cintanya dengan almarhum suaminya. selama ini anak itulah yang menemani hari-harinya. yang menghiburnya di kala sedih. yang memompa semangatnya di kala putus asa oleh derita yang tiada henti menimpa tapi tak ada lagi yang bisa ia lakukan. satu dua orang pinter, tabib atau dukun pernah di panggil namun tak ada perubahan apapun pada anaknya. kepalanya tetap membesar seiring waktu yang berjalan.
     di suatu siang, setelah menyelesaikan pekerjaannya mencuci pakaian sebuah keluarga, Latifah pulang sambil melamun. siang dan malam dia memang selalu memikirkan keadaan anaknya.
     DUG. tubuhnya menabrak seseorang.
     "maaf...maaf" ucap Latifah berkali-kali tapi lelaki di depannya malah tersenyum
     "tidak apa-apa bu. sepertinya ibu sedang punya masalah? maaf lho bu, bukannya saya ingin tahu urusan orang lain" jawab lelaki itu
     "tidak pak. saya tidak sedang memikirkan apa-apa" elak Latifah. lelaki itu tersenyum.
     "orang-orang di daerah saya menganggap saya ini orang sakti. mungkin karena saya bisa mengetahui hati dan pikiran orang lain jadi ibu tidak usah berpura-pura" ucap lelaki itu lembut. mendengar pengakuan orang itu kalau dia orang sakti, ada secercah harapan di hati Latifah. ya siapa tahu orang ini bisa mengobati anaknya.
     "benarkan ibu sedang ada masalah dan sepertinya sudah lama ibu menanggung masalah itu?"
mendapat pertanyaan seperti itu membuat latifah makin yakin kalau orang di depannya benar-benar sakti.
     "benar pak. sudah lama anak saya sakit" ucap latifah ahirnya
     "sakitnya apa bu?"
     "kepala anak saya terus membesar"
     "oh ya kenalkan dulu, nama saya Badrun. bagaimana kalau kita ke rumah ibu biar saya bisa melihat keadaan anak ibu?"
seperti mendapat durian runtuh, latifah dengan senang hati mengajak orang yang baru di kenalnya ke rumahnya.
     Badrun memperhatikan anak latifah yang sedang tidur. kepala anak itu memang terlalau besar melebihi ukuran badannya.
     "bagaimana pak, apa bisa di obati?" tanya latifah penuh harap
     "bisa bu, hanya mungkin perlu waktu yang agak lama. kalau ibu mau, saya akan obati anak ibu. dalam waktu satu minggu pasti anak ibu sudah sembuh" ucap Badrun mantap
     "tapi masalah biaya bagaimana pak? terusterang saya tidak punya uang.
Badrun termenung sesaat. matanya menatap Latifah dari ujung rambut sampai ujung kaki
     "ibu tidak usah bayar. cuma ada sarat yang harus ibu penuhi"
     "sarat apa pak?"
     "tiap saya akan mengobati anak ibu, kita harus berhubungan badan"
bagai di sambar petir, Latifah tersentak. bukan kali ini, sudah banyak lelaki iseng yang mengajaknya tidur tentu dengan iming-iming uang yang banyak tapi selalu dia tolak dengan tegas. lebih baik mati kelaparan dari pada membiarkan tubuhnya di nikmati lelaki yang bukan suaminya dan orang sakti ini meminta imbalan tubuhnya untuk mengobati anaknya. kalau hanya memikirkan diri sendiri jelas dia akan menolak mentah-mentah keinginan lelaki sakti itu tapi bagaimana dengan penyakit anaknya? apakah memang sudah saatnya ia berkorban apapun, termasuk harga dirinya untuk kesembuhan sang anak?
     "bagaiman bu?"
dengan berat hati latifah mengangguk. dan siang itu, di rumahnya sendiri dia melayani lelaki yang bukan suaminya. setiap ada perasaan jijik di buangnya jauh-jauh, semua demi kesembuhan sang anak.
     karena hampir setiap hari lelaki itu datang ke rumah Latifah, lama-lama warga curiga. mereka pikir lelaki itu pacar latifah dan kalau seorang janda pacaran dengan lelaki dewasa di rumah yang sepi pasti berbuat mesum, itu pikiran warga. maka ketika lelaki itu untuk kesekian kalinya datang, diam-diam warga mengintai. satu orang malah di tugaskan mengintip agar tahu apa yang mereka lakukan dalam rumah. lalu ketika warga yang mengintip melihat pasangan itu sedang berhubungan badan, dia memberi kode pada warga yang sedang menunggu aba-abanya.
     seperti anak panah yang meluncur dari busurnya, warga yang sudah mendapat kode segera berhamburan mengepung rumah latifah. beberapa pemuda yang sudah tak sabar mendobrak pintu masuk.
     kedua pasangan yang sedang berbugil ria itupun di arak ke kantor kepala desa. Latifah hanya bisa menangis, menahan rasa malu yang teramat sangat.
beberapa penduduk bersikeras menghukum pasangan itu dengan cara mereka sendiri. untunglah sebelum warga bertindak, polisi yang di hubungi segera datang lalu membawa pasangan itu ke kantor polisi.
betapa malu, kecewa, terhina dan marah bercampur baur di hati latifah saat lelaki sakti itu mengaku di depan polisi kalau sebenarnya ia tidak bisa apa-apa.

*cerita di atas sama persis dengan sebuah berita yang pernah di publikasikan sebuah koran ibukota. namun karena saya tidak memiliki kliping berita tersebut, isi berita itu saya gubah menjadi sebuah cerpen. semoga bermanfaat.

Label:

Rabu, 28 Maret 2012

LELAKI BERCINCIN BATU AKIK

     Siang ini matahari bersinar penuh dendam dan matahari berhasil memprovokasi angin agar tak bertiup, membuat manusia-manusia tersiksa seperti di neraka. satu dua orang tak sabar mengutuk matahari kepada orang di sampingnya padahal mereka belum saling kenal tapi mereka seperti satu kata satu rasa; matahari bersinar dengan keterlaluan.
     tapi bagi pedagang-pedagang es, matahari siang ini adalah pahlawan yang membuat dagangan mereka laris manis. lihatlah aku, ketika turun daru bus di stasiun kota, aku sudah membeli es cendol yang langsung habis ku minum dengan dua tiga kali tegukan. sekarang setelah menunggu setengah jam kereta ke bogor yang belum juga datang aku kembali membeli es cendol yang membuat penjualnya tersenyum kegirangan.
     setelah hampir satu jam menunggu ahirnya kereta dari Bogor datang juga. kereta belum benar-benar berhenti tapi beberapa calon penumpang yang sudah jenuh menunggu melompat ke dalam kereta. tujuan mereka tentu agar mendapat tempat duduk. dan setelah begitu susahnya mereka mendapatkan tempat duduk, tidak mungkin mereka menyerahkan ke orang lain andai ada ibu-ibu hamil atau nenek-nenek berdiri di depan mereka sekalipun!
     setelah kereta berhenti dengan sempurna giliran calon penumpang lain berebut naik padahal di saat yang sama penumpang di dalam kereta hendak turun. bertabrakanlah dua arus manusia yang punya tujuan berbeda. yang satu ingin turun dan melanjutkan peerjalanannya, yang lain ingin buru-buru masuk, mencari tempat duduk. saling dorong, tubruk,sikut, injak dan para pencopetlah yang kegirangan.
     ahirnya aku dapat tempat duduk juga setelah mencari dari satu gerbong ke gerbong lain. dan untunglah sepuluh menit kemudian kereta berangkat juga, kembali ke Bogor. ku beli koran untuk menghilangkan .kejenuhan.
     kereta berhenti sebentar di stasiun Pangeran jaya karta. tak banyak penumpang yang naik lalu kereta kembali bergerak. seorang bapak yang sudah cukup tua celingukan mencari tempat duduk kosong tapi setelah yakin tak ada tempat duduk kosong bapak itu meletakan tas lusuhnya di bawah. di jepit dengan kedua kakinya. mungkin takut ketinggalan kalau di taruh di atas.
     kereta berjalan tak stabil. kadang menghentak ke kanan kadang ke kiri. dengan susah payah bapak itu berpegangan pada besi penyangga. kasihan juga melihatnya. aku masih muda. sudah tiga tahun pulang pergi naik kereta. tanpa berpegangan dengan apapun aku bisa berdiri tanpa terhempas ketika kereta bergoncang.
     Aku sudah bangun hendak memberikan tempat dudukku pada bapak itu tapi setelah melihat jari-jari tangannya yang memegang erat besi penyangga penuh dengan cincin batu akik, aku kembali duduk lagi. penumpang lain paling mengira aku salah menebak stasiun. di kiranya stasiun di depan adalah stasiun pemberhentianku.
     Aku benci pada cincin batu akik. cincin itu mengingatkanku pada Bapak. bapak yang tergila-gila pada cincin batu akik sampai kebutuhan sekolahku dulu di nomor sekiankan.
     mulanya Bapak bukan pengagum cincin batu akik. bahkan bapak tak memiliki satupun cincin seperti itu tapi ketika pembeli di kiosnya makin sedikit Bapak mengeluhkan itu pada paman dan paman memberi bapak cincin sulaiman madu. kata paman cincin itu bisa mengundang orang untuk membeli di kios bapak walau sebelumnya sudah berlangganan di tempat lain.
     selain memakai cincin sulaiman madu, bapak rajin bertanya pada orang. bahkan orang yang baru di kenalpun, tapi tiap hari lewat di kios bapak, di mintai pendapat kenapa kini dagangannya sepi. dari informasi yang di dapat ahirnya bapak tahu, tak jauh dari kiosnya ada kios baru yang menjual barang seperti yang bapak jual dengan harga lebih murah. bapak pun banting harga. mengambil keuntungan sekecil mungkin asal modal terus berputar. stok barang juga di perlengkap. pelanggan-pelanggan lama di hubungi dan di beritahu kalau harga barang yang biasa mereka beli kini turun. ahirnya sedikit demi sedikit pelanggan-pelanggan bapak kembali berdatangan. bahkan makin banyak wajah-wajah baru yang jadi pelanggan. kini kios bapak lebih rame dari sebelumnya. bapak makin percaya dengan cincin sulaiman madu. tiap hari cincin itu di semprotkan minyak wangi. kalau mau ke wc baru cincin itu di lepas.
     setelah berhenti beberapa kali di beberapa stasiun, kereta makin penuh. tak ada ruang kosong sekedar untuk bergerak. lelaki tua itu makin terjepit oleh penumpang lain. makin banyak keringat menetes dari wajahnya. jelas sekali ia sudah sangat lelah. aku benar-benar kasihan padanya dan benar-benar hendak memberikan tempat dudukku pada lelaki tua itu andai saja di jari-jarinya tidak ada cincin batu akik.
     makin lama bapakku makin yakin kalau cincin batu sulaiman madu bisa mendatangkan pembeli yang berarti mendatangkan rizki dan buntutnya bapak tidak merasakan puas hanya dengan satu cincin. bapak butuh cincin lain. cincin yang akan membuatnya terlihat berwibawa dan di segani banyak orang. bapakpun kembali mendatangi paman.
     paman mengenalkan bapak pada cincin batu mirah delima. kata paman semua raja-raja zaman dulu memiliki cincin itu. karena siapapun yang memiliki cincin itu akan terlihat berwibawa. orang yang berniat jahat tiba-tiba gentar.. orang yang punya rasa benci tiba-tiba jadi kagum dan sayang. tapi kali ini paman tidak memberikan cincin itu secara gratis. harus dengan mahar satu juta rupiah. dan dengan tanpa beban bapak membayar mahar cincin itu. padahal dua hari lalu bapak menolak rengekanku yang minta di belikan komputer bekas untuk mempermudah tugas pembuatan skripsiku. aku makin benci.
     Aku kembali memperhatikan lelaki tua itu. ah bukan wajahnya yang ku lihat tapi cincin-cincin di jari-jarinya. di jari kanannya ada tiga cincin dan di jari kirinya ada dua cincin. semua cincin itu memiliki warna yang berbeda. aku tak tahu nama dan kelebihan tiap cincin yang di pakai lelaki itu. andai paman di sini pasti lelaki itu akan menjadi teman bicara yang menyenangkan bagi paman.
     tak terasa kereta sudah hendak memasuki stasiun cilebut. penumpang sudah mulai jarang walau tetap saja tak ada bangku yang kosong. aku segera bersiap untuk turun. ternyata lelaki itu hendak turun juga. kami berdiri berdampingan  di depan pintu kereta.
     "mau turun di sini dik?"
sapaan lembut lelaki itu membuatku tersentak. senyumnya begitu tulus. tak ada dendam dan kebencian sedikitpun walau hampir satu jam setengah berdiri di kereta dan tak ku berikan tempat dudukku padanya. aku mengangguk sambil memberikan senyum terbaikku. sungguh aku menyesal. mestinya tak ku musuhi dia hanya karena di jari-jarinya ada cincin batu akik.

