Minggu, 20 September 2015

KISAH MENAKJUBKAN DI BALIK PENENTUAN ACARA PELATIHAN RUQYAH DI GOMBONG

kisah unik di balik penentuan tempat acara ruqyah di gombong. beberapa bulan lalu ada takmir masjid gombong yang minta saya mengisi acara pelatihan ruqyah yang akan mereka adakan. namanya pak zain. saya menyanggupi. tapi kemudian tak ada kabar lagi dari beliau. karena saat itu saya belum berminat mengadakan acara ruqyah masal lagi,no hp beliau saya hapus. beberapa bulan berikutnya saya tergerak untuk mengadakan acara ruqyah masal lagi. no hp pak zai saya cari,tapi ga ada karena terlanjur ke hapus. saya buat pengumuman di grup wa saya barangkali di situ ada pak zai. tapi tak ada yang merespon. maksud saya,saya mau mensurvei apa masjid beliau layak untuk di jadikan tempat ruqyah masal? kalau layak bisa saya pakai karena jujur saja untuk acara pelatihan ruqyah yang paling susah adalah mencari masjid yang boleh di pakai untuk kegiatan tsb.kalau ga ketemu ya sudahlah. saya nyerah nyari no hp pak zai. saya putuskan untuk mencari masjid lain. setelah melakukan survei dan nanya sana-sini akhirnya saya tertarik dengan masjid al mutaqien. menurut informasi yang saya dapat,takmirnya yang bernama pak soleh orangnya 'enakan' kalau kita mau make masjid. sayapun menghubungi pak soleh. pak soleh bilang ok tapi saya di suruh menghubungi pak agus untuk membicarakan waktu yang kosong. saya mengajukan tanggal 18 oktober,dan pak agus menyetujui. alhamdulillah. benar kata orang,pak soleh dan pak agus orangnya 'enakan'. setelah deal. sayapun membuat status akan mengadakan pelatihan ruqyah dan ruqyah masal,minggu 18 oktober di masjid al mutaqien jl lapangan manunggal gombong. setelah saya membuat status di tempat lain banyak orang yang bertanya pada pak zai; "pak,katanya belum siap mengadakan acara pelatihan ruqyah di masjid kita,kok beritanya sudah ada di facebook?". penasaran pak zaipun membuka facebook untuk memastikan kebenaran berita itu. setelah yakin pak zai kemudian menghubungi saya. subhanallah ternyata pak zai ini salah satu takmir masjid al mutaqien juga! di telpon pak zai bilang akan membantu sekuat tenaga mempublikasikan acara pelatihan ruqyah dan ruqyah masal nanati di masjid-masjid sekitar gombong. kalau perlu pak zai akan membantu dengan membuatkan spanduk-spanduk. alhamdulillah,dengan bantuan pak zai dan dengan pertolongan Allah saya yakin acara di gombong nanti akan di hadiri banyak peserta. karena itu saya sangat berharap sahabat-sahabat utama saya seperti Kumandan Hangsip,Ahmad Salim dan,Kang Kuat bisa hadir membantu saya.