Label:

Senin, 26 Maret 2012

PEWARIS MAKAM KERAMAT

     Maghrib baru saja tiba ketika Abah selesai melayani pengunjung terahir makam keramat Pangeran samber nyawa.
keluhan pengunjung terahir itu adalah orang tuanya tidak merestui hubungan dia dengan pacarnya. oleh Abah pengunjung itu di suruh berdo'a di depan makam Pangeran samber nyawa. setelah itu barulah membasuh wajahnya dengan air gentong yang tersedia di samping makam. para pengunjung mempercayai setelah berdo'a dan membasuh wajah dengan air makam semua keinginan mereka akan terkabul dan sebelum pulang setiap pengunjung termasuk pengunjung terahir ini akan memberikan uang pada Abah dalam amplop tertutup. biasanya berisi dua puluh sampai lima puluh ribu.
     kalau hari-hari biasa pengunjung makam itu paling lima sampai sepuluh orang perhari. sedang kalau hari-hari besar islam seperti maulid nabi atau saat kamis sore di malam jum'at kliwon pengunjungnya bisa mencapai lima puluh orang lebih. bisa di bayangkan berapa pendapatan Abah hanya dari mengurusi makam Pangeran samber nyawa.
makam itu sendiri ada di kaki bukit, di tanah milik kakek moyang kami yang tak produktif. makam itu sudah ada sejak aku kecil. pernah aku bertanya sebenarnya itu makam siapa tapi Abah bilang 'pada saatnya nanti kamu akan tahu semua karena kamulah pewaris makam keramat itu'. memang dari ketujuh anak Abah, selain akulah anak pertama juga akulah satu-satunya anak lelaki Abah. ke enam adikku perempuan semua.
     kini usia Abah sudah makin sepuh, tak sanggup lagi melayani pengunjung makam walau yang di lakukannya cuma duduk di makam itu seharian.
Abah mengatakan sudah saatnya aku menggantikan beliau menjadi juru kunci makam Pangeran samber nyawa. namun ternyata ada banyak ujian yang akan Abah berikan sebelum aku resmi menggantikan beliau.
     Aku duduk bersila di kamar khusus Abah. kamar tempat beliau sering tirakat dan kadang juga puasa patigeni.
     "sebelum kamu menjadi juru kunci makam Pangeran samber nyawa Abah akan memberimu tugas sekaligus ujian. ujian dan tugas itu akan Abah nilai selama satu bulan. jika lulus kamu bisa langsung menggantikan Abah tapi jika gagal kamu harus mengulang lagi"
Abah terbatuk beberapa kali. walau penasaran dengan tugas dan ujian seperti apa yang akan Abah berikan tapi aku tidak bertanya dan lebih suka menunggu Abah menjelaskannya sendiri. karena biasanya Abah memang tidak suka kalau pembicaraannya di potong.
     "Anakku. sikap dan penampilan seseorang itu akan sangat mempengaruhi penilaian orang tentang kita. kita di segani atau di remehkan berawal dari sikap dan penampilan kita".
Abah kembali terbatuk. ku sodorkan air minum di depan Abah tapi beliau menolaknya.
     "karena itu mulai sekarang jaga sikap dan penampilanmu. dan mulai sekarang kamu harus selalu memakai pakaian serba hitam untuk mendatangkan wibawa. tak perdulil di rumah atau di luar rumah. yang kedua jika di depan umum atau dengan orang lain kamu tidak boleh banyak bicara apalagi bercanda dan tertawa.bicara seperlunya saja.dalam diam itu ada kewibawaan. ada kemisteriusan. dalam sebulan ini Abah akan melihat sikapmu. jika lulus maka kamu bisa langsung menggantikan Abah tapi jika gagal kamu harus mengulang lagi."
     Dan sejak itu akupun selalu memakai baju dan celana warna hitam. pakaian selain warna hitam telah ku berikan pada teman dan tetangga. sebelumnya aku sendiri hanya memiliki satu stel pakaian warna hitam, Abah lah yang kemudian membelikanku banyak baju dan celana warna hitam.
     sikapku sendiri sekarang benar-benar ku jaga. jika sedang berkumpul dengan teman dan tetangga aku lebih banyak diam dan kalau ada yang mengeluarkan banyolan aku paling cuma tersenyum kecil.
mulanya sikapku ini menimbulkan pertanyaan di kalangan tetangga dan teman namun entah tahu dari mana mereka akhirnya mengerti juga kalau aku bakal menggantikan Abah menjadi juru kunci makam pangeran samber nyawa. kini sikap mereka justru makin segan dan hormat padaku.
     Tak terasa satu bulan berlalu. di malam jum'at kliwon, setelah sholat isa Abah menyuruhku menemuinya di kamar khusus beliau. hatiku deg-degan. Abah akan memutuskan apakah aku lulus ujian dan layak menggantikan Abah atau harus mengulang lagi.
     "kamu telah lulus menjalani tugas dan ujian yang Abah berikan. untuk selanjutnya kamu harus bisa menjaga sikapmu seperti itu terus. mulai besok kamu sudah mulai menjadi juru kunci makam Pangeran samber nyawa"
Aku menarik nafas lega. sukurlah aku tak perlu mengulang lagi karena Abah menyatakan aku lulus.
     "satu lagi anakku. Abah akan menceritakan rahasia makam itu. kamu harus bisa menjaga rahasia ini dengan sepenuh jiwa ragamu"
Abah kembali terbatuk. aku menunggu dengan berdebar-debar. sudah lama aku ingin tahu rahasia makam itu.
     "dulu buyut kita adalah salah satu prajurit Pangeran samber nyawa yang berjuang melawan penjajang belanda. saat pangeran samber nyawa terbunuh prajuritnyapun kocar kacir melarikan diri ke tempat yang berbeda-beda dan kakek buyutmu melarikan diri ke tempat ini sampai kemudian menikah dan beranak pinak. kakek buyut kita agaknya masih sering teringat junjungannya Pangeran samber nyawa. tapi mau ziarah tak tahu makam pangeran samber nyawa ada di mana. karena itu kakek buyut kita membuat sebuah makam. nisan makam itu di tulis nama Pangeran samber nyawa. saat kakek buyut kangen dengan junjungannya iapun ke makam itu dan berdoa untuk arwah pangeran samber nyawa.setelah satu dua generasi meninggal, penduduk sinipun hanya tahu kalau itu makam pangeran samber nyawa"
     "jadi sebenarnya di makam itu tidak ada jasad siapapun yang di kubur?"
     "betul dan ini rahasia yang harus kamu jaga"
Aku mendesah panjang. 'itukah jawaban logis kenapa makam  Jaka tarub dan tokoh-tokoh lain memiliki lebih dari satu makam?'

Label:

Sabtu, 24 Maret 2012

SETAN PENYEBAB KEBAKARAN

     Hampir setiap hari kita menyaksikan atau membaca berita kebakaran di media massa dan kebanyakan penyebab kebakaran itu adalah korsleting listrik.
saya ingin membahas soal kebakaran itu dari sisi supranatural.
dalam sebuah hadits yang di riwayatkan Abu Daud nabi bersabda; "ketika kalian berangkat tidur, matikanlah lampu-lampu kalian. sesungguhnya setan akan menuntun hewan (tikus) ini menuju lampu ini kemudian membakar kalian".
     konteks hadits ini sepertinya untuk zaman dulu di mana masarakat masih menggunakan api yang bersumber dari lampu minyak sebagai penerang. lalu bagaimana dengan zaman sekarang di mana lampu minyak tidak lagi di gunakan? (kecuali saat mati lampu atau daerah yang belum teraliri listrik).
menurut saya tidak ada bedanya karena bisa saja setan membimbing atau menguasai tubuh tikus untuk menggigit kabel-kabel listrik di dalam rumah kita sehingga kabel min dan plus tidak lagi memiliki selubung (pengaman) dan kabel yang telanjang itu kemudian saling menempel hingga menimbulkan korsleting listrik.
saya sendiri beberapa waktu lalu mendapati banyak kabel di rumah yang di gigit tikus hingga ada kabel yang putus namun anehnya lebih banyak yang tidak putus hanya selubung (pengamannya) saja yang tidak ada.
     lalu apa solusinya untuk menghindari terjadinya kebakaran yang di sebabkan setan?
seperti petunjuk hadits di atas kita harus mematikan lampu sebelum tidur. selain itu tidak ada salahnya kita mencoba mengusir setan-setan di rumah kita dengan cara yang sudah di ajarkan agama di antaranya sering-sering membacakan surat al baqoroh di dalam rumah kita.

Label:

MATA BATIN

     Setelah selesai mewiridkan amalan rutinku, aku berdiri, seperti biasa agak sempoyongan karena kaki kesemutan. duduk bersila satu jam memang membuat peredaran darah di kakiku tak lancar hingga menimbulkan kesemutan. ya apa boleh buat, aku memiliki banyak ilmu yang harus ku wiridi tiap malamnya agar ilmu itu tidak hilang.
di antara ilmu yang ku miliki ada ilmu kulhu geni, sebuah ilmu pukulan yang bisa merobohkan lawan hanya dengan sekali pukul. untuk ilmu ini aku harus membaca surat al ihlas (kulhu) seratus kali tiap hari. ada juga ilmu daden (hikmah), sebuah ilmu yang membuat aku bisa menjadi apa saja tanpa harus belajar. contoh jika aku ingin memperagakan kungfu, aku tinggal menarik nafas dalam-dalam lalu membaca sholawat,setelah itu tinggal mengucap 'aku ingin kungfu' lalu tubuhku pun akan memperagakan gerakan-gerakan kungfu tanpa aku sadar. untuk ilmu ini juga ada wirid yang harus ku baca sampai ratusan kali tiap hari. selain itu aku juga punya beberapa ilmu pengasihan seperti semar mesem dan mahabah yusuf.
     Aku melangkah ke teras dengan tangan berpegangan pada dinding rumah pamanku. ya sejak kemarin aku memang berkunjung dan menginap di rumah pamanku di kota lain.
     "nonton pengobatan gratis yuk?" ucap Irwan, sepupuku, saat aku baru saja duduk di sebuah kursi
     "pengobatan gratis apa?" tanyaku tak berminat
     "katanya ada sekelompok orang sakti yang bisa mengobati segala penyakit"
mendengar kalimat orang sakti aku tersentak. aku memang menggilai hal-hal supranatural
     "masa sih, ayo kita nonton" jawabku penuh semangat.

     Setelah melihat langsung pengobatan yang di lakukan sekelompok orang sakti itu aku merasa ilmu yang ku miliki belum ada apa-apanya di banding mereka.
bagaimana tidak, mereka terutama ketua rombongan itu bisa mengobati orang yang lumpuh hanya dengan beberapa kali usapan di kaki penderita dan sekejap kemudian orang yang tadinya datang dengan kursi roda itu bukan hanya bisa berjalan tapi bisa berlari!
     Dan lebih hebat lagi ketua rombongan itu juga memiliki mata batin yang begitu tajam. dengan mata tertutup dan malah membelakangi pengunjung, ia bisa menebak dengan tepat warna pakaian, sepatu, tas atau apapun yang di pakai pengunjung.
     melihat semua itu timbul keinginan di hatiku untuk menuntut ilmu pada orang itu. setelah pertunjukan selesai dan semua pengunjung yang membeli air mantra yang di jual rombongan itu, padahal sebelumnya mereka mengatakan ini acara pengobatan gratis, telah pergi akupun mendekati ketua rombongan itu.
     "saya sangat kagum dengan kesaktian yang bapak miliki. kalau boleh saya ingin bergabung dengan grup bapak dan menuntut ilmu pada bapak" ucapku di depan ketua rombongan itu. sebelumnya sepupuku telah ku minta pulang terlebih dahulu. ketua rombongan itu menatapku lalu terdiam beberapa saat. agaknya ia sedang berpikir
     "kebetulan kami memang sedang kekurangan orang. dua orang anggota kami telah keluar. tapi apa kamu yakin ingin bergabung?"
     "ya saya mantap ingin bergabung dan menuntut ilmu kesaktian pada bapak" jawabku yakin
     "tapi kamu harus tinggal bersama kami dan mengikuti kegiatan kami berkeliling ke daerah-daerah lain"
lagi-lagi aku mengangguk pasti. aku memang keranjingan ilmu-ilmu kesaktian. apapun siap ku lakukan untuk mendapatkan ilmu kesaktian yang ku inginkan dan kesaktian ketua rombongan ini begitu mempesonaku, menyembuhkan orang lumpuh dengan sekejap mata dan memiliki mata batin yang tajam.
    
     Dua hari setelah tinggal dengan rombongan orang sakti ini aku di beri secarik kertas oleh ketua rombongan yang baru ku tahu panggilannya Abah. Abah menyuruhku menghapal tulisan yang ada di kertas itu. aku yakin tulisan itu berisi mantra atau do'a, mungkin mantra untuk mempertajam mata batin karena dari kemarin aku merengek untuk di ajari ilmu mata batin.
     dengan semangat ku terima kertas itu namun aku tercengang saat membaca tulisan yang harus ku hapal itu.
mas; merah
Abang; hitam
Bapak; kuning
Om; putih
Cowok; hijau
AA; ungu
Ganteng; oren
Tampan; biru

Mbak; merah
Nona; hitam
Cantik; kuning
Ibu; putih
Cewek; hijau
Kakak; ungu
Manis; oren
Tante; biru

     "ini untuk apa Bah?" tanyaku tak mengerti. yang jelas ini bukan doa atau mantra tapi semacam rumus atau kode. lelaki yang ku panggil Abah itu tersenyum penuh arti.
     "begini, nanti kalau aku sudah menutup mata dan berdiri membelakangi pengunjung, kamu lihat pengunjung. kalau ada pengunjung laki-laki  yang memakai sesuatu yang berwarna  merah, entah itu topi, baju, tas atau sepatunya maka kamu tinggal bertanya padaku 'Abah topi yang di pakai Mas ini warnanya apa?'
kalau memakai sepatu warna hitam berarti pertanyaannya 'Abah sepatu Abang ini warnanya apa?'
sedang kalau yang mau di tebak pengunjung wanita maka yang kamu pakai kode ini" ucap Abah menunjuk kolom tulisan yang di bawah.
     "kalau ada wanita yang memakai tas, pita atau baju warna merah maka pertanyaan kamu 'Abah, tas Mbak ini warnanya apa?
kalau sepatunya warna hitam pertanyaannya 'Abah, sepatu nona ini warna apa?"
mendengar penjelasan Abah aku tersentak. jadi lelaki ini sebenarnya tidak memiliki ilmu mata batin. dia hanya menghapal kode yang telah mereka sepakati.
Aku kecewa. sangat kecewa. namun ada satu hal lagi yang harus ku tanyakan agar semuanya benar-benar jelas.
     "lalu bagaimana dengan orang lumpuh yang sekali usap bisa sembuh, Bah?"
     "itu teman kita juga yang kita tugaskan menyamar jadi pengunjung. kalau untuk tugas ini orangnya harus sering gonta ganti, takut ada pengunjung yang sudah pernah melihat pertunjukan kita di tempat lain"
Aku tak bisa berkata apa-apa. tiba-tiba saja aku merasa sia-sia telah melakukan ritual-ritual yang begitu berat seperti puasa mutih, puasa pati geni dan wirid ratusan bahkan ribuan kali. Abah dan kelompoknya tak pernah melakukan ritual seberat itu tapi 'kehebatan' mereka mendapat banyak pujian penonton dan mendatangkan banyak uang!

Label:

Kamis, 22 Maret 2012

BATU MERAH DELIMA

     Hujan turun dari langi. menyisakan genangan-genangan air di jalan. sebenarnya bisa saja aku pulang, setelah selesai sholat berjamaah, toh rumahku hanya beberapa meter dari masjid tapi rasanya duduk-duduk di  teras masjid, memandang tetesan-tetesan air hujan, lalu pikiran melayang ke mana-mana, tentang masa kecil di desa, padahal usiaku kini 45 tahun atau sekedar mengenang kenangan-kenangan indah, sungguh mengasikan. semoga tak ada orang iseng, bahkan yang sudah mengenal aku sekalipun  yang mengajak ngobrol.
     "hujan lagi ya pak?"
ah ternyata do'aku tak terkabul. padahal aku baru saja menghadap Tuhan lewat sholat ashar. terpaksa aku mengangguk. memaksakan sepotong senyum keluar. semoga ini senyuman terburuk yang ku punya agar orang ini, siapapun dia karena aku baru melihat wajahnya segera pergi tapi lagi-lagi harapanku tak terkabul. mungkin dosa ini terlalu banyak hingga keinginan tuk sekedar sendiri saat inipun tak terkabulkan. buktinya lelaki itu dengan santainya duduk di sampingku. mungkin orang seperti ini perlu di beri kemampuan ilmu jiwa agar ia tahu aku lagi ingin sendiri tanpa harus memasang muka masam apalagi pindah duduk ke tempat lain. beruntunglah orang ini hidup di indonesia. kalau di luar negeri orang dalam posisi sepertiku akan berkata 'bisakah anda membiarkan saya sendiri?'
     "Bapak orang sini?"
lagi-lagi aku harus mengangguk.
kembali mataku menatap tetesan air yang turun ke bumi. dulu waktu masih kecil. waktu masih tinggal di desa di daerah Brebes sana, aku dan teman-temanku suka mandi air hujan, kadang mengejar burung tekukur yang kedinginan di sawah.
     laki-laki itu kembali mengajakku ngobrol. awalnya memberi tahu namanya, menanyakan namaku lalu setelah di dahului obrolan ringan tak tentu arah, dia mengungkapkan kesulitan yang sedang dia hadapi. dia mengaku kehilangan dompet beserta semua uang di dompet itu. pasti orang ini lagi bingung sekali. bagaimana dia bisa melanjutkan perjalanan kalau sudah tak memegang uang. aku baru berpikir untuk memberinya uang ketika dengan terbata-bata dia mengungkapkan pikirannya.
     "..jadi kalau bisa dan kalau bapak percaya saya ingin meminjam uang dua puluh ribu buat ongkos. lusa saya kesini lagi untuk mengembalikan uang bapak"
dari wajahnya jelas sekali begitu malu lelaki itu mengeluarkan kalimat tadi. ku keluarkan dua lembar puluhan ribu dan ku sodorkan pada lelaki itu.
     "Bapak ambil saja uang ini. tidak usah meminjam. saya ihlas memberinya untuk bapak"
     "terimakasih pak tapi saya tetap ingin ini sebagai pinjaman dan sekedar sebagai jaminan, tolong bapak simpan ini"
sebuah batu kecil, seperti batu akik berwarna merah di sodorkannya kepadaku. sungguh aku awam tentang batu-batuan juga tak percaya sedikitpun kalau batu-batu seperti itu memiliki khodam atau tuah.
     "ini batu merah delima yang melegenda itu pak. mungkin bapak sudah tahu kalau batu merah delima di pasaran bisa berharga jutaan rupiah"
Aku cuma diam. bahkan ketika lelaki itu dengan semangat menceritakan sejarah dan kehebatan yang sepektakuler dari batu itu.
    "tolong bapak simpan baik-baik batu merah delima ini. lusa saya akan kesini lagi untuk mengembalikan uang bapak yang saya pinjam dan mengambil batu merah delima ini"
lelaki itu pergi meninggalkan batu berwarnah merah di hadapanku. ku ambil batu itu tanpa sedikitpun timbul rasa kekaguman pada batu itu.
     hujan telah benar-benar reda. aku bangkit hendak pulang ke rumah ketika seorang lelaki menepuk bahuku sambil mengucap salam. ku jawab salam lelaki itu dan ku jabat tangannya yang ia sodorkan.
     "maaf pak boleh ngobrol sebentar?"
aku mengerutkan kening. dia pasti bukan orang sini. penampilannya parlente, seperti seorang bos. walau tak tahu apa yang  di inginkan lelaki ini aku duduk juga
     "yang ngobrol sama bapak tadi teman bapak?"
     "oh bukan. kami baru saling kenal. ada apa?"
     "maaf saya tadi sempat melihat batu yang ada di depan bapak. boleh liat sebentar batunya pak?"
lagi-lagi aku mengerutkan kening tapi ku perlihatkan juga batu tadi. orang itu memperhatikan dengan seksama batu itu. sepertinya tak ada satu incipun yang lewat dari pengamatannya.
     "subhanallah ini  batu merah delima asli pak. sudah sejak lama saya mencari-cari batu seperti ini pak"
mimik lelaki di depanku penuh kekaguman, sorot matanya seperti melihat sebuah keindahan yang belum ada di bumi ini.
     "saya berani membeli batu merah delima ini tiga juta, kontan pak"
     "tapi..."
     "ok. tiga setengah juta" ucap lelaki itu mengira harga yang ia tawarkan kurang tinggi
     "bukan soal harga pak tapi batu ini bukan milik saya. saya cuma di titipi orang yang tadi bapak lihat ngobrol dengan saya. dia yang memiliki batu ini"
orang itu berpikir sejenak
     "kapan dia mau ngambil batu ini lagi?"
     "katanya lusa pak"
orang itu berpikir lagi
     "wah lusa saya tidak ada waktu. besok harus ke Jepang" gumam lirihnya terdengar olehku. entah di sengaja atau tidak
     "ok begini saja pak. saya akan membeli batu merah delima itu empat juta dari bapak. bapak bujuk saja orang itu agar mau menjual batu itu ke bapak. terserah bapak mau bayarin batu itu berapa, tentu di bawah empat juta biar bapak dapat untung dan ini saya tinggalkan uang tiga ratus ribu sebagai uang muka"
     "kalau pemiliknya tidak mau menjual batu ini pada saya?"
     "tiga hari lagi saya akan kesini untuk mengambil ung muka itu tapi kalau bapak berhasil saya tinggal membayar tiga juta tujuh ratus ribu rupiah lagi"
otak bisnisku bekerja. kalau batu merah delima ini bisa ku beli satu setengah juta atau maksimal dua juta, aku akan dapat untung dua juta. wow ini peluang emas. kalau orang itu tidak mau menjualnya juga tidak apa-apa, aku tinggal mengembalikan uang muka orang ini saja.
     "ok.saya setuju pak"
kamipun berjabat tangan. aku pulang dengan gembira. terbayang keuntungan besar yang akan ku dapat dengan mudah. tak akan ku ceritakan ini pada istri dan anak-ananku. biar saja ini buat kejutan.
     pagi tiba dengan sejuta harapan. ketika matahari mulai meninggi aku telah ada di bank, mengantri untuk mengambil seluruh tabunganku yang memang cuma tiga juta. hitung-hitunganku, kalau orang itu hanya mau menjualnya dengan harga tiga juta sekalipun akan aku beli.
     hari yang ku tunggu datang juga. di sore yang indah lelaki itu datang ke rumah.
     "terimakasih banyak atas peertolongannya waktu itu pak. kalau tidak di tolong bapak mungkin saya sudah menjadi gembel. he he"
     "sama-sama pak"
     "oh ya ini uang dua puluh ribu bapak, saya kembalikan"
     "terimakasih pak"
ku terima uang itu
     "oh ya ini batu merah delima punya bapak tapi kalau boleh tahu apa bapak tidak punya niat menjualnya?"
ku tatap wajah lelaki di depanku dengan harap-harap cemas
     "tidak pak. batu ini peninggalan orang tua saya tapi..."
lelaki itu merenung sebentar
     "kalau bapak yang berminat membelinya saya ihlas. bapakkan telah menolong saya"
     "wah saya jadi tidak enak nih. mbok ya jangan di campur adukan antara menjual barang dengan membalas kebaikan"
     "ya tidak apa-apa pak.saya ihlas"
     "kalau begitu berapa kira-kira bapak mau jual?"
     "kira-kira bapak berani berapa?"
Aku berpikir sejenak. sungguh aku awam masalah batu mustika tapi patokanku harus di bawah empat juta agar aku dapat untung
     "saya bayar satu juta ya pak?"
lelaki itu terdiam. sepertinya ada kekecewaan di wajahnya
     "wah tidak bisa pak. dulu saja sudah ada yang berani lima juta tapi karena ini wasiat peninggalan orang tua tidak saya jual. sungguh kalau bukan bapak yang berminat, berapa jutapun tidak akan saya lepas"
     "kalau dua juta?"
lelaki itu terdiam lagi
     "begini saja pak, sumpah sudah ada yang nawar lima juta tapi buat bapak tiga juta saja"
tiga juta? lelaki yang sudah meninggalkan uang muka tiga ratus ribu itu berani membeli empat juta. lumayanlah untung satu juta.
     "ok deh"
ku serahkan uang tiga juta yang tadi pagi ku ambil dari bank. lelaki itupun menerima uangku, menyerahkan batu merah delima lalu pamit pulang.
     esoknya dengan penuh harapan dan kebahagiaan ku tunggu lelaki yang telah menitipkan uang muka tiga ratus ribu yang akan membeli batu merah delima ini empat juta tapi sampai malam datang orang itu tak muncul juga. satu,dua hari bahkan sampai berbulan-bulan orang itu tak pernah menemuiku. aku tak pernah tahu kalau orang yang menitipkan batu merah delima dan orang yang berminat membeli batu merah delima empat juta adalah komplotan penipu.