Kamis, 17 September 2015

TANDA-TANDA TERKENA AIN DAN SOLUSINYA

TANDA-TANDA terkena 'AIN atau yg lainnya. Jika seseorang sehat dari penyakit jasmani, maka gejalanya secara umum : 1. Pusing yg berpindah-pindah 2. Wajah pucat 3. banyak keluar keringat dan sering kencing 4. Tidak nafsu makan 5. Kesemutan, kepanasan atau kedinginan pada bagian tubuh. 6. Detak jantung tdk teratur 7. Rasa sakit yg selalu berpindah-pindah pada bawah punggung dan bahu 8. Merasa sedih dan tertekan 9. Susah tidur di malam hari 10. Emosi yg berlebihan, Rasa takut (paranoid) dan marah yg tdk wajar 11. Sering bersendawa dan menarik nafas panjang (dada sesak) 12. Sering menyendiri, tdk bersemangat, malas, banyak tidur, dan masalah-masalah kesehatan lain yg sebabnya bukan karena bukan faktor medis. Tanda-tanda Anak/bayi terkena ‘ain Bayi yang baru lahir dan anak-anak sangat rentan terkena penyakit ‘ain. Apalagi kalau bayi/anak itu mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki bayi/anak yang lain, seperti kelucuannya,rupanya yang manis ,kesehatannya, dan lain-lain yang mengundang perhatian siapa saja yang melihatnya. Adapun diantara tanda-tanda anak yang terkena pengaruh buruk ‘ain adalah : 1.Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung henti,kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas. عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي فَقَالَ مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِي فَهَلَّا اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ Aisyah rodhiyallohu anha berkata : “Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis.Beliau berkata,”Mengapa bayi kalian menangis?Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?) (Shahihul jami’ 988 n0.5662) 2. Kondisi tubuh yang sangat kurus kering عَنْ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِرَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِآلِ حَزْمٍ فِي رُقْيَةِ الْحَيَّةِ وَقَالَ لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ مَا لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي ضَارِعَةً تُصِيبُهُمْ الْحَاجَةُ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ الْعَيْنُ تُسْرِعُ إِلَيْهِمْ قَالَ ارْقِيهِمْ Dari Jabir rodhiyallohu anhu bahwa Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam memberi rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais,”Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab : “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau,”Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka! (HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi) 3.Nangis tanpa sebab dan tidak berhenti-henti. .. 4.Yg tadinya penurut menjadi pembangkang, rewel dan sulit diatur 5.Yg tadinya rajin dan berprestasi di sekolah bisa berubah menjadi bebal, pemalas, dan ngantukkan dll Sunnah bagi orang yang memandang takjub terhadap sesuatu : Seperti yang telah dijelaskan di atas,bahwa penyakit ‘ain tidak hanya disebabkan oleh orang yang iri dan dengki terhadap sesuatu yang dipandangnya. Bahkan setiap mata yang memandang takjub terhadap sesuatu dengan izin Alloh juga bisa menyebabkan pengaruh buruk ‘ain walaupun orang tersebut tidak bermaksud menimpakan ‘ain. Bahkan ini terjadi pada para sahabat Nabi yang sudah terkenal akan kebersihan hati mereka. Adapun diantara sunnah ketika seseorang memandang takjub terhadap sesuatu adalah : 1. Medoakan keberkahan pada apa yang dilihatnya Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu anhu : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad). Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya adalah : بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ ‘Ya Alloh Semoga Alloh memberikan berkah padanya” اللَّهُمَّ بَارِكْعَلَيْهِ “Ya Alloh berkahilah atasnya” اللَّهُمَّ بَارِكْلَهُ “Ya Alloh berkahilah baginya” 2. Hendaklah mengucapkan : مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ “Sungguh atas kehendak Allohlah semua ini terwujud” Hal ini didasari firman Alloh dalam surat Al-Kahfi ayat 39. Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan :”Ketika engkau masuk suatu kebun dan kau merasa takjub akan keindahannya,mengapa engkau tidak memuji Alloh atas nikmat yang telah diberikan kepadamu seperti nikmat harta dan anak keturunan yang tidak diberikan kepada selain engkau dan mengapa kamu tidak mengucapkan masya’Alloh la quwwata illa billah. Upaya-upaya orang tua untuk mengantisipasi anak dari ‘Ain: 1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya dari bahaya ‘ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-bacaan) yang diajarkan dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam memohon perlindungan Alloh untuk Hasan dan Husain dengan doa : أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ Aku berlindung kepada Alloh untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat. (HR Abu Daud) 2. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam zadul ma’ad 4/159, hendaknya para orang tua tidak menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang dikhawatirkan akan mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya. Lalu Ibnu qoyyim menukil atsar dari Imam Baghowi bahwasanya pernah suatu ketika Utsman bin Affan rodhiyallohu anhu melihat seorang anak kecil yang sangat elok rupanya lagi menawan, kemudian Ustman berkata, “Tutupilah (jangan ditampakkan) lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak itu.” Maka keadaan seperti itu sangat dikhawatirkan akan terjadinya pengaruh buruk ‘ain. Lebih-lebih kalau ada orang yang terkenal mempunyai sifat iri dan dengki. 3. Hendaklah para orang tua tidak berlebihan menceritakan kelebihan-kelebihan atau kebaikan-kebaikan anaknya yang tidak dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri dan dengkii siapa saja yang mendengarnya,kemudian berusaha melihatnya,hingga Alloh menakdirkan terjadinya pengaruh buruk ‘Ain tersebut. Upaya-upaya orang tua bila anak sudah terkena pengaruh buruk ‘Ain : 1. Jika pelakunya diketahui, maka hendaklah orang itu diperintahkan untuk mandi, kemudian orang yang terkena pengaruh mata itu mandi dengan bekas air mandi orang itu. Hal ini sebagaimana kisah sahabat nabi shollallohu alaihi wa sallam Sahl bin Hunaif rodhiyallohu anhu dalam hadits yang telah lalu,bahwa nabi shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan Amir bin robi’ah rodhiyallohu anhu untuk mandi dan sisa air mandinya diguyurkan pada Sahl bin Hunaif rodhiyallohu anhu. At-Tirmidzi menjelaskan :”Pelaku ‘ain diperintahkan untuk mandi dengan menggunakan air dalam baskom. Lalu meletakkan telapak tangannya di mulut dan berkumur-kumur,lalu disemburkan ke dalam baskom tersebut. Baru setelah itu membasuh wajahnya dengan air dalam baskom tersebut,lalu memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut kanannya dengan air baskom tersebut.Kemudian memasukkan tangan kanannya dan menyiramkan air baskom itu ke lutut kirinya.Baru kemudian membasuh tubuh di balik kain, namun baskom itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau lantai.Setelah itu sisa air diguyurkan ke kepala orang yang terkena ‘ain dari arah belakang satu kali guyuran. 2. Memperbanyak membaca “Qul Huwallohu Ahad” (surat al-Ikhlas),Al-Muawwidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas),al-Fatihah,ayat kursi,bagian penutupsurat al-Baqoroh (dua ayat terakhir),dan mendoakan dengan doa-doa yang disyariatkan dalam ruqyah 3. Membaca doa : بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ “Dengan menyebut Nama Alloh,aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki.Mudah-mudahan Alloh subhanahu wa ta’ala menyembuhkanmu.Dengan menyebut Nama Alloh,aku mengobatimu dengan meruqyahmu.” (HR.Muslim no.2186 (40),dari Abu Said rodhiyallohu anhu) Atau بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ “Dengan menyebut nama Alloh,mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu dari segala penyakit,mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu,melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai mata jahat.” (HR. Muslim no. 2185 (39), dari Aisyah rhodiyallohu anha) Ini adalah doa yang dibacakan malaikat Jibril kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam ketika mendapat gangguan syetan. 4. Membacakan pada air (dengan bacaan –bacaan ruqyah yang syar’i) disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada penderita,dan sisanya disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rosululloh shollallhu alaihi wa sallam kepada Tsabit bin Qois. (HR. Abu Daud no. 3885) 5. Dibacakan (bacaan) pada minyak dan kemudian minyak itu dibalurkan. (HR Ahmad III/497,lihat silsilah al-Ahaadits as-Shohihah :397). Jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam,maka yang demikian itu lebih sempurna jika air zam-zam itu mudah diperoleh atau kalau tidak,boleh juga dengan air hujan. 6. Membaca zikir pagi dan petang untuk pribadi ===================================================================== Muhammad Faizar TANDA-TANDA KORBAN PANDANGAN MATA JAHAT : 1.Ngantukan dan selalu ingin tidur 2.Kerjanya ingin “ngulet” seperti orang yang baru bangun tidur 3.Rasa lemah dan berat di bagian tubuh secara menyeluruh atau di salah satu bagian dari kedua betis 4.Banyak mengeluarkan keringat, terutama di daerah kening dan punggung 5.Orang yang dipandang sering merasa mual dan muntah tanpa sebab 6.Mengalami rasa mulas yang berkepanjangan dan diare tanpa sebab medis 7.Banyak mengeluarkan air liur dan terkumpul di mulut 8.Banyak bersendawa 9.Orang yang kena pandang kadang sering ingin merasa menangis tanpa sebab 10.Rasa dingin di ujung-ujung bagian tubuh, terutama tangan dan kaki 11.Rasa cekot-cekot di bagian ujung tubu 12.Rasa gatal di seluruh tubuh atau di sebagian saja 13.Denyut jantung tak beraturan dan terkadang berdegup sangat kencang 14.Rasa panas di badan, seperti demam, dan kadang hanya pada di bagian ujung tubuh saja 15.Mata berkedip cepat, tidak kuat melek lama 16.Melihat banyak mata memandang ke arahnya, baik di dalam mimpi maupun ketika sadar 17.Ketika mendengar ayat-ayat al-Qur’an, terutama ayat ruqyah, ia akan sering menguap dengan mengularkan air mata 18.Nyeri di bagian punggung bawah dan rasa berat di kedua pundak 19.Marah yang tak wajar, stress tanpa sebab, gundah tanpa sebab, dan yang semacamnya 20.Sangat sulit konsentrasi dalam pekerjaan dan pelajaran 21.Mogok kerja atau mogok masuk kelas tanpa alasan yang jelas 22.Tidak bisa berdiam diri, kadang kaki selalu ingin gerak 23.Insomnia 24.Tidak betah di rumah, seakan terpenjara dan tersiksa di dalam rumah, atau malah sebaliknya 25.Sering bermimpi yang berkaitan dengan mata, atau dalam kasus lain berupa ular Untuk menangkal al-'Ain, istiqomahkan dzikir pagi dan petang, terutama ayat kursi dan 3 qul... Bisa juga dengan mengkonsumsi kurma ajwa di setiap pagi... Semoga Allah melindungi kita dari segala keburukan makhluk-NYA... Foto Abdul Ha