Label:

Minggu, 18 Maret 2012

PEMAKAN SILET

     "apa hubungan saudara dengan Sudibyo?" tanya petugas polisi itu setelah mencatat identitas lengkapku. aku bingung harus menjawab apa
     "Sudibyo siapa pak?" tanyaku tak mengerti
     "nama samarannya Umar" jawab polisi itu sambil memperhatikan ekpresi wajahku yang tentu saja aku terkejut.
     "ada hubungan pertalian saudara dengan Sudibyo atau Umar?"
Aku menggeleng
     "cuma teman? sudah lama kenal?"
     "boleh saya ceritakan semua dari awal pak?"
Polisi itu mengangguk. aku menelan ludah. ini pertama kali aku berurusan dengan polisi. tegang dan grogi juga di introgasi begini.
                                                                             ***

     "jangan sampai kita meninggalkan sholat. sholat itu tiang agama. ibadah yang pertama kali di hisab di aherat juga sholat. malah dalam sebuah hadits Rosulullah bersabda bahwa sholat itu pembeda antara kita dengan orang kafir"
Aku mengangguk. kata-katanya begitu menyejukan hatiku. namanya Umar. aku mengenalnya dua hari yang lalu, waktu duduk di taman dalam kesendirian. mengenalnya seperti menunjukan bukti kasih sayang Allah padaku. sudah lama aku ingin hidup di jalan yang lurus. tidak lagi menenggak minuman keras, merengkuh kenikmatan dengan wanita-wanita nakal. dan baru dua hari aku memantapkan diri meninggalkan semua dosa itu, Tuhan mengirim orang ini menjadi sahabatku. sahabat yang akan selalu menginggatkan aku untuk taat pada aturan Tuhan, menjauhi semua yang di larang.
     "pulang dulu yuk?" ajakku ketika kata-katanya mengalami jeda. tak terasa sudah setengah jam dia memberiku nasehat-nasehat agama, setelah kami selesai sholat dzuhur berjamaah di masjid dan duduk di teras masjid sebelum pulang. dia mengangguk lalu kami melangkah pulang.
     dua hari bersamanya tapi aku belum tahu asal usulnya atau alamat rumahnya di mana, pekerjaannya apa dan lain-lain. sepertinya dia tak ingin membicarakan hal-hal seperti itu. hanya nasehat-nasehat agama yang selalu keluar dari bibirnya dan sampai saat ini akupun merasa belum perlu bertanya hal-hal seperti itu. paling kalau ada tetangga bertanya siapa yang menginap di rumahku, ku jawab teman lama.
     suatu ketika ibu mengeluh encoknya kumat lagi. bagiku sudah biasa mendengar keluhan ibu tentang penyakitnya tapi Umar, teman baruku menanggapinya dengan serius.
     "sudah lama bu, sakit seperti ini?" tanyanya dengan mimik serius
     "sudah lama. tapi kadang sembuh, kadang kumat lagi"
     "An, tolong belikan silet satu pak"
     "silet? buat apa?"
     "untuk mengobati ibumu. lekaslah"
Aku menurut. aku baru tahu kalau lelaki ini bisa mengobati juga
     "ini siletnya" ucapku sambil menyerahkan satu pak silet yang tadi ku beli di warung. lelaki yang ku kenal namanya Umar itu membuka bungkus silet satu persatu. sementara ibu duduk di lantai dengan khusu. siap mengikuti terapi pengobatan Umar.
satu persatu silet yang sudah tak terbungkus itu di tumpuk jadi satu kemudian...jantungku hampir berhenti berdetak ketika melihat Umar memasukan tumpukan silet itu ke mulutnya lalu terdengar bunyi gemertak seperti orang makan kerupuk. entah bagaiman caranya silet itu masuk ke perut Umar tanpa melukai lidah, mulut, kerongkongan dan perut umar sendiri. beginikah keistimewaan yang Allah berikan untuk orang-orang yang ahli ibadah seperti Umar? Aku tak tahu. aku sangat awam tentang agama.
     lalu Umar mengangkat tangannya memegang kapala ibu. tak jelas apa yang ia baca tapi bibirnya komat kamit, sedetik kemudian tangannya bergetar lalu tangannya bergerak menangkap sesuatu. entah apa yang ia tangkap itu.
     "bagaimana bu, apa masih sakit?" tanya Umar setelah menyelesaikan ritual pengobatannya
     "alhamdulillah sudah mendingan" jawab ibu gembira. Aku menatap ibu tak percaya. benarkah sakit encok yang sudah lama ia rasa bisa sembuh hanya dengan ritual seperti itu atau hanya sugesti ibu saja?
     berita tentang kehebatan teman baruku Umar yang bisa mengobati orang dengan cara memakan silet terlebih dahulu sebelum melakukan ritual pengobatan langsung menyebar kemana-mana. ada beberapa orang yang datang untuk berobat. bermacam-macam keluhan yang di hadapi orang tapi Umar mengobatinya dengan cara yang sama kecuali untuk satu orang pasien wanita, dia datang bersama ibunya. keluhannya susah dapat jodoh. aneh juga, gadis begini manis mengeluhkan susah dapat jodoh. atau mungkin kriteria yang di cari terlalu tinggi.
     si gadis di suruh masuk ke kamar tamu yang selama ini di pakai untuk tidur Umar. lalu si gadis di suruh tiduran di kasur. Aku dan ibu si gadis menunggu di luar. dia orang yang soleh, tak pantas aku mencurigainya.
     kebersamaanku dengan Umar mulai berkurang ketika orang terkaya di daerahku, haji Mukti meminta Umar mengobatinya secara intensif. sejak itu Umar tinggal di rumah haji Mukti, hanya sesekali saja ketemu denganku kalau kebetulan kami sama-sama sholat di masjid. Dan sampai detik ini aku belum tahu di mana alamat rumahnya, apa pekerjaan dia sesungguhnya dan lain-lain. sampai kemudian ku dengar dari orang-orang kalau Umar telah membawa kabur uang dan perhiasan keluarga haji Mukti ,bahkan ada juga yang bilang kalau Umar telah menodai anak pak haji setelah sebelumnya mengatakan kalau anak pak haji yang memang sangat cantik itu mau di pelet orang. dengan dalih pengobatan Umar berhasil meniduri gadis itu tanp perlawanan.
                                                                               ***

     "jadi saudara tidak mengenal Sudibyo atau Umar sebelumnya?"
     "ya pak"
     "Dia buronan kami sejak satu tahun yang lalu. dia pernah menipu keluarga cina yang baru masuk islam. berpura-pura membimbing mereka tentang ajaran islam. berpura-pura bisa mengobati anak mereka tapi kemudian menidurinya lalu pergi dengan membawa uang dan perhiasan keluarga itu"
Aku tersentak. bagaimana mungkin lelaki yang bibirnya senantiasa keluar nasehat-nasehat agama, yang selalu mengajakku sholat berjamaah, tak lebih dari seorang penipu!

Label:

Jumat, 16 Maret 2012

JIN PENOLONG

Seorang lelaki sangat prustasi karena alat kelaminnya sangat kecil. ia menjadi minder dan tak berani bergaul dengan lawan jenisnya padahal usianya sudah cukup matang untuk berumah tangga.
di sebuah goa lelaki itu menyepi. saat menyepi itulah ia di datangi sosok jin yang baik hati. jin itu berkata 'apa yang kamu inginkan?'
ketika pertanyaan itu selesai di ucapkan si jin tiba-tiba si lelaki mendengar suara kuda meringkik di luar goa.
'aku ingin memiliki alat vital seperti kuda di luar itu' ucap lelaki itu spontan. dan sret.sret. alat kelamin lelaki itupun berubah. namun ketika si lelaki melihat alat kelaminnya dia justru pingsan karena ternyata kuda yang meringkik di luar itu kuda betina.

Label:

KORBAN-KORBAN SUPRANATURAL

     Dunia supranatural, entah itu yang menyuguhkan layanan pengobatan, rizki, ketenaran, nomor judi dll memang rawan akan aksi penipuan. 
di bawah ini akan saya cantumkan pengalaman orang-orang yang jadi korban penipuan di surat pembaca tabloid Posmo.

                                                               NOMOR BULL SIT
langsung saja yah!! sudah 2-3 bulan terahir saya selalu berlangganan Posmo, meskipun secara eceran. maksud saya membeli Posmo adalah saya mencari nomor jitu dan dukun-dukun nomor yang ada di iklan Posmo. saya sudah mencoba empat lima dukun tetapi hasilnya bull sit semua.
                                                                                                        Rudy
                                                                               otista 202 PO BOX 40241


                                                                 TERBENTUR EKONOMI
saya sudah memaharkan beberapa iklan tapi belum ada hasilnya. bahkan ada yang tidak mengirimkan apa yang saya pesan padahal saya sudah mengirimkan maharnya. terimakasih Posmo saya akan selalu menjadi pembaca setia mu.
                                                                                                               Tiara
                                                                                                        PO BOX 04
                                                                                              Pekalongan 51101 Jateng.

                                                                      DI TIPU ABDUL GHANI
Di rubruk terbuka ini saya ingin mengungkapkan uneg-uneg saya kepada Abdul ghani Rasid. saya sudah mentransfer rp 2.000.000 (dua juta rupiah) sebagai infak 10% dari dana yang saya harapkan. kalau memanga Anda bukan penipu tolong dana di transfer ke rekening BNI Salatiga no rek. 137.002.522472901 atas nama Miftahudin. kalau Anda menipu tolong uang saya di kembalikan.
buat paranormal tolong bantu saya mengentaskan kemiskinan ekonomi. saya betul-betul sudah terjepit utang. buat orang yang mau membantu saya mengucapkan terimakasih. kepada Posmo saya mengucapkan terimakasih.
                                                                                                             Miftahudin
                                                                                                    Ds. Kemetul rt 11/03
                                                                                                   Kec. Susukan, Salatiga.

     Selain tiga surat pembaca di atas masih begitu banyak korban-korban penipuan lain baik yang di ekspos media atau yang tidak terekspos.
harapan saya dengan membaca tulisan-tulisan saya di blog saya ini akan membuat anda makin kritis dan tidak mudah percaya pada aneka layanan yang di sajikan praktisi supranatural, baik itu dukun, paranormal atau orang yang mengaku ustadz atau kiayi.

Label:

MENGUNGKAP FENOMENA HARTA KARUN

     Tahun 2006, waktu masih tinggal di bogor, ada seorang wanita yang mengajakku bekerja sama mengambil harta karun yang tersimpan di sebuah goa.
wanita itu mengajakku karena ia merasa tidak mampu mengalahkan jin yang menjaga harta itu yang ia sebut jin ganas dan aku di berinya tugas untuk mengalahkan jin penjaga harta karun itu.
     beberapa tahun kemudian, saat tinggal di Brebes ini, ada seorang teman yang juga mengajakku mengambil harta karun yang terpendam di dalam tanah di pinggir kali sapit, Brebes. ketika ku tanya kenapa ia tidak mengambil sendiri harta itu, ia menjawab harta itu di jaga oleh jin dan dia merasa tidak mampu mengalahkan jin penjaga harta itu. karena itu ia mengajakku, tugaskulah untuk mengalahkan jin itu.
     kedua ajakan di atas ku tolak. bukan karena aku takut dengan jin-jin penunggu harta karun, bukan sama sekali. tapi karena aku memang ragu dengan hal-hal seperti itu.
     dalam soal harta karun aku memiliki pendapat. pertama jika ada saksi mata, entah itu eks tentara jepang atau penduduk yang pernah terlibat langsung dalam menyimpan sebuah harta dan harta itu bisa di lihat oleh mata telanjang bukan oleh mata batin atau terawang, aku akan percaya. karena memang bisa saja orang-orang jaman dulu, entah itu pemerintah jepang yang dulu menjajah kita atau penduduk yang diam-diam menyimpan harta bendanya di dalam tanah, di sebuah goa atau di tempat tersembunyi lainnya.
kedua, jika harta karun itu di temukan keberadaannya dengan cara menerawang atau melihat dengan mata batin atau harta karun itu tidak bisa di lihat dengan mata telanjang maka aku meragukan kebenarannya. karena sering sekali orang-orang yang melihat harta karun dengan cara menerawang atau melihat dengan mata batin ini menjadi bulan-bulanan jin terutama jin ghaul (kalangan penyihir dari bangsa jin). jin ghaul inilah yang memperlihatkan pada para penerawang seakan akan mereka melihat harta karun. padahal itu hanya penglihatan semu atau tipuan belaka dari bangsa jin.
di bawah ini akan saya tuliskan pengalaman KH. Drs Abdul Wachid (Gus Wachid) mantan dukun yang bertaubat, bagaimana jin mengerjainya saat ia dan  teman-teman dukunnya memburu harta karun dan benda-benda ghoib.
     Saat saya masih aktif di perdukunan, saya sering mengambil barang-barang ghaib dengan tirakatan dan amalan tertentu. pernah suatu hari saya bersama seorang tokoh agama terkenal di malang dan seorang dukun dari pasuruan yang juga guru saya belajar ilmu susuk, mengadakan ritual untuk mengambil batu mirah. sebelumnya kami telah menerawangnya dengan ilmu karamah dan dzikir. hasilnya tempat keberadaan batu mirah dan waktu keluarnya sudah kami dapatkan. di malang selatan.
     malam semakin larut. malam itu adalah malam ketiga kami tirakatan di tempat itu. tiba-tiba sebongkah batu besar menggelinding begitu saja. merah menyala. kedua orang yang bersama saya justru lari. katanya mereka melihat ular besar sekali. tetapi saya tidak melihatnya. yang saya lihat hanya batu mirah saja. saya ambil batu mirah itu dan langsung saya bungkus dengan lawon (kain kafan yang belum di pakai). dan kami bawa pulang. barang ghaib seperti itu tidak boleh langsung di manfaatkan sebelum di selameti terlebih dahulu. batu mirah yang terbungkus kain kafan itu saya masukan ke peti dan di selameti dengan ayam putih. peti terkunci rapat. jika malam tiba saya tidur di atas peti itu. tetapi anehnya ketika tirakatannya selesai dan peti kami buka ternyata batu mirah berubah menjadi tanah.
     pernah juga saya dapat uang satu peti dalam pecahan sepuluh ribuan.kalau yang ini perlu waktu lima malam untuk mengambilnya. hanya saya ikut malam yang terahir saja. tempat mengambilnya di pembakaran batu bata yang kata orang angker. di kampung itu ada orang tua yang di impeni (mendapat mimpi) bahwa batu batanya tidak boleh di ambil karena di senangi oleh mahluk halus untuk membangun istananya. sudah bertahun-tahun batu bata itu tidak ada yang berani mengambilnya. katanya itu istana jin. dan katanya lagi tempat itu bisa memberi uang. maka kami kembali mengadakan lelaku dengan tirakatan dan mengadakan selametan dengan penduduk sekitar. pada malam kelima, kedua teman saya tidur, sementara saya masih terus melek. dan tiba-tiba peti itu muncul. saya bangunkan mereka dan saya suruh mereka untuk mengambil,karena saya tidak berani untuk mengambilnya. di buka isinya uang. untuk meyakinkan keaslian uang itu, di ambillah satu lembar. esoknya di belanjakan oleh salah satu santri dan laku. tetapi uang tetap harus di selameti dulu sebelum di manfaatkan. kembali saya menjaganya. pada hari ahir tirakatan dan selametan, kita buka petinya dan semua uangnya telah berubah menjadi kertas. (majalah ghoib, edisi khusus dukun-dukun bertaubat).
     Nah itulah yang saya sebut kerjaan jin ghaul. yang memang bertujuan untuk mempermainkan manusia dan kadang ampuh juga untuk menjerumuskan manusia ke dalam lembah kesyirikan.

Label:

Kamis, 15 Maret 2012

HARTA KARUN

     Tengah malam yang sepi. gerimis yang turun sejak sore tak mengurungkan niat ketiga orang itu untuk keluar rumah. dengan bantuan penerangan senter mereka melewati jalan setapak yang gelap. menyusuri pematang-pematang sawah yang sepi. hanya bunyi jangkrik yang terdengar.
di depan sebuah sawah yang luas, yang padinya baru saja di panen, ketiga orang itu berhenti.
     "ini benar sawah pak lurah?" tanya seorang lelaki berpakaian serba hitam
     "ya ini memang sawah saya"
     "kemarin waktu melihat ada pusaka terbang di angkasa kami mencoba mengejar. ternyata pusaka itu jatuh di sini, di sawah pak lurah. pusaka itu masuk ke dalam tanah. lalu kami mencoba melihat dengan mata batin. ternyata selain pusaka tadi, ada banyak harta peninggalan jepang yang tertanam di situ. kebanyakan berbentuk emas batangan"
pak lurah mendengarkan dengan seksama tapi ada keraguan yang ia sembunyikan.
     "saya tahu pak lurah pasti masih ragu. karena itu kami mengajak pak lurah kesini agar pak lurah bisa melihat sendiri. kami akan bantu agar pak lurah bisa melihatnya. sekarang pak lurah pejamkan mata."
walau ragu pak lurah tidak membantah. di pejamkan matanya lalu orang yang berpakaian serba hitam itu menempelkan telapak tangannya di mata pak lurah. terlihat mulutnya komat kamit membaca mantra
     "sekarang buka mata pak lurah"
pak lurahpun membuka mata. suasana masih gelap seperti saat ia belum menutup mata.
     "coba pak lurah melihat ke bawah"
pak lurah menurut dan ajaib di kedalaman tanah, sekitar lima meter di dalam tanah ia melihat dengan jelas peti yang berisi tumpukan batangan emas. satu peti lagi berisi perhiasan seperti kalung, gelang, cincin dan perhiasan lain yang semuanya terbuat dari emas dan intan permata. sementara di depan kedua peti itu berdiri tegak sebuah keris panjang. gagang keris itu berwarna kuning keemasan, mungkin berlapis emas.
ketika pak lurah memandang ke tempat lain ia melihat mahluk seperti raksasa berjalan ke arah dua peti emas itu lalu duduk seperti menjaga emas itu. ketika pertama melihat mahluk raksasa itu, pak lurah hampir saja berteriak, untung segera di tenangkan orang yang berpakaian serba hitam itu.
     "cukup ya pak lurah?"
pak lurah mengangguk. lalu orang berpakaian serba hitam itu menempelkan telapak tangannya, kali ini di kening pak lurah. ketika tangan lelaki itu di lepas, pak lurah tak bisa lagi melihat harta karun yang terpendam di dalam tanah sawahnya.
     "pak lurah sudah percaya?"
     "ya saya percaya. tapi kenapa bapak-bapak tidak mengambil sendiri harta karun itu?" tanya pak lurah menyelidik.
mendengar pertanyaan itu lelaki berpakaian serba hitam itu tertawa, tak ada tanda ketersinggungan sedikitpun di wajahnya. lelaki satunya hanya menyunggingkan senyum.
     "inikan sawah pak lurah. kalau tiba-tiba kami menggali sawah pak lurah, kalau tidak di gebugi warga ya bisa di laporkan ke polisi. alasan kedua, kami tak punya dana untuk membiayai ritual pengangkatannya"
     "memang harus keluar dana?"
     "ya pak lurah. genderwo yang menjaga harta tadi hanya mau pergi kalau kita memberinya daging tiga ekor sapi. selain itu sebelum di angkat harta itu harus di sodakohi, ya sekitar dua juta yang uangnya harus di bagikan ke fakir miskin. setelah harta itu di angkat. emas itu tidak boleh langsung di pakai, harus di adakan sukuran dulu"
pak lurah mengangguk mengerti
     "kira-kira butuh biaya berapa semuanya?"
laki-laki itu berfikir sebentar
     "kira-kira empat puluh juta. kalau pak lurah mau akan kami angkatkan harta itu. kami hanya minta dua puluh juta"
pak lurah bimbang. biaya pengangkatan harta dan untuk orang itu jadi enam puluh juta.
     "kalau emas batangan yang begitu banyak itu di jual, di tambah perhiasan-perhiasan emasnya juga, mungkin uangnya bisa mencapai puluhan milyar. apa artinya enam puluh juta di banding puluhan milyar"
pak lurah mengangguk-angguk setuju. kini ia tinggal memikirkan cara mendapatkan uang 60 juta.
                                                                  ***