KEYAKINAN SESAT PADA JIMAT

Di antara banyak bentuk kesyirikan yang masih tersebar di tengah masyarakat pada umumnya adalah penggunaan jimat. Bagi mereka jimat diyakini sebagai pelindung (selain Allah Azza wa Jalla ) dari berbagai mala petaka, sakit dan celaka. Atau diyakini dapat mendatangkan manfaat tertentu seperti membawa keberuntungan, pelet pemikat, kemudahan rizki, kepercayaan untuk kenaikan jabatan dan lain sebagainya. Ada jimat berupa cincin /ali-ali, gelang, kalung, bahan-bahan logam berbagai bentuk, tali yang diikatkan pada salah satu anggota tubuh tertentu, ataupun bentuk-bentuk jimat lainnya. Penyakit berbahaya ini tidak hanya melanda masyarakat awam, tetapi juga tidak sedikit kalangan terpelajar atau cendikiawan yang ikut terbawa arus fenomena yang menyedihkan sekaligus menyesatkan ini. Ironisnya, ketika seseorang telah menjadi hamba jimat dan diperbudak oleh kesyirikan perangkap setan, ternyata dia tidak segan mengajarkan bahkan mengajak orang lain melakukan hal yang sama dan demikian seterusnya. Sebagai seorang Mukmin kita layak mengetahui hal ini, agar dapat menghindari dan mencegah diri sendiri dan orang lain terjerumus di dalamnya bahkan menyelamatkan mereka yang telah terjerembab masuk ke dalam lumpur kebinasaan. Nas'alullâha assalâmata wal `âfiyah kita semua hanya memohon kepada Allah Azza wa Jalla keselamatan dan perlindungan. KEBINASAAN PELAKU SYIRIK Bertauhîd (mengesakan) Allah Azza wa Jalla dalam semua bentuk ibadah adalah hak Allah Azza wa Jalla yang paling agung. Dan kesyirikan merupakan kezhaliman paling besar terhadap hak Allah Azza wa Jalla tersebut. Ancaman dan murka Allah Azza wa Jalla terhadap syirik dan pelakunya sangat tegas dalam banyak ayat-ayat-Nya. Allah Azza wa Jalla tidak akan mengampuni dosa syirik; amalan pelakunya akan gugur dan dia diharamkan masuk jannah Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman: إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain dari (syirik) itu bagi siapapun yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah (berbuat syirik) maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [an-Nisâ`/4 : 48] وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ Seandainya mereka melakukan kesyirikan kepada Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [al-An`âm/6: 88] إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ Sesungguhnya orang yang berbuat syirik kepada Allah maka pasti Allah haramkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu para penolong. [al-Mâidah/5: 72] Keseragaman risalah dakwah seluruh Nabi dalam menegakkan tauhid Allah Azza wa Jalla di muka bumi ini semakin mempertegas keagungan nilai tauhid dan nistanya perbuatan syirik. Allah Azza wa Jalla berfirman: وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelum engkau; "Jika kamu mempersekutukan Allah (dengan syirik) niscaya akan gugurlah amalmu dan tentulah kamu menjadi orang-orang yang merugi (diadzab)". [az-Zumar/39: 65] KESYIRIKAN DALAM JIMAT Jimat biasanya berupa ikatan yang terbuat dari besi, emas, perak atau logam lain sejenis atau apa saja yang diyakini dapat menangkal serta menghilangkan mala petaka dan celaka; atau diyakini dapat mendatangkan suatu manfaat. Sebagian orang mengenakannya di salah satu anggota badan dirinya atau keluarganya, digantungkan di atas pintu dalam rumah, toko, kendaraan atau selainnya.[1] Memakai jimat dengan berbagai jenisnya adalah syirik. Apabila diyakini pemakainya bahwa jimat itu dapat berpengaruh langsung tanpa kehendak Allah Azza wa Jalla , maka ia menjadi musyrik dengan jenis syirik besar dalam perkara tauhîd rubûbiyah karena dia telah meyakini tuhan selain Allah Azza wa Jalla . Namun, jika dia meyakini jimat tersebut sebagai sebab (perantara) dan tidak memberikan pengaruh langsung, maka tergolong syirik kecil. Karena saat dia meyakini sesuatu sebagai sebab padahal tidaklah demikian, maka sesungguhnya dia telah menyamai Allah Azza wa Jalla dalam menentukan hal tersebut sebagai sebab; padahal Allah Azza wa Jalla tidaklah menjadikannya sebagai sebab.[2] Dari `Imrân bin Hushain Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang pria mengenakan ikatan jimat yang terbuat dari tembaga di tangannya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya "Apa ini?". Pria tersebut menjawab: "(aku memakainya) Karena (tertimpa) penyakit wahînah". Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata "Lepaskanlah! Sesungguhnya (jimat) itu tidak akan menambahkanmu selain penyakit. Jika engkau mati dan jimat itu masih berada pada dirimu maka engkau tidak akan bahagia dan berjaya hingga kapanpun!".[3] Jika ancaman ketidakbahagiaan itu disampaikan kepada seorang Sahabat mulia Radhiyallahu anhu lantaran dia memakai jimat; maka bagaimana jadinya apabila pemakai jimat itu ternyata seorang biasa yang tidak memiliki kemuliaan sebagaimana kemuliaan para Sahabat Radhiyallahu anhu ?! Jelas akan lebih jauh dari kebahagiaan!! . Maka berhati-hatilah dalam hal ini!! Ketegasan sikap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memberantas kesyirikan dan penggunaan jimat semacam ini sangat dicermati dengan baik dan diteladani oleh para Sahabat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta Ulama salaf pada umumnya, karena yang demikian adalah sikap mengingkari kemungkaran dan pembelaan terhadap hak Allah Azza wa Jalla . Suatu hari Hudzaifah Radhiyallahu anhu menjenguk seorang pria yang sedang sakit, yang di lengan tangannya terdapat tali jimat penangkal demam. Hudzaifah Radhiyallahu anhu segera memotongnya, lalu membaca firman Allah Azza wa Jalla [Yûsuf/12:106] : وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ "Tidaklah sebagian besar mereka beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)".[6] Sa`îd bin Jubair Radhiyallahu anhu berkata "Barangsiapa memotong satu jimat (tamîmah) dari seseorang maka ia berpahala seakan telah memerdekakan seorang budak".[7] Menggunakan jimat-jimat ini adalah perbuatan syirik (yang dapat menjadi besar ataupun kecil) tergantung keyakinan pemakainya. Karena barangsiapa menetapkan suatu perantara padahal Allah Azza wa Jalla tidak pernah sekalipun menjadikannya sebagai sebab perantara syar`i maupun qadari; maka sungguh dia telah menjadikannya sekutu bagi Allah Azza wa Jalla . Membaca surat al-Fatihah adalah sebab perantara syar`i (yang memang disyariatkan) untuk mendapatkan kesembuhan (dari Allah Azza wa Jalla ). Ataupun sebagaimana mengkonsumsi makanan (berserat) adalah suatu sebab yang terbukti dapat memudahkan proses buang air; dan ini adalah qadari karena dapat diketahui melalui berbagai pengalaman.[8] Sedemikian benci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap penggunaan jimat, sehingga pada suatu saat ketika sekelompok orang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk berbaiat kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ); maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan baiat kepada sembilan orang dan membiarkan seseorang di antara mereka. Kemudian mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, engkau telah membaiat sembilan orang dan meninggalkan seseorang (di antara kami)?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab "Sesungguhnya dia memakai tamîmah". Dia memasukkan tangannya dan memotong jimatnya; kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan baiatnya seraya bersabda: "Barangsiapa memakai jimat (tamîmah) maka dia telah berbuat syirik".[9] Tamîmah ialah jimat yang dikalungkan pada seseorang dan diyakini dapat menangkal bahaya, penyakit `ain atau mendatangkan manfaat dan kebaikan tertentu [10]. Secara umum tamîmah terbagi menjadi dua macam. Pertama: yang terbuat dari selain al-Qur`ân seperti tulang, kerang, keong, tali benang, paku, nama-nama setan dan lainnya maka ini tidak diragukan lagi adalah syirik karena seseorang menggantungkan sesuatu kepada selain Allah Azza wa Jalla . Kedua: yang berasal dari al-Qur`ân, Asma dan Sifat Allah Azza wa Jalla ; maka terdapat selisih pendapat dalam pembolehannya. Dan pendapat yang kuat adalah tidak diperbolehkannya hal demikian. Setidaknya ada tiga hal yang menguatkan pendapat larangan tersebut: 1. Keumuman dalil-dalil larangan mengenakan tamîmah dan tidak ada dalil yang mengkhususkannya. 2. Ditutupnya segala pintu atau celah yang akan menyeret kepada kesyirikan seperti akan digantungkannya hal yang tidak mubah. 3. Jika seseorang memakai tamîmah yang berisi dari al-Qur`ân atau Asma dan Sifat Allah Azza wa Jalla , maka sudah barang tentu ia akan membawanya ke manapun termasuk ke kamar kecil untuk membuang hajatnya dan ini termasuk sikap menghinakan al-Qur`ân.[11] Ibrâhîm an-Nakha`i rahimahullah berkata "Para salaf membenci (mengharamkan) semua bentuk tamîmah baik yang terbuat dari al-Qur`ân ataupun selainnya"[12] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda "Sesungguhnya ruqyah (jampi-jampi azimat), tamîmah dan pelet adalah syirik".[13] Al-Khathabi berkata "Ruqyah yang dilarang adalah yang tidak berbahasa Arab; karena boleh jadi mengandung sihir atau kekufuran. Adapun jika dipahami maknanya dan terdapat dzikir terhadap Allah Azza wa Jalla di dalamnya, maka yang demikian dianjurkan serta diharapkan barakahnya, Wallâhu A`lam.[14] Syaikh al-Albâni berkata "Ruqyah yang dimaksud dalam hadits ini adalah yang terdapat di dalamnya permohonan lindungan kepada jin atau ruqyah yang tidak dipahami maknanya…".[15] Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis ruqyah adalah syirik. Ada beberapa ketentuan lazim sehingga sebuah ruqyah boleh dilakukan. `Auf bin Mâlik Al-'Asyjâ`i Radhiyallahu anhu berkata: “Dahulu semasa jahiliyah kami melakukan bacaan ruqyah. Kemudian kami bertanya : “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaimana pendapat engkau?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab “Tunjukkan kepadaku ruqyah kalian, tidaklah mengapa (dilakukan) ruqyah selama bukan kesyirikan"[16]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukannya, beliau juga pernah diruqyah oleh Jibrîl Alaihissallam [17] Demikian pula oleh `Aisyah Radhiyallahu anhuma.[18] Para Ulama rahimahumullâh menjelaskan syarat-syarat ruqyah yang diperbolehkan yaitu: Pertama: Ruqyah yang dilakukan adalah bacaan al-Qur`ân, al-Hadits atau Asma dan Sifat Allah Azza wa Jalla , Kedua: Berbahasa Arab atau yang dapat dipahami, Ketiga: Tidak diyakini bahwa ruqyah tersebut dapat memberikan manfaat dengan sendirinya kecuali dengan kuasa dan izin Allah Azza wa Jalla semata.[19] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda "Barangsiapa bergantung pada tamîmah maka Allah tidak akan menyempurnakan tujuannya, barangsiapa bergantung pada kalung jimat maka Allah tidak akan memberikan ketenangan dan kedamaian padanya".[20] WASIAT RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM UNTUK MEMBERANTAS JIMAT. Ketika Abu Basyîr al-Anshâri Radhiyallahu anhu bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di sebagian safarnya, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim seorang utusan dan berkata "Jangan biarkan ada jimat (yang digantungkan) di leher onta, kecuali harus dipotong".[21] Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan termasuk jimat sesat. Dari Ruwaifi` Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya "Wahai Ruwaifi`, sesungguhnya engkau akan hidup panjang. Maka kabarkanlah kepada manusia bahwa barangsiapa mengikat janggutnya, atau bergantung pada jimat, atau bersuci dengan kotoran dan tulang hewan, maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri darinya".[22] Bahkan Allah Azza wa Jalla akan membiarkan ketergantungan seseorang kepada sesuatu selain Allah Azza wa Jalla , dan Allah Azza wa Jalla akan menampakkan kelemahannya; karena tidak ada sesuatupun yang terjadi melainkan dengan kuasa dan izin Allah Azza wa Jalla , Rabb semesta alam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِّلَ إِلَيْهِ Barangsiapa bergantung pada sesuatu (selain Allah) maka dia akan dipasrahkan kepadanya.[23] Yakni dibiarkan dirinya bergantung pada sesuatu dan Allah Azza wa Jalla akan mengabaikannya.[24] MEMOHONLAH HANYA KEPADA ALLAH WA JALLA Islam mengajarkan setiap hamba untuk senantiasa bertauhîd mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam setiap amal perbuatan, mendekatkan diri kepada-Nya serta berlindung dan memohon penjagaan hanya dari-Nya. Tidak kurang dari tujuh belas kali dalam setiap shalat seorang Muslim membaca, namun tidak jarang di antara mereka yang belum memahami untuk kemudian mengamalkan kandungan maknanya; bacaan itu adalah: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. [al-Fâtihah/1:5] Sekecil apapun kesulitan atau musibah yang dihadapi seorang hamba, hendaklah dia mengadu dan bersandar kepada Allah Azza wa Jalla yang Maha segalanya. Karena dia menyadari sepenuhnya bahwa hidup dan matinya adalah di tangan Allah Azza wa Jalla. قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. [al-An`âm/6:162] Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu yang masih sangat belia dan ajaran itu sekaligus menjadi arahan wasiat bagi seluruh umatnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat : (("Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan dapatkan Allah di hadapanmu (menolongmu). Apabila engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, dan apabila engkau meminta pertolongan maka memintalah pertolongan dari Allah. Ketahuilah bahwa jika seluruh umat manusia berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan memberikan apapun melainkan apa yang telah Allah takdirkan bagimu. Dan apabila mereka berkumpul untuk mencelakakanmu maka mereka tidak akan dapat melakukannya, melainkan apa yang telah Allah gariskan untukmu. Pena (qalam) telah diangkat dan shuhuf (lembaran takdîr) telah kering")).[25] DOA DAN WIRID-WIRID SYAR’I TELAH DICONTOHKAN Hukum vonis syirik dalam jimat bukan tanpa solusi dalam mencari perlindungan dari berbagai mala petaka dan celaka. Berbagai doa perlindungan dari celaka dan bahaya telah sempurna diajarkan dalam Islam. Ini semua agar umat hanya mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam setiap ucapan dan langkah amalannya; demikian juga agar terjauhkan dari segala bentuk kesyirikan. Semenjak seorang Muslim bangun dari tidurnya, hingga ia akan tidur kembali, bahkan saat ia mendapatkan mimpi buruk dalam tidurnya. Di setiap tempat dan keadaan, dalam kondisi bermukim dan safar, tatkala rasa was-was menghampirinya, doa dan dzikir di pagi hari dan petangnya. Demikian pula harapan kebaikan bagi dirinya, semua itu telah disempurnakan dalam ajaran Islam baik yang termaktub dalam al-Qur`ân maupun al-Hadits; sebagaimana ketentuan contoh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Namun bukan dengan "memaksakan" ayat-ayat atau bacaan-bacaan tertentu agar dapat menjadi doa yang ternyata menyimpang dari tuntunan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Barangsiapa mengamalkan sesuatu yang belum pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka amal tersebut pastilah tertolak dan sia-sia. PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL: 1.Kewajiban bertauhîd kepada Allah Azza wa Jalla dalam setiap keadaan dan keharaman berbuat syirik dengan bentuk apapun dan dalam kondisi apapun. 2. Islam telah menutup semua celah yang akan menghantarkan kaum Muslimin kepada kesyirikan. 3. Syirik adalah kezhaliman terbesar terhadap hak Allah Azza wa Jalla yang Maha Besar. Pelakunya terancam dengan kesengsaraan di dunia dan adzab pedih di akhirat. 4. Mengenakan jimat dengan berbagai keyakinannya adalah perbuatan syirik baik diyakini sebagai perantara maupun sebagai pelaku utama selain Allah Azza wa Jalla . 5. Wajib mengingkari kemungkaran syirik dan dosa lainnya namun sesuai ketentuan hukum syariat Islam. 6. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menetapkan bahwa jimat tamîmah adalah syirik dan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat untuk memeranginya dan memberantasnya. 7. Tidak ada jalan lain untuk mencari kebahagiaan dan menjauh dari kesengsaraan melainkan dengan menjalankan semua bagian syariat islam. 8. Memohon perlindungan hanyalah dari Allah Azza wa Jalla semata. Arahan Islam dalam memohon perlindungan dari berbagai bahaya dan celaka telah sempurna diajarkan dalam al-Qur`ân dan Sunnah. Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa membimbing kita untuk dapat berjalan di atas cahaya kebenaran Islam, amîn. Referensi: 1. Al-Mustadrak, Dâr Kutub `Ilmiyah Libanon. Cet II th.1422 H/2002 M. Muhammad `Abdullâh al-Hâkim an-Naisâburi. 2. Al-Mushannaf, Al-Maktabah at-Tijâriyah Dâr Al-Fikr Beirut Libanon. Cet th. 1414 H/ 1994 M. `Abdullâh bin Muhammad bin Abi Syaibah al-Kufi 3. Al-Qaulul-Mufîd `ala Kitab at-Tauhîd, Dâr Ibnul-Jauzi KSA . Cet II th.1424 H. Muhammad Shâlih al-Utsaimîn 4. At-Tamhîd li Syarhi Kitab at-Tauhîd, Dâr at-Tauhid KSA. Cet I 1424 H/2003 M. Shâlih `Abdul `Azîzi Alu Syaikh. 5. Aunul Ma'bûd Syarh Sunan Abi Dâwud, Dâr al-Fikr Beirut Libanon. Cet III th.1399 H/1979 M. Muhammad Syamsul Haqqil 'Azhîm Abadi. 6. Fathul-Majîd Syarh Kitab at-Tauhîd, Dârul-Kitâb al-Islâmi Madinah KSA. `Abdurrahman bin Hasan Alu Asy-Syaikh. 7. Musnad Ahmad, Mu'assasah ar-Risâlah Beirut Libanon. Cet I th.1420 H/1999 M - Baitul-Aqthar Ad-Dauliyyah, th.1419 H/1998 M. Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani. 8. Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, Maktabah al-Ma`ârif Riyâdh KSA. Cet th.1415 H/1995 M. Muhammad Nâshiruddin al-Albâni . 9. Shahîh Sunan Abi Dâwud, Al-Maktab al-Islâmi Beirut Libanon. Cet I th.1409 H/1989 M. Sulaimân al-Asy'âts as-Sijistâni - Muhammad Nâshiruddin al-Albâni. 10. Shahîh Sunan an-Nasâ'i, Al-Maktab al-Islâmi Beirut Libanon. Cet I th.1408 H/1988 M. Ahmad bin Syu'aib an-Nasâ'i - Muhammad Nâshiruddîn al-Albâni. 11. Shahîh Sunan Ibnu Mâjah, Al-Maktab al-Islâmi Beirut Libanon. Cet III th.1408 H/1988 M. Muhammad bin Yazîd al-Qazwini - Muhammad Nâshiruddîn al-Albâni. 12. Shahîh Sunan at-Tirmidzi, Al-Maktab al-Islâmi Beirut Libanon. Cet I 1409 H/1989 M. Muhammad bin `Isa at-Tirmidzi - Muhammad Nâshiruddin al-Albâni. 13. Shahîh Muslim, Dâr as-Salâm Riyâdh KSA. Cet I th.1419 H/1998 M. Muslim bin Hajjâj an-Naisâburi. 14. Shahîh al-Bukhâri, Dâr As-Salam Riyâdh KSA. Cet II th.1419 H/1999 M. Muhammad bin Ismâ'îl al-Bukhâri. 15. Tuhfatul Ah-wadzi Syarh Jâmi' at-Tirmidzi, Maktabah Ibnu Taimiyah. Cet III th.1407 H/1987 M. Muhammad `Abdurrahmân al-Mubârakfury. 16. Tafsîrul-Qur`ân al-`Azhîm, Muassasah Ar-Rayyân Libanon. Ismâ`îl bin Katsîr ad-Dimasyqi [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIII/1430/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196] _______ Footnote [1]. Lihat catatan penting Syaikh al-Albâni tentang hal ini dalam Silsilah Shahîhnya takhrîj hadits no: 492 [2]. Al-Qaulul-Mufîd `ala Kitab at-Tauhîd, hal: 107 [3]. Ahmad no: 20000, al-Hâkim no: 7502 dengan sanad yang shahîh tanpa penyebutan kebahagiaan. Al-Hâkim berkata "sanad hadits ini shahîh namun belum diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim". Wallâhu A`lam [4]. Al-Qaulul-Mufîd `ala kitab at-Tauhîd, hlm: 112 [5]. Lihat kitab At-Tauhîd, Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahâb mencantumkan permasalahan sekaligus hadits ini sebagai larangan salah satu jenis kesyirikan dalam bab: "Di antara bentuk kesyirikan menggunakan kalung jimat dan selainnya" [6]. Ibnu katsîr menyebutkan atsar ini dalam tafsir Qs Yûsuf/12:106 (2/642) [7]. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf 5/428 no: (18). Dan keserupaan itu dijelaskan Syaikh Ibnu `Utsaimîn dalam Al-Qaulul-Mufîd `ala Kitab at-Tauhîd, hal: 123 [8]. Al-Qaulul-Mufîd `ala Kitab at-Tauhîd, hlm: 107 [9]. Ahmad no: 17422, dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Silsilah Shahîhah no: 492 [10]. At-Tamhîd li Syarhi Kitab at-Tauhîd, hlm: 109, Fathul-Majîd, hlm 151, Al-Qaulul-Mufîd `ala Kitab at-Tauhîd, hlm: 117 [11]. Fathul Majîd, hlm: 152-153 [12]. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf , no: 3518 [13]. Shahîh Sunan Abi Dâwud no: 3288, Shahîh Sunan Ibnu Mâjah no: 2845, Ahmad no: 3615, Silsilah Shahîhah no: 331 [14]. Aunul-Ma`bûd 10/367 [15]. Silsilah Shahîhah 1/649 [16]. Muslim no: 5732, Shahîh Sunan Abi Dâwud no: 3290 [17]. Muslim no: 5700 [18]. Al-Bukhâri no: 5735 [19]. At-Tamhîd li Syarhi Kitab at-Tauhîd, hlm: 108-109, kitab At-Tauhîd karya Syaikh Shâlih al-Fauzân, hlm: 67-68 [20]. Ahmad no: 17404, al-Hâkim no: 7501 [21]. Al-Bukhâri no: 3005, Muslim no: 5549 [22]. Ahmad no: 16995, Shahîh Sunan Abu Dâwud no: 27, Shahîh Sunan an-Nasâ`i no: 4692, Syaikh al-Albâni berkata "shahîh" [23]. Ahmad no: 18781, al-Hâkim 7503, dihasankan Syaikh al-Albâni dalam Shahîh Sunan at-Tirmidzi no: 1691 [24]. Tuhfatul Ahwadzi 6/239, Al-Qaulul-Mufîd `ala Kitab at-Tauhîd, hal: 119 [25]. Shahîh Sunan at-Tirmidzi no: 2043 Oleh : Ustadz Rizal Yuliar

Rabu, 09 September 2015

TEMPAT-TEMPAT YANG DI SUKAI SETAN DAN JIN

Tempat-Tempat yang Disukai Setan dan Jin Memang sejatinya manusia tidak hidup sendiri di bumi ini selain makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain yang hidup satu alam dengan kita. Masih ada makhluk Allah lain yang ghaib seperti setan dan jin. Selayaknya makhluk lain, mereka juga punya tempat tinggal. Adapun beberapa tempat yang disukai setan dan jin untuk dijadikannya tempat tinggal. Berikut tempat-tempat yang disukai setan dan jin. •Kamar mandi/toilet Telah sering diajarkan kepada kita doa setiap kali hendak masuk/keluar kamar mandi, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan". Tidak lain doa ini adalah untuk membentengi diri dari setan. •Tempat kotor, tidak terawat, dan kosong Setan dan jin suka dengan tempat-tempat yang kotor, lembab, gelap, dan najis. Selain itu tempat-tempat yang sudah tidak terawat dan kosong juga dapat mengundang mereka untuk datang dan bertempat tinggal. •Lembah-lembah Setan dan jin lebih sering ditemukan di lembah-lembah dibandingkan tempat-tempat tinggi seperti pegunungan. •Kuburan Kuburan kadang-kadang dijadikan untuk perbuatan syirik. Menyembah dan meminta perlindungan kepada orang yang sudah meninggal. Selain itu melakukan perjanjan/persekutuan dengan setan sangat diharamkan bagi manusia. •Sungai, danau, dan laut Bersabdalah Rasulullah Shallallaahu’alaihi Wasallam: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di antara air dan kemudian mengutus pasukannya" (H.R Muslim). Beberapa ulama mengatakan bahwa lautan adalah samudera Al-Hadi karena tempat bertemunya benua-benua di dunia. •Pusat keramaian, pasar, dan swalayan Tempat yang Allah paling tidak suka adalah seperti pusat keramaian, termasuk pasar dan swalayan. Ini bukan berarti tidak memperbolehkan kita untuk pergi ke sana. Hanya saja, tempat-tempat seperti ini sering terjadi kemaksiatan dan kemungkaran. Ini berarti setan dan jin juga senang singgah di sana. •Jalan dan lorong-lorong Rasulullah Shallallaahu’alaihi Wasallam bersabda, "Jika telah datang malam, maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran dan melakukan penculikan. Matikan lentera di saat tidur karena sesungguhnya binatang fasik seperti tikus itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah tersebut". (H.R Bukhari dan Muslim). Semoga kita terus dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah, menambah ketaatan kepada-Nya. Aamiin

JENIS-JENIS SETAN

9 Jenis Nama Setan Menurut Khalifah Umar Bin Khattab R.A. Umar al-Khattab r. a berkata, terdapat 9 jenis anak syaitan : 1. Zalituun Duduk di pasar / kedai /Mall kalo jaman sekarang..Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu. 2. Wathiin Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah. 3. A'awan Menghasut sultan / raja / pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Terlena dengan kedudukan / kekayaan hingga terabaikan kebajikan rakyat dan tidak mau mendengar nasihat para ulama. 4. Haffaf Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, prostitusi, klub malam & tempat yg ada minuman keras). 5. Murrah Merusakkan dan melalaikan Alloh dan orang yg suka muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam kemewahan dan glamour dsg. 6. Masuud Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa saja penyakit yg keluar dari kata-kata mulut. 7. Daasim (BERILAH SALAM SEBELUM MASUK KE RUMAH...) Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar terjadi keruntuhan rumahtangga (suami isteri bercerai-berai,suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan pelbagai bentuk kemusnahan rumah tangga lagi). 8. Walahaan Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwuduk dan solat serta ibadat-ibadat kita yg lain. 9. Lakhuus Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api / matahari. Semoga kita selalu dilindungi dari godaan setan yang terkutuk serta dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah... Aamiin

PERBEDAAN JIN,SETAN DAN IBLIS

i telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.(QS.Al-Hijr : 27) Dan juga firman allah dan Dia menciptakan jin dari nyala api.(QS.Ar-Rahman : 15 ) 2. Jin ada yang muslim dan ada yang tidak َDan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS.Al-Jin :11 ) Contoh jin muslim adalah jin yang menjadi tentara nabi Sulaiman as Dan Kami (tundukkan)angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.(QS.Saba’ : 12 ) Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang seperti kolam dan periuk yang tetap . Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur . Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. Saba’ : 13) B. SETAN Sedangkan Syaitan itu menurut Al-Quran Al-Kariem adalah makhluq yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji serta berbohong. 1. Mengajak Kepada Perbuatan Keji Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.(QS. Al-Baqarah : 169 ) 2. Syetan Adalah Musuh Manusia Dan Allah SWT telah menegaskan bahwa syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS.Al-Baqarah : 208 ) 3. Memberi Janji Dan Angan-angan Kosong Syaitan itu kerjanya memberi janji dan angan-angan kosong kepada manusia Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS.An-Nisa : 120 ) 4. Syaitan Bisa Berujud Manusia Namun Syaitan itu tidak terbatas pada jenis makhluk halus / jin saja, melainkan manusia pun bisa dikategorikan sebagai syaitan. Dan Al-Quran Al-Kariem pun juga menyebut-nyebut tentang manusia yang menjadi syaitan itu. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu . Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS.Al-Anam : 112) Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia. (QS.An-Naas : 1-6 ) dengan kata sederhananya setan itu adalah sifat, bisa berwujud jin dan berwujud manusia. C. IBLIS Sedangkan Iblis adalah makhluq durhaka yang jenisnya adalah jin, bukan jenis manusia. Al-Quran Al-Kariem secara tegas menyebutkan bahwa Iblis itu adalah dari jenis jin.dengan kata sederhananya setan itu adalah sifat Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam , maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim. (QS.Al-Kjahfi : 50) Jadi bisa disebutkan bahwa Iblis itu adalah seorang oknum yang berjenis jin. Dialah dahulu jin yang paling dekat dengan Allah SWT, lalu berubah menjadi ingkar lantaran tidak mau diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama. Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS.Al-Baqarah : 34) Motivasi yang menghalangi si Iblis itu untuk sujud kepada Adam tidak lain adalah rasa kesombongan dan tinggi hati. Dia merasa dirinya jauh lebih baik dari Adam. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS.Al-Araf : 12 ) Ciri yang paling utama dari Iblis adalah dia tidak mati-mati sampai hari kiamat. Dan penangguhan usianya itu memang telah diberikan oleh Allah SWT Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (QS.Al-Araf : 14-15 ) Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya ". (QS.Shaad : 79-81 ) Jadi iblis adalah nama seorang jin yang hidup di masa penciptaan Adam as dan tidak mati-mati sampai hari ini. Iblis adalah kakek moyang syetan yang juga punya keturunan, namun keturunannya itu tidak mendapatkan jaminan untuk hidup sampai kiamat. Dan sebagai bangsa jin, ada diantara keturunannya itu yang mati. Meksi barangkali usianya berbeda dengan rata-rata manusia. Tetapi tetap akan mati juga. Kecuali kakek moyang mereka yaitu Iblis. Allahu’alamu bishshawab Smoga bermanfaat

JENIS-JENIS JIN YANG MASUK KE TUBUH MANUSIA

Ada beberapa jenis jin yang biasa masuk kedalam tubuh manusia, 1.Jin pembantu tukang sihir. Dia masuk kedalam tubuh manusia atas perintah tukang sihir untuk menyakiti seseorang. Jin tersebut berkerja sama dengan tukan sihir/dukun, karena si dukun atau orang pintar tersebut telah menuruti persyaratan yang diajukan jin. Dan itu ibadah mereka kepada si jin. 2.Jin yang tertarik pada seseorang. Baik karena kecantikannya atau ketampanannya, atau karena sifat lainnya. Oleh sebab itu, kita dianjurkan ketika membuka pakaian atau tatkala masuk kamar mandi dan WC, agar membaca doa yang telah diajarkan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. 3.Jin nakal yang suka menggangu manusia. Layaknya manusia yang suka usil, ada juga jin yang suka menggangu manusia lain. Baik karena beda keyakinan, dengki, hasad atau hawa nafsu jahat lainnya. 4.Jin yang ingin balas dendam terhadap seseorang yang dengan tidak sengaja pernah menyakiti jin tersebut atau salah seorang dari kerabatnya. Cara Jin Masuk ke Dalam Tubuh Manusia Ada dua cara, jin memasuki tubuh manusia, 1.Jin itu masuk ke dalam tubuh seseorang di luar kehendak orang tersebut. Ini bisa terjadi dengan dua cara; (1) Atas kehendak jin itu sendiri dan (2) Dimasukkan orang lain dengan cara sihir. 2.Jin itu masuk ke dalam tubuh seseorang karena diundang, dan atas kehendak orang tersebut. Misalnya dengan melakukan ritual mengundang jin, agar masuk ke dalam tubuhnya atau ke dalam tubuh orang lain. Hal ini biasanya dilakukan oleh yang menggunakan tenaga dalam, ilmu kebal atau yang semacamnya. Dan ini termasuk bentuk sihir. Pelakunya menjadi musyrik, meskipun ilmu yang dia pelajari dinamai dengan ilmu putih atau ilmu pancasona, ilmu kalimasada, atau kamuflase nama lainnya./dzikra.com Jangan pergi ke orang pintar keberadaan orang pintar dalam mengobati kesurupan, justru akan memperparah keadaan. Karena orang pintar yang tidak mengenal sunah, masih rajin melestarikan syirik dan bid’ah, sekalipun dia menyebut dirinya Kiyai, umumnya menggunakan ilmu sihir untuk mengobati pasien di antara ciri mereka: 1.Punya ruang khusus untuk mengobati pasien. Biasanya dalam ruangan ini ada beberapa barang antik, keris, tombak, pembakar dupa, atau selendang. Dan banyak tempelan tulisan arab yang mungkin tidak bisa dibaca 2.Berpenampilan aneh, seperti rambut gondrong, pake surban ketika mengobati pasien, pake banyak akik 3.Meminta syarat yang tidak masuk akal, misalnya menyembelih ayam cemani, mandi kembang, makan serba putih: nasi putih, putih telur. 4.Menyarankan amalan yang sama sekali tidak ada dalilnya, misalnya puasa weton, poso ngebleng, dst. 5.Obatnya langsung minum berupa raja. Raja adalah semacam kertas bertuliskan al-Quran yang tidak bisa dibaca dengan jelas, atau tulisan abjad arab yg gak gandeng: س ت ص ج ج ع ع د dst. Raja ini dibuat seperti teh celup, kemudian diminumkan ke pasien. Kita ingatkan kepada kaum muslimin, agar tidak mendekati dukun atau orang pintar manapun. Kehadiran mereka justru akan memperparah masalah anda. Bahkan bisa jadi, mereka akan menambahkan jin yang lain untuk ikut merasuk ke dalam tubuh pasiennya. Dalam istilah ilmu aqidah, mengusir jin dengan jin melalui bantuan dukun disebut nusyrah. Dari Jabir bin Abdillahradhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: bersabar ketika kesurupan, jaminan surga Kasus kesurupan telah terjadi di zaman Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau menyarankan kepada seseorang diantara sahabatnya untuk bersabar. Allah akan membalasnya dengan surga. إن الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتِ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وقَالَتْ إِنِّى أُصْرَعُ وَإِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِى. قَالَ » إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ. قَالَتْ أَصْبِرُ. قَالَتْ فَإِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ لاَ أَتَكَشَّفَ. فَدَعَا لَهَا Seorang wanita mendatangi Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, dia mengadukan masalahnya: “Sesungguhnya aku sering kesurupab, hingga auratku terbuka, mohon doakan aku agar lekas sembuh. Jawab Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,”Jika kamu bersabar maka bagimu surga, namun jika engkau tetap ingin sembuh, aku akan berdoa pada Allah agar menyembuhkanmu.” Wanita solihah ini menjawab, ”Aku memilih sabar. Namun tolong berdoa pada Allah agar auratku tidak terbuka.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan agar auratnya tidak terbuka.” (HR. Bukhari 5652 & Muslim 2576). Sebahagian ulama menjelaskan bahwa penyebab kesurupan wanita ini adalah karena gangguan jin. Sebagaimana keterangan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam Fathul Bari (10/115). Kita sangat yakin, ini pilihan yang berat. Namun hadis di atas memberikan pelajaran, *.Bersabar ketika kesurupan, memberikan jaminan surga *.Anjuran untuk berdoa agar tidak melakukan hal buruk ketika kesurupan, misalnya merusak barang, atau teriak-teriak, atau membuka aurat, dst. Kita menyarankan, selama orang yang kesurupan belum mendapatkan kesembuhan, hendaknya dia berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari perbuatan yang membahayakan ketika kesurupan. Keempat, sangat disarakan untuk tidak meminta ruqyah. Bersabar tidak minta ruqyah lebih baik. Dan meruqyah diri sendiri, umumnya lebih mujarab dari pada minta diruqyah orang lain. Karena inti ruqyah adalah doa, dan doa semakin mustajab ketika dia meminta kepada Allah diiringi harapan besar untuk dikabulkan oleh Allah. Berdoa sendiri dengan didoakan orang lain, jelas semangatnya berbeda. Lebih kuat berdoa sendiri, karena dia yang merasa butuh. Tidak Bisa Baca al-Quran Sejatinya ini bukan kendala besar, karena semua bisa dilatih. Anda bisa berusaha belajar membaca al-Quran dengan baik, dengan mengundang guru ngaji ke rumah. Setidaknya ini sebagai tanggung jawab kita sebagai muslim terhadap al-Quran. Seharusnya kita malu, ketika kita sebagai muslim, namun tidak bisa membaca kitab sucinya. Lebih dari itu, setiap orang bisa berdoa kepada Allah dengan bahasa yang dia pahami. Berdoa dengan bahasa indonesia, memohon kesembuhan dari kesurupan. Berikut beberapa ayat al-Quran yang mujarab untuk dijadikan ruqyah, *.Surat Al-Fatihah, *.Ayat kursi *.Dua ayat teakhir surat Al-Baqarah, *.Surat Al-Ikhlas, al- Falaq, dan surat An-Nas. Bisa juga membaca surat yang lain, karena pada hakekatnya seluruh isi Al-Qur’an adalah penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam hati, penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. rutinkan dzikir pagi – petang Karena jin pengganggu dan setan, tidak akan pernah betah tinggal di dalam diri orang yang beriman yang rajin mendekat kepada Allah.Mereka tidak kerasan bersarang di hati orang yang rajin berdzikir. Dan ini cara paling mujarab perlindungan diri dari jin...semoga bermanfaat

MANUSIA-MANUSIA YANG DI BENCI IBLIS

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata : “Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar. “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”. Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :” Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”. Para sahabat menjawab , “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Rasulullah berkata : “Dia adalah Iblis yang terkutuk ? semoga Allah senantiasa melaknatnya“.Umar bin Khattab r.a. berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”. Nabi SAW berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silahkan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”. Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami”. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur]. Dia berkata, “Assalamu’alaika ya Muhammad, assalamu’alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]”. Nabi SAW menjawab :” Assamu lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT], wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis“. Iblis berkata: “Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah].“ Nabi SAW berkata: “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”. Iblis berkata,” Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu’. Allah SWT bersabda, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu“. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”. Rasulullah kemudian mulai bertanya :” Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”. Iblis menjawab :” Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”. Rasulullah SAW : “Siapa lagi yang kamu benci?”. Iblis : “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”. Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”. Iblis : “Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”. Rasulullah : “Lalu, siapa lagi?”. Iblis : “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”. Rasulullah : “Lalu, siapa lagi?”. Iblis : “Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya “. Rasulullah : “Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”. Iblis : “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar”. Rasulullah : “Lalu, siapa lagi ?”. Iblis : “Orang kaya yang bersyukur “. Rasulullah bertanya : “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”. Iblis : “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”. Rasulullah : “Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”. Iblis : “Aku merasa panas dan gemetar”. Rasulullah : “Kenapa, wahai terlaknat?”. Iblis : “Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”. Rasulullah : “Jika mereka shaum?”. Iblis : “Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”. Rasulullah : “Jika mereka menunaikan haji?”. Iblis : “Saya menjadi gila”. Rasulullah : “Jika mereka membaca Al Qur’an?”. Iblis : “Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”. Rasulullah : “Jika mereka berzakat?”. Iblis : “Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”. Rasulullah : “Mengapa begitu, wahai Abu Murrah?”. Iblis : “Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang berzakat disenangi makhluk-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Keempat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”. Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”. Iblis : “Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”. Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Umar?”. Iblis : “Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”. Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Utsman?”. Iblis : “Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”. Rasulullah : “Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”. Iblis : “Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu”. Rasulullah :” Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat”. Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad : “Hay-hata hay-hata [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]”. Rasulullah : “Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?”. Iblis dengan panjang-lebar menjawab : “Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barang siapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak?. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] : ” (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16). Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, mengadu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang mengakhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya, “Lihatlah kiri-kanan”, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, “Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya”. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batallah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti. Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia. Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya, “Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah”. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata : “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit??? Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) “Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seperenam umatmu dari Islam. Nabi berkata :” Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?”. Iblis : “Pemakan riba”. Nabi : “Siapa teman kepercayaanmu [shadiq]?”. Iblis : “Pezina”. Nabi : “Siapa teman tidurmu?”. Iblis : “Orang yang mabuk”. Nabi : “Siapa tamumu?”. Iblis : “Pencuri”. Nabi: “Siapa utusanmu?”. Iblis : “Tukang Sihir”. Nabi : “Apa kesukaanmu?”. Iblis : “Orang yang bersumpah cerai”. Nabi : “Siapa kekasihmu?”. Iblis : “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”. Nabi : “Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”. Iblis : “Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah”. Nabi : “Apa yang melelehkan badanmu?”. Iblis: “Tobatnya orang yang bertaubat”. Nabi: “Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu?”. Iblis: “Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam. Nabi : “Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”. Iblis : “Zakat secara sembunyi-sembunyi”. Nabi: “Apa yang membutakan matamu?”. Iblis : “Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]”. Nabi: “Apa yang memukul kepalamu?”. Iblis: “Memperbanyak shalat berjamaah”. Nabi: “Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”. Iblis : “Orang yang sengaja meninggalkan shalat”. Nabi: “Siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”. Iblis: “Orang kikir / pelit”. Nabi: “Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu]?”. Iblis: “Majelis-majelis ulama”. Nabi: “Bagaimana kamu makan?”. Iblis: “Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku”. Nabi: “Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”. Iblis: “Dibalik kuku-kuku manusia”. Nabi:” Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”. Iblis:” Sepuluh perkara”. Nabi:” Apa itu wahai terlaknat?”. Iblis :” Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah : Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64) Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah: “… dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki … (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaqkan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekatku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27) Rasulullah berkata :” Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu”. Lalu Iblis meneruskan :” Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku :” Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat. Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya. Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya,’ keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya. Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan ” Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya. Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:38)”. Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis : “Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga”. Ia iblis menjawab :” Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”. Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya

YANG BISA MELIHAT JIN

Siapa Yang Bisa Melihat Jin? “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitusyaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin,sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan,” (QS: Al-An’am 6:112). ALAM jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56). Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann,mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi,terhalang, tertutup.Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin(kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun(dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang. Siapa yang bisa melihat jin dan bagaimana wujudnya? Kecuali dalam kondisi tertentu yang itu pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud misalnya menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak dapat dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan hadits sebagai berikut; 1. Sebagian hewan dapat melihat wujud jin misalnya anjing dan keledai Artinya: “Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan”. (HR. Bukhari Muslim). Dalam hadits lain dikatakan:Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya” (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya). 2. Jin memiliki wujud yang sangat jelek Jin (setan), memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:Artinya: “Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan” (QS. As-Shafat 37: 64-65). 3. Jin mempunyai dua tanduk dan sayap Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul” (HR. Muslim). Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian” (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih). Dalam riwayat lain dikatakan:Artinya: “Ubaidullah berkata: Imam adh-Dhahhak pernah ditanya: “Apakah setan mempunyai sayap?” ia menjawab: “Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak memiliki sayap” (HR. Ibnu Jarir). Semoga bermanfaat salam dari saya Abdu hamid umtuk para pecinta yg memendam rindu taman-taman surga

TANDA-TANDA ANAK TERKENA GANGGUAN JIN

15 TANDA KANAK-KANAK DIGANGGU JIN... Terutama disini anak-anak kecil yang belum pandai berbicara.. ...dan memberitahu 'apa yang dia rasakan'... ...tanda-tanda dari luar A.PERUBAHAN SUHU BADAN 1.Panas badan tidak sama rata... ...yaitu hanya sebahagian atau tempat tertentu saja... sedangkan bahagian badan lain suhunya normal... ...atau seperti lengan sebelah atas panas...sedangkan bahagian bawah lengan suhu normal... ...atau bahagian badan atas panas...tapi bahagian kaki normal... atau tapak kaki terasa sejuk. 2.kepala rasa sentiasa rasa panas... ...tapi suhu badan normal... menunjukkkan bahagian kepala (otak) menjadi sasaran gangguan... 3.Suhu badan normal... ...tapi tapak tangan atau tapak kaki ... atau kedua-duanya terasa panas( gunakan belakang tapak tangan untuk merasa )... 4.Badan kanak-kanak terasa panas ( seperti demam ).. ...tapi bila dipereksa ke dokter...suhunya normal ( tiada masalah )... 5.Sering demam... ...dan obat rumah sakit tidak membantu... nota : suhu badan juga boleh diperiksa semasa kanak-kanak sedang tidur malam... karna kadang-kadang ada gangguan yang datang semasa kanak-kanak sedang tidur ... B.TANDA-TANDA SEMASA TIDUR... 1. Periksa tanda-tanda perubahan suhu badan... ...karena ada juga jenis gangguan yang datang... atau bertambah kuat...semasa kanak-kanak itu tidur... terutama di waktu malam... 2.Jari tangan bergerak... ...atau juga jari kaki... atau kedua duanya sesekali kakinya seperti terkejut-kejut...atau... seperti ditarik-tarik... sedangkan anak kecil itu sedang tidur nyenyak... 3.Gerakan mata ... ...mata berkedip-kedip... ...atau anak matanya bergerak cepat memandang atau menjeling liar kesana sini.. ...atau matanya merenung seolah-olah sedang memperhatikan sesuatu yang sulit di tangap... ...kadang-kadang matanya terbuka luas... kadang-kadang tertutup... tapi gerakan mata cepatnya...dapat dilihat melalui gerakan pada kulit kelopak mata.. 4.Tersenyum... ...pada anda atau benda lain... padahal ia sedang tidur nyenyak... 5.Gigi atas bereaksi dengan gigi bawah.. ...kadang-kadang sampai berkeriut bunyinya... 6.Sering mengigau... atau terjaga seperti terkejut oleh sesuatu... 7.Sering menangis malam tanpa sebab... ...pereksa gejala perubahan suhu badan.... 8.Sering menangis atau merengek dalam tidur... 9.mengunyah seperti makan sesuatu ... ...terutama ketika mata baru mula terlelap... (biasanya ini tanda tidurnya di iringi dengan jin) 10.Berpeluh... ...dan peluh nya tak merata... ...yaitu dibagian tertentu saja berpeluh... ...atau berpeluh tapi sebahagian tempat saja air peluhnya besar... manakala sebahagian lagi berpeluh halus... TANDA-TANDA JELAS... 1.Kerasukan... ...YAitu tingkah aneh atau agresif...dalam keadaan tak sAdar... atau separuh sadar... 2.Takut tanpa sebab... ...seperti ternampak sesuatu yang menakutkan... padahal tak ada apa-apa di sana... 3.Sakit kuat... ...sakit apa saja...tapi dokter tak dapat menemukan masalahnya... 4. Obat dokter tak bereaksi... ...kadang-kadang bertambah sakit...atau parah... 5.Kepanasan atau panas badan... ...walau di malam yang dingin...atau di waktu-waktu tertentu saja misal di sore hari pada jam itu saja... NOTA... 1.Kalau ada sebagian saja tanda ... kemungkinan besar ada gangguan jin... 2.Kanak-kanak demam...utamakan segera mendapat rawatan ke dokter... baru sampingkan dengan rawatan-rawatan rohani jika ada tanda-tanda gangguan... 3.Setiap gejala di atas bisa jadi di alami oleh semua peringkat umur... cuma di andaikan kepada kanak-kanak kecil atau bayi... yang bergantung kepada pengawasan ibu bapa atau orang dewasa. 4.Dan untuk diri anda...boleh periksa sendiri sama persis seperti di atas... Wallohu a'lam....semoga bermanfaat..

CIRI-CIRI TERKENA ILMU PENGASIHAN

ciri-cirinya adalah; 1. Ciri pertama adalah penolakan (perlawanan dari dlm diri) saat mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an atau Adzan. Penolakan ini bisa berupa tiba-tiba tidak suka mendengarnya (kasus pelet lemah) hingga merasa ketakutan dan tidak jarang merasa kesakitan saat mendengarnya (kasus pelet yang berat). 2. Tiba-tiba kehilangan kesadaran atau kejang-kejang, terutama ketika ada seseorang yang dengan sengaja membacakan Al-Qur’an yang ditujukan pada orang tersebut. 3. Sering bermimpi buruk saat tidur. 4. Kecenderungan untuk menghindari orang-orang disertai perilaku tak normal, seperti suka melamun dan tertawa sendiri tanpa sebab. 5. Tiba-tiba tidak mencintai dan menyayangi pasangannya ditandai dengan sikap yang berubah 180 derajat. Biasanya perhatian lalu berubah cuek, biasanya penyabar lalu berubah menjadi pemarah dan uring-uringan seperti yang ditunjukkan dalam Al-Qur’an: “Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dimaksud dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya…” (Al-Baqarah, 2: 102). 6. Ketidakmampuan untuk melakukan hubungan suami istri dengan pasangannya (untuk kasus pelet “kunci” yang terkenal di Jawa). 7. Sering keguguran dan sulit punya anak (seakan-akan mandul) bagi wanita yang sudah berumah tangga. 8. Perubahan mendadak dalam perilaku tanpa alasan yang jelas. 9. Hilangnya nafsu makan disertai insomnia. 10. Tiba-tiba mencintai (cinta mati), rindu setengah mati ingin bertemu selalu dan dalam benaknya tak ada hal lain selain hanya memikirkan seseorang (Si Pemelet) walaupun baru dikenalnya. Sehingga hampir semua yg terkena pelet mengalami problem yang sama yaitu penurunan produktifitas kerja dan banyak juga yang hidupnya kacau balau karena semua pikiran hanya terfokus pada satu hal saja seperti yang saya sebutkan tadi. 11. Gila (untuk kasus pelet berat dan tidak segera diobati) karena jin/setan sudah terlalu kuat menguasai jiwa korban pelet, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila..” (Al-Baqarah,2: 275) Untuk menyembuhkan seseorang yang diduga terkena PELET (dengan ciri-ciri diatas) bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut yang tentunya sesuai syariat Islami: • Yang pertama dan paling penting adalah keyakinan kepada Allah SWT dengan setulus hati bahwa hanya kehendak Allah satu-satunya obat untuk segala penyakit. • Bacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang “mengekspresikan” untuk mencari perlindungan pada Allah SWT, yaitu Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas ditambahSurat Al-Ikhlas seperti yang Nabi Muhammad bacakan untuk mengobati diri Nabi sendiri. Lebih baik lagi dibaca juga bersama ketiga surat tersebut, Surat Al-Fatihah. • Untuk mengobati pelet yang tingkatannya lebih tinggi bisa menggunakan cara berikut : Ambil tujuh daun Bidara. Hancurkan daunnya bisa di blender kasar atau di tumbuk dalam cobek, kemudian dicampur dengan segelas air untuk diminum atau dicampur kedalam se ember air dan dipergunakan untuk mandi. Sebelumnya bacakan ayat Al-Kursi (2: 255), Surat Al-Kafirun, Surah Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Nas, lalu beberapa ayat yang menyebutkan tentang sihir, yaitu: di surat Al-Baqarah (2: 102), Al-A’raaf (3: 117-119), Yunus (10: 79-82), dan Thaha (20: 65-69). Cara pengobatan pelet dan guna-guna ini adalah cara paling banyak digunakan pe-ruqyah di Indonesia maupun di luar negeri. Cara ini juga bisa diterapkan untuk pengobatan guna-guna jenis lain dan untuk menyadarkan orang yang sedang kerasukan Jin/setan. Metode ini adalah metode Ruqyah yang disarankan Ulama Wahab bin Munabih (lihat Mushannaf Ma’mar bin Rasyid 11/13). Foto Abdul Hamid. Foto Abdul Hamid.

DALIL-DALIL SYAR'I ADANYA KESURUPAN DAN CARA PENGOBATANNYA

Dalil-dalil Syar’i adanya kesurupan (Al Qur’an) dan bagaimana pandangan 4 Mazhab الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ "Orang-orang yang makan (mengambil) riba [174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu [176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (QS. Al Baqarah (2): 275) [174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah. [176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan. Imam Qurthubi berkata; “Ayat ini menjadi dalil tidak diterimanya pendapat dan anggapan orang yang mengingkari realita kesurupan