     "Bapak yakin mereka tidak bohong?" tanya istri pak lurah saat pak lurah mengatakan mau menjual mobil dan sawah untuk biaya pengangkatan harta karun itu.
     "Bapak melihat sendiri emas-emas itu bu" jawab pak lurah meyakinkan
     "kenapa mereka tidak mengambil sendiri harta itu?"
     "itukan sawah kita bu. kalau tiba-tiba mereka menggali sawah kita, ya bisa mendapat masalah"
bu lurah mengangguk paham.
     setelah mendapatkan uang 60 juta hasil dari penjualan beberapa sawah dan mobil, pak lurah menghubungi kedua dukun sakti itu.
     "baiklah pak lurah, nanti malam kami akan melakukan ritual agar penjaga harta karun itu mau pergi. besok paginya pak lurah bisa memulai penggalian" ucap lelaki berbaju hitam itu setelah menerima uang 60 juta dari pak lurah.
     esok paginya, ketika mentari belum benar-benar bersinar pak lurah sudah memerintahkan pekerjanya menggali sawahnya sedalam 6 meter. tempat emas-emas itu terpendam sudah di tandai oleh pak lurah sewaktu ia bisa melihat emas itu dengan mata kepala sendiri.
     beberapa hansip dan preman-preman kampung di bayar mahal untuk mengamankan lokasi. mereka sudah di instruksikan pak lurah, kalau ada warga yang bertanya jawab saja pak lurah mau bikin kolam ikan.
     semakin dalam tanah itu di gali semakin deg-degan hati pak lurah dan keluarganya yang menyaksikan langsung penggalian itu.
seribu rencana telah bermain-main di benak pak lurah, andai emas-emas itu ia dapatkaan. yang pertama uang itu akan ia gunakan untuk pencalonan dirinya menjadi anggota DPRD, kalau bisa malah DPR pusat pada pemilu nanti. sebagian kecil akan ia gunakan untuk menyenangkan istri dan anak-anaknya. lalu...pak lurah melirik istrinya, takut sang istri bisa membaca isi hatinya, ia akan membelikan Rahma, gadis simpanannya, rumah, mobil dan segepok uang. pasti gadis yang masih muda belia itu akan melayaninya dengan kehangatan lagi.
     ketika kedalaman galian sudah mencapai enam meter para pekerja berhenti dan menatap pak lurah yang bengong.
     "pak lurah, ini sudah enam meter, mau apalagi?" tanya salah satu pekerja.
pak lurah memandang lubang galian itu dengan heran, ia sangat yakin ini lokasinya. selain sudah di beri tanda, pak lurah juga masih ingat dengan pasti saat ia berdiri dengan dua dukun itu.
     "coba gali dua meter lagi. area galian juga di perlebar lagi"
setiap pekerja menyelesaikan tugasnya dan pak lurah tidak menemukan emas-emas itu maka kalimat perintah tadi di ulang lagi tapi sampai sawahnya telah menjadi mirip danau buatan, emas itu tak juga di temukan.

Label:

Rabu, 14 Maret 2012

KAMBING BERKAKI LIMA

     Mbah Sukwid menutup Al qur'an di tangannya setelah setengah jam ia baca dengan khusu, adzan subuh terdengar saling bersahutan dari masjid dan mushola kampung,
di lipatnya sajadah  yang tadi di pakai untuk sholat tahajud. setelah menjadi dua lipatan memanjang, sajadah itu di sampirkan di bahunya. lalu Mbah Sukwid melangkah menuju masjid.
     setelah melaksanakan sholat subuh di masjid, seperti puluhan tahun yang telah lewat Mbah Sukwid akan ke sawah mencari rumput untuk kambingnya yang hanya dua ekor. setelah memberi makan kambingnya baru Mbah Sukwid akan ke pasar sambil membawa becak kesayangannya yang telah puluhan tahun menemaninya dalam suka dan duka. begitulah rutinitas Mbah Sukwid, hari-harinya mengalir lancar tanpa ada riak-riak yang berarti. kesusahan hidupnya tak membuatnya melupakan Tuhan.
     sampai suatu hari ketika kambingnya melahirkan seekor kambing kecil. anak kambing itu tak beda dengan anak kambing lainnya hanya kakinya lima bukan empat. walau kaki yang satu yang dekat ekor tak sepanjang empat kaki lainnya.
     kelahiran kambing berkaki lima itu menggegerkan warga. warga mengaitkannya dengan kesolehan Mbah Sukwid, yang tidak pernah absen sholat berjamaah lima waktu di masjid, yang rajin mengaji setelah menyelesaikan rakaat-rakaat panjang tahajudnya, yang dalam kemiskinan selalu berusaha memberi pada yang membutuhkan.
     Mbah Sukwid mulai resah. kambingnya yang hanya mengalami kecacatan biasa dengan tumbuh satu kaki yang tak sempurna mulai di anggap keramat. bahkan ia tak perlu lagi mencari rumput, ada saja rumput di kandang kambingnya sebelum ia mencarinya di sawah. wargalah yang dengan senang hati mencarikan rumput untuk kambing-kambingnya terutama kambing yang berkaki lima. warga melakukan itu dengan harapan ia akan mendapatkan berkah.
     "Mbah Sukwid saya mau minta tolong" ucap salah seorang warga ketika bertamu ke rumah Mbah Sukwid
     "mau minta tolong apa? kalau bisa menolong ya saya tolong" jawab Mbah Sukwid pelan namun ada kemantapan dalam kalimatnya
     "anak bungsu saya sakit Mbah. sudah tiga hari panasnya tidak turun"
     "sudah di bawa ke mantri atau puskesmas?"
     "belum Mbah"
     "lho kenapa?"
     "ndak ada biaya Mbah. maksud saya kesini...." ragu orang itu meneruskan kalimatnya
     "mau minjem duit? kalau sekedar untuk berobat ke puskesmas insyaAllah saya ada. sebentar ya"
Mbah Sukwid hendak ke dalam rumah untuk mengambil uangnya tapi keburu di cegah si tamu
     "bukan mau minjem duit Mbah tapi mau minta air putih. tapi gelas yang berisi air putih itu di tempelkan dulu di tubuh kambing mbah yang berkaki lima" ucap orang itu malu-malu
     "lho buat apa?" tanya Mbah Sukwid antara terkejut dan bingung
     "buat obat si bungsu Mbah"
Mbah Sukwid mendesah panjang. kini ia merasa di uji dengan ujian paling berat bukan ujian kemiskinan yang selama ini ia alami.
     "sampean ada-ada saja. kambing itu cuma kambing biasa. kebetulan saja ada kaki yang tidak jadi tumbuh. begini saja, sampean pakai uang saya untuk berobat anak sampean ke puskesmas. ndak usah minjem, saya ihlas ngasih buat sampean" ucap Mbah Sukwid memberi solusi tapi tamu itu menggeleng dengan mantap
     "ndak Mbah. saya minta air putih saja"
ahirnya Mbah Sukwid mengalah. dengan berat hati di ambilnya air putih dengan gelas lalu di serahkan ke tamunya.lalu si tamu melangkah menuju belakang rumah tempat kandang kambing Mbah Sukwid berada. Mbah Sukwid hanya bisa memperhatikan dengan mengelus dada ketika gelas berisi  air minum itu di tempelkan di tubuh kambingnya yang berkaki lima.
     entah siapa yang menyebarkan, tiba-tiba saja seluruh warga kampung mendengar kalau air putih yang di tempelkan di tubuh kambing berkaki lima itu bisa mengobati penyakit.
dengan susah payah Mbah Sukwid di bantu seorang ustad muda memberi pencerahan  kepada warga namun omongan mereka di anggap angin lalu.
     lalu berduyun-duyunlah orang-orang yang menderita penyakit  namun tak punya biaya ke rumah sakit,orang-orang yang prustasi berobat dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain tapi sakitnya tak ssembuh juga, orang-orang yang percaya  bahwa ada benda atau mahluk tertentu yang Tuhan berikan kelebihan sehingga bisa berfungsi untuk pengobatan dan mereka peercaya kambing berkaki lima milik Mbah Sukwid ini salah satu contohnya. orang-orang yang kecewa pada dukun dan orang pinter tapi masih mendarah dagingh kepercayaannya pada supranatural. mereka berduyun-duyun datang dengan harapan akan mendapat kesembuhan setelah menempelkan air minum yang mereka bawa ke tubuh kambing berkaki lima milik mbah sukwid.
     mula-mula yang datang puluhan orang. dari desa-desa sebelah, dari kota-kota sekitar. seiring itu desas desus mistis makin kencang beredar. ada yang bilang Mbah Sukwid itu seorang wali. ciri utama wali itu zuhud, tidak terlalu mementingkan dunia, sehingga tak heran pemberian  uang dari orang-orang yang datang tak ada yang ia terima. ada yang cerita, pernah ada yang berniat mencuri kambing itu tapi para pencuri ketika memasuki halaman rumah Mbah Suwid seperti berada di gurun pasir yang luas tak bertepi. ada yang cerita, sekali lagi entah dapat sumber cerita dari mana, tiap jum'at Mbah Sukwid sholat jum'atnya di mekkah.
     makin banyak cerita mistis yang beredar di masarakat makin banyak orang-orang yang datang berobat.
menganggap ini peluang mencari keuntungan lurah setempat membuat panitia pengobatan.
pengunjung yang datang berobat kini harus memasukan sejumlah uang ke kotak yang telah tesedia. entah berapa juta uang terkumpul setiap hari, Mbah Sukwid tak pernah tahu dan tak pernah menikmati sedikitpun. karena ia menganggap menikmati uang dari kebodohan masarakat itu haram. ia hanya ingin mencari cara bagaimana menghentikan semua ini.
                                                                    ***

     Tengah malam ketika semua orang tertidur. ketika lurah, perangkat desa dan hansip telah menghitung dan membagi hasil pemasukan hari itu, Mbah Sukwid menggali lubang kubur di kamarnya. setelah selesai Mbah Sukwid mengambil golok panjangnya yang seharian tadi telah ia asah. dengan menenteng golok yang terhunus, Mbah Sukwid menuju kandang kambingnya.
     sesaat ia memandang kambing berkaki limanya. sedetik kemudian dengan di iringi bacaan basmallah di ayunkannya golok tajam itu ke leher kambing berkaki lima. sret. sret. sekali tebas kepala kambing itu telah lepas dari badannya.
     hanya beberapa kali kambing itu menggelepar untuk kemudian diam tak bergerak lagi. Mbah Sukwid memanggul kambing yang sudah tak bernyawa itu ke dalam rumah. tak lupa tangan kirinya menenteng kepala kambing lalu Mbah Sukwid memasukan kambing dan kepalanya ke lubang kubur yang telah ia buat, kemudian menutupinya kembali dengan tanah. setelah selesai dengan mengendap-endap sambil membawa tas besar Mbah Sukwid meninggalkan rumahnya. Mbah Sukwid berharap dengan hilangnya dirinya dan kambing berkaki lima itu masarakat bisa sadar.
     Pagi hari ketika warga dan ratusan pendatang menyadari Mbah Sukwid dan kambing berkaki limanya menghilang, mereka makin yakin kalau Mbah Sukwid adalah wali dan kambing berkaki limanya seperti anjingnya ashabul kahfi. lalu merekapun mengambil apa saja yang berhubungan dengan Mbah Sukwid dan kambing berkaki limanya untuk obat. ada yang mengambil kotoran kambing,rumput di kandang, air comberan bekas mandi Mbah Sukwid.........

Label:

Senin, 12 Maret 2012

PENGLARIS

     Bu Joko menghitung uang hasil  warung nasinya sekali lagi dan ketika hasil hitungannya sama dengan hitungan pertama ia mendesah.
'kenapa dari hari ke hari pembeli makin berkurang. padahal sepiring nasi tetap di jual dengan harga seperti dulu walau harga sembakau sudah naik' gumam Bu Joko dalam hati
     "dapat berapa?" tanya pak Joko setelah selesai menutup warung nasinya. dua orang karyawannya sudah di suruh tidur terlebih dahulu agar esoknya bisa bangun pagi-pagi dalam keadaan segar.
     "lebih sedikit dari kemarin" jawab bu Joko lemah
     "ya sudahlah bu, sabar saja. habis mau bagaimana lagi"
     "kalau begini terus kita bisa bangkrut pak"
pak Joko diam. dalam hati dia membenarkan ucapan istrinya.
     "coba nyari penglaris lagi pak" ucap bu joko pelan takut terdengar karyawan yang sedang istirahat di lantai dua.
     "kemana lagi bu?"
kali ini bu joko yang terdiam. ya mesti kemana lagi mencari dukun atau orang pinter
     "dulu waktu pertama buka warung nasi kita suda coba ke mbah syarif. ternyata warung nasi kita sepi. padahal ke Mbah Syarif kita ngasih mahar banyak"
     "kalau lik Warso minta penglaris kemana ya pak?"
sebagai orang Tegal yang membuka usaha warung nasi di Jakarta mereka punya banyak teman dan saudara yang membuka usaha yang sama dengan mereka, yang biasanya di sebut WARTEG (warung tegal).
     "katanya ke Habib Idrus tapi kita juga pernah ke sana. amalan yang habib itu berikan sudah kita lakukan tapi tak ada perubahan. lagian kalau warteg lik Warso ramai wajar bu, di situ ada usaha konveksi dan sablon. karyawan konveksi dan sablon itu makan di warteg lik Warso"
     "kalau ke ustadz Maulana pak?"
pak Joko mengingat-ingat sebentar.
     "yang di mana bu?"
     "itu lho yang mengasuh pengajian jum'at kliwonan"
     "oh yang itu. Bapak belum pernah ke situ tapi katanya mas Darto sudah pernah kesitu. wartegnya malah sudah di jual"
     "Mas Darto yang mana pak?"
     "yang tinggal di kampung sebelah, tetangga lurah Karjo"
     "oh yang itu"
     "bu, besok bapak coba nanya kang Somad ya. lagian sudah lama Bapak ndak kesitu"
     "ya pak, siapa tahu kang Somad tahu ustad atau mbah yang cespleng"
                                                                    ***

     "assalamualaikum"
beberapa pembeli yang sedang makan menoleh. ada yang kembali melanjutkan makannya, ada yang membalas salam sambil memperhatikan orang yang baru masuk itu. tidak biasanya orang yang mau makan masuk mengucap salam.
     seorang gadis yang sedang melayani pembeli memandang ke arah lelaki yang mengucap salam itu.
     "hah Lik Joko?" ucap gadis itu terkejut
     "iya Sih, sudah lama kamu di sini?"
     "baru empat bulan Lik" jawab Narsih lalu mencium tangan Joko dengan takzim. setelah itu kembali melayani pembeli lain.
     "katanya mau nikah Sih, kapan?"
     "habis lebaran Lik. biar pas orang-orang lagi pada di kampung" jawab Narsih sambil tersipu malu
istri Somad dari dapur sudah mendengar Narsih bicara dengan Joko, adik iparnya tapi karena tanggung lagi masak dia tak keluar. barulah setelah masakan matang, istri Somad keluar.
     "ee Joko, sama siapa kesini?" tanya bu Somad
     "sendirian Yu. kang Somad kemana Yu?"
     "lagi ke pasar, beli beras"
     "mau minum apa Lik, kopi, susu, atau teh manis?" tanya Narsih setelah melayani pembeli terahir
     "es teh manis saja Sih"
tak berapa lama kemudian Somad datang dengan sepeda motor. di boncengan motornya ada sekarung beras.
     "ada Joko nih pak" ucap bu Somad ketika suaminya yang sudah selesai menaruh beras tak menyadari kehadiran Joko
     "sudah lama?" tanya Somad sambil mengulurkan tangan mengajak Joko berjabat tangan
     "baru datang kang"
     "ngobrol di atas yuk"
Joko mengangguk lalu mengikuti Somad naik ke lantai atas.
     "Narsih tolong cemilan sama minuman buat Joko di bawa ke atas" ucap Somad pada Narsih yang langsung membawa minuman dan makanan kecil untuk Joko ke lantai atas.
     "sampean minta penglaris ke siapa kang?" tanya Joko setelah  lama mereka terlibat obrolan
     "ke ustad Samsudin di daereh cengkareng"
     "di kasih amalan atau jimat kang?"
     "di kasih jimat. jimatnya harus di taruh di tempat uang"
     "dagangannya jadi rame kang?"
     "biasa aja tapi kalau ndak pake pegangan jimat atau amalan kaya nya kurang mantep. sampean lagi nyari penglaris lagi?"
     "iya kang. ahir-ahir ini dagangan lagi sepi banget. kira-kira kemana ya kang nyari penglaris yang cespleng. yang manjur gitu lho"
     "itu si cocok-cocokan. ga bisa di jamin datang ke si anu dagangan langsung laris manis. kalau sampean mau coba ke ustad Fahmi saja. itu lho yang suka nangkepin hantu"
     "pasti maharnya mahal kang. kan sudah masuk tivi"
     "di coba saja. kalau memang manjur, cespleng saya juga mau kesana"
Joko mengangguk-angguk. ya apa salahnya di coba. soal mahar yang mahal anggap saja modal yang memang harus di keluarkan untuk melancarkan usaha.

     Satu jam lebih Joko memacu motornya menuju daerah tempat tinggal ustad Fahmi namun karena macet di sana sini dia belum sampai juga di tempat tujuan. ketika perutnya terasa lapar dia menghentikan motornya di sebuah warung tegal.
     di dalam warung sudah banyak pembeli yang sedang makan. ada juga beberapa wanita yang sedang membeli nasi bungkus untuk di bawa pulang. memperhatikan begitu banyaknya pembeli membuat hati kecil Joko ngiri. andai saja warung nasinya seramai ini.
Joko memandang ke sekeliling ruangan. ada yang beda dengan warteg ini. biasanya tempat duduk pembeli hanya bangku panjang di kiri dan kanan depan etalase tempat lauk. tapi di tempat ini ada ruangan tersendiri di mana banyak bangku dan meja berjejer rapi untuk makan pengunjung, mirip gaya rumah makan padang.
ruangan warteg ini begitu rapi. begitu enak di lihat. pakaian pedagang dan karyawannya juga terlihat rapi dan bersih, tidak seperti di warteg-warteg lain yang pakaiannya kumal dan penuh noda masakan.
     saat memesan makanan Joko memperhatikan lauk yang tersedia dan dia tercengang, lauk pauknya begitu banyak, begitu lengkap. membuat muncul selara makan kita.
Joko lebih terkejut lagi saat membayar makanan yang ia makan. sebagai pedagang warteg yang sudah puluhan tahun, dia bisa mengira-ngira berapa harga yang mestinya ia bayar dan ternyata di warteg ini jauh lebih murah.
     Joko memutar motornya, bukan lagi kearah tempat tinggal ustad Fahmi tapi  kearah pulang ke rumahnya. ia merasa tidak lagi membutuhkan jimat penglaris. ia hanya perlu merombak ruangan wartegnya. membuat lauk selengkap dan semurah mungkin dan segudang ide lainnya.

Label:

Sabtu, 10 Maret 2012

ORANG-ORANG BERJUBAH

     Pesantren Miftahul Huda terletak di sebuah kaki gunung. di kelilingi hamparan sawah berundak-undak yang padinya telah menguning. kala musim kemarau tiba, sawah-sawah itu akan menjadi hamparan pohon tembakau yang menghijau.
     Kiayi Mukti keluar dari sebuah ruangan berjalan menuju rumah mungil tempat ia dan keluarganya tinggal. cuma setengah jam ia mengajarkan ilmu nahwu sorof tapi nafasnya sudah mau putus. mungkin sudah saatnya ia harus istirahat total, menyerahkan pesantren pada putra sulungnya.
     Kiayi Mukti membuka pintu rumahnya tapi sebelum ia masuk sebuah mobil memasuki halaman pesantren. Kiayi Mukti tak mengenali mobil itu. mungkin juga salah satu bekas santrinya yang datang berkunjung. kadang memang ada mantan santri yang berkunjung.
     ketika pemilik mobil keluar yang di ikuti penumpang lainnya jantung Kiayi Mukti serasa mau copot. para pendatang itu mengenakan jubah putih dengan sorban warna putih juga yang di lilitkan di kepkala. panjang jenggot mereka yang sekitar lima centi menambah kesan wibawa. belum perna Kiayi Mukti melihat orang berpenampilan seperti itu kecuali waktu naik haji di mekah. mungkinkah mereka habib-habib dari negeri arab yang berkunjung kesini?
dengan sikap tawadhu, Kiayi Mukti menghampiri tamu-tamu itu.
     "assalamualaikum...."ucap tamu itu dengan kefasehan khas logat arab
     "waalaikum salam...." balas Kiayi Mukti sesopan mungkin.
     "afwan pak kiayi, kami dari kota sengaja datang ke sini untuk silaturohim ke pesantren Antum"
Kiayi Mukti mengangguk-angguk
     "kenalkan, ana habib Abdurrohman. yang ini habib Soleh dan yang ini habib Abdullah'
jantung Kiayi mukti serasa mau copot mendengar pengakuan tamunya kalau mereka adalah para habib. ia ingat wejangan gurunya dulu, kalau habib itu orang-orang pilihan. derajat mereka lebih tinggi dari ulama biasa karena garis keturunan mereka menyambung ke Rosulullah.
     'oh ya sampai lupa. mari masuk ke gubug saya' ucap Kiayi Mukti setelah sadar dari keterkejutannya.
saat ketiga habib itu hendak masuk, salah satu dari mereka  melihat seorang santri wati melintas. mata habib itu terus memandang seakan mencoba menerka lekak lekuk tubuh si gadis yang di balut baju longgar.
     saat menjamu tamu-tamunya, Kiayi Mukti meminta istrinya merapikan ruangan khusus yang memang di sediakan untuk tamu yang berkunjung. Kiayi Mukti ingin menjamu tamu-tamunya dengan jamuan paling istimewa.
     "pak Kiayi, mumpung kami di sini, barangkali ada santri kiayi yang sedang sakit biar kami bantu mengobatinya"
Kiayi Mukti tak menyia-nyiakan kesempatan baik yang di tawarkan para habib itu. ia ingat bahwa do'a yang di panjatkan seorang habib lebih besar kemungkinan di kabulkan Allah dari pada do'a orang biasa sepertinya.
setelah di umumkan pada para santri, terdapat lima santri putri dan tiga santri putra yang berminat untuk di obati. tapi untuk kali ini para habib itu hanya bersedia mengobati para santri putri.
yang pertama mengobati adalah habib Abdurohman. pada kiayi mukti habib Abdurrahman minta di sediakan kamar khusus untuk mengobati santri-santrinya. Kiayi Mukti menyanggupi.
     "siapa namamu?" tanya habib Abdurrahman pada santri pertama yang akan ia obati. di kamar khusus itu hanya ada mereka berdua.
     "Azizah" jawab santri itu sambil menunduk malu. habib Abdurrahman memandang santri itu dengan penuh kekaguman. wajah gadis itu cantik. tubuhnya padat berisi.
     "kamu sakit apa?" tanya habib abdurrahman dengan mata tak lepas dari wajah gadis itu yang jelita.
     "dada saya sering sesak"
     "coba saya periksa"  ucap sang habib. saat tangannya menjulur ke depan, gadis itu beringsut ke belakang
     "tidak apa-apa, tidak usah takut"
terpaksa gadis itu membiarkan tangan sang habib menempel di dadanya. tubuh gadis itu bergetar. ini pertama kalinya ada tangan lelaki menyentuh tubuhnya. ia begitu takut tapi untuk berontak ia tidak berani.
perlahan tangan sang habib beringsut, mencoba menjamah buah dada si gadis tapi baru saja tangan itu menempel di dada, si gadis menjerit lalu bangkit dan berlari keluar sambil menangis.
    keluarnya gadis itu sambil menangis membuat Kiayi Mukti heran. santri putri yang sedang menunggu giliran di obati lebih heran lagi. karena penasaran, mereka menyusul santri yang berlari itu. pengobatan itu ahirnya tak bisa di lanjutkan tanpa sedikitpun menimbulkan kecurigaan di benak Kiayi Mukti.
     malam  itu para habib menginap di pesantren Miftahul huda. walau kiayi mukti telah menjamu ketiga tamunya dengan sebaik yang ia bisa tapi tetap saja ketiga tamunya meminta yang lain seperti minta ayam bakar.terpaksa kiayi mukti memotong dua ekor ayam dan menyuruh santri putra membakar ayam itu sampai matang. ajaran memuliakan para habib dari mendiang gurunya masih terpatri dalam hatinya sehingga ia tak berani membantah apapun yang ketiga tamunya minta.
     Adzan subuh sudah sejak tadi di kumandangkan. santri-santri sudah lama membaca puji-pujian dan solawatan. berkali-kali kiayi mukti menatat pintu tempat ketiga tamunya menginap tapi belum ada tanda-tanda ketiga habib itu akan keluar untuk sholat subuh berjamaah. karena takut waktu subuh akan habis ahirnya mereka sholat subuh tanpa kehadiran ketiga habib itu.
     "waktu sholat subuh tadi kami menunggu para habib tapi tak muncul-muncul" ucap Kiayi Mukti saat menjamu ketiga tamunya sarapan.
ketiga habib itu saling berpandangan. habib Abdurrahman lebih dulul menguasai keadaan.
     "alhamdulillah kiayi, Allah menganugerahi kami karomah sehingga kami bisa sholat subuh di mekah"
Kiayi Mukti mengangguk-angguk. jadi benar cerita gurunya kalau ada beberapa orang soleh yang bisa sholat di mekkah walau jarak mereka dengan mekkah begitu jauh.
     "kiayi, besok kami akan melanjutkan berdakwah ke daerah-daerah lain. kami mohon keikhlasan kiayi untuk bersedekah guna membantu dakwah ini"
     "insyaAllah. berapakah yang kira-kira Habib butuhkan?"
Habib Abdurrahman berpikir sejenak
     "tiga juta kiayi" jawab Habib Abdurrahman

     pagi merangkak siang. dengan jumlah santri yang kurang dari seratus orang, kesibukan di pesantren itu tak begitu kentara.
     "habib-habib itu meminta sangu tiga juta bu" ucap Kiayi Mukti pada istrinya
     "uangnya ada pak?"
Kiayi Mukyi menggeleng lemah.
     "yang kita punya cuma satu juta bu"
     "kemarin saya menanyai santri putri yang di obati itu. kenapa sampai berlari dan menangis" ucap istri kiayi mukti mengalihkan pembicaraan.
     "terus?" tanya Kiayi Mukti ingin tahu.
     "katanya Habib itu memegang buah dadanya. makanya dia lari ketakutan sambil menangis"
Kiayi Mukti mendesah
     "mereka Habib bu. punya garis keturunan dengan Rosulullah. tidak mungkin mereka berbuat maksiat"
sepasang suami istri itu ahirnya sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. mereka baru tersadar ketika ada suara salam dari luar.
seorang lelaki muda dengan rambut cepak berdiri di depan pintu.
     "pak Kiayi, apa kabar?" tanya lelaki muda itu sambil mencium tangan kiayi Mukti takzim.
     "Umar?" tanya Kiayi Mukti ragu
     "betul Kiayi.."
     "alhamdulillah kabar saya baik. sekarang tugas di mana?"
     "masih di Kabupaten ini pak kiayi. cuma baru sempat kesini. maklum..."  ucapan lelaki muda itu terhenti saat matanya menatap seorang lelaki berjubah putih. Umar menatap lekat-lekat wajah orang yang di lihat itu.
     "itu siapa pak kiayi?" tanya Umar sambil matanya tetap memandang sosok berjubah yang tidak sadar dirinya sedang di perhatikan.
     "itu tamu dari kota"
     "apa sebelumnya pak kiayi mengenal orang itu?"
Kiayi Mukti menggeleng
     "saya pamit ke belakang dulu kiayi. tempatnya masih sama kaya dulu kan?"
kiayi mukti menggangguk sambil tersenyum.
     beberapa menit kemudian terlihat beberapa mobil polisi memasuki halaman pesantren membuat beberapa penduduk dan santri bertanya-tanya ada apakah polisi mendatangi pesantren. memang ada beberapa mantan santri yang kemudian menjadi polisi tapi biasanya mereka datang dengan memakai pakain sipil dan tak menggunakan mobil patroli. ketiga habib yang melihat kehadiran polisi buru-buru masuk mobil namun sebelum mobil itu bergerak beberapa polisi telah mengepung mobil itu. mereka kemudian menangkap ketiga habib itu tanpa perlawanan.
     "pak kiayi, mereka itu buronan kami. mereka sering menipu dengan berkedok sebagai habib. bahkan beberapa kali mereka menodai para gadis. ketika kami mendapat informasi buronan kami menuju pesantren ini, komandan menugaskan saya mengeceknya"
tak semua penjelasan Umar masuk ke dalam otak Kiayi Mukti yang lugu itu. ia shock. sosok Habib begitu di agung-agungkan gurunya. ternyata bisa juga ada habib palsu.

Label:

Jumat, 09 Maret 2012

TELUH

     Bau kemenyan menyebar ke seluruh ruangan. hidung bu Ahmad yang tidak pernah mencium bau seperti itu terasa mau muntah. keris di tangan lelaki yang berpakaian serba hitam itu bergetar ketika di dekatkan ke tubuh bu Ahmad.
     "ini bukan sakit biasa tapi kena guna-guna atau teluh" ucap lelaki itu mantap setelah melakukan pendeteksian dengan kerisnya.
     "ibu punya musuh?" tanyanya kemudian
     "menurut perasaan saya tidak ada" jawab bu Ahmad ragu
     "barangkali ada orang yang ingin menyingkirkan ibu?" tanya lelaki itu lagi
     "suami kakak saya punya istri lagi mbah" ucap Darmi, adik bu ahmad saat melihat kakaknya diam tak menjawab pertanyaan dukun itu.
     "berarti istri muda bapak ingin menyingkirkan ibu dengan cara mengirim teluh ke tubuh ibu" ucap lelaki itu tanpa keraguan sedikitpun.
     "masa si? rasanya nggak mungkin mbah. suami saya pernah mengenalkan saya dengan wanita itu. dia wanita soleha. tidak mungkin melakukan itu"
     "hati orang siapa tahu bu. lagi pula kalau ibu tidak ada tentu dia akan memiliki suami ibu seutuhnya" ucap lelaki itu bak provokator ulung. bu Ahmad termenung. perlahan ia mulai mempercayai omongan lelaki itu.
     "lalu apa yang harus saya lakukan mbah?"
     "ini teluh tingkat tinggi. kalau tidak cepat di tangani, orang yang kena teluh seperti ini hanya dalam beberapa hari pasti mati. yang nanti harus ibu lakukan adalah memotong kambing. dagingnya di bagikan pada masarakat miskin. sedang kepala kambing di tanam di depan rumah. kepala kambing itu berfungsi sebagai penangkal teluh jenis ini"
     "baik mbah, nanti saya akan membeli dan memotang kambing....."
     "ibu tidak perlu membeli kambing sendiri, apalagi memotong dan membagikan daging kambing itu, biar saya saja yang melakukannya" ucap lelaki itu memotong kalimat bu ahmad.
     setelah merasa tak ada lagi yang perlu di bicarakan, bu Ahmad memohon diri, tak lupa dia membayar jasa pengobatan dan menitipkan uang untuk membeli kambing. lelaki berpakaian serba hitam itu menerima uang itu dengan sumringah dan melepas tamunya dengan di dahului pesan agar minggu besok datang lagi.

     "Jo, kesini"
seorang remaja tanggung datang menghampiri lelaki berpakaian serba hitam itu. tugasnya serabutan, kadang menyebar brosur iklan pengobatan majikannya, kadang membersihkan taman dan lain-lain.
     "besok kamu beli kepala kambing di tempat pemotongan hewan"
Bejo mengangguk. salah satu pekerjaan rutinnya selain menyebar brosur adalah membeli kepala kambing. di terimanya uang lima puluhan ribu itu dari majikannya.
     "ingat kembaliannya nanti berikan lagi padaku"
Bejo kembali mengangguk. lelaki berpakain serba hitam itu tersenyum. pasien-pasiennya pasti tak tahu kalau dia tidak pernah membeli kambing, apalagi memotong dan membagikan dagingnya ke fakir miskin. cukup ia beli kepala kambing lalu menyerahkan pada pasien kepala kambing itu untuk di tanam.
   
     Setelah bolak-balik ke rumah lelaki berpakaian serba hitam itu namun penyakitnya belum sembuh juga, bu Ahmad mencari pengobatan alternatif ke tempat lain. kali ini lelaki setengah baya yang memakai baju muslim dan menyematkan gelar ustadz di depan namanya. namun di tempat prakteknya lelaki itu tak bosan-bosannya menatap bu Ahmad yang memang masih terlihat cantik di usia hampir empat puluh tahun.
     "dari getaran yang saya rasakan, penyakit yang ibu derita ini akibat kiriman orang. ini teluh atau santet" ucap lelaki itu setelah lama terdiam dan hanya mulutnya yang komat-kamit entah membaca apa
     'kata orang pinter yang pernah saya datangi, ini teluh kiriman istri muda suami saya"
     "saya juga berpendapat sama bu, dari terawangan saya yang mengirim teluh ini seorang wanita muda dan wanita ini pastilah istri muda suami ibu".
sementara Darmi, adik bu Ahmad yang senantiasa menemani kakaknya berobat hanya boleh menunggu di ruang tamu.
     "tolong pak ustadz, biar saya sembuh" pinta bu Ahmad dengan penuh harap
     "teluh yang menimpa ibu dari jenis tingkat tinggi dan karena sudah lama ibu harus di mandikan dengan air do'a. ibu bersedia?"
bu Ahmad termenung sebentar tapi mengingat betapa ia ingin sembuh dari penyakitnya ini iapun mengangguk.
     "baik, kalau begitu mari ikut saya"
bu Ahmad mengikuti langkah lelaki setengah baya itu. di kamar mandi yang cukup luas mereka berhenti. di situ telah tersedia tempat duduk yang sepertinya telah di siapkan untuk duduk pasien yang akan di mandikan.
     "silahkan duduk di situ bu"
bu Ahmad mengangguk lalu duduk di kursi yang telah di lihatnya saat pertama ia masuk.
     "silahkan di buka bajunya bu" ucap lelaki itu lagi setelah menutup pintu kamar mandi. bu Ahmad tampak ragu.
     "ayo bu tidak usah malu-malu"
dengan berat hati dan perasaan malu bu Ahmad melepas bajunya. lelaki itu melihat pemandangan di depannya dengan tak berkedip
     "yang di bawah juga bu" ucap lelaki itu gemetar menahan nafsu. dan bu Ahmadpun melepas rok panjangnya.

     Sementara di tempat lain, di sepertiga malam yang terahir, setelah menyelesaikan tahajudnya Annisa dengan khusu berdoa: "ya Allah berilah Aku, mas Ahmad dan istri tuanya kesehatan dan hidayah Mu. beri kami kemampuan agar bisa mewujudkan keluarga poligami yang sesuai syar'i, keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. amiin"

Label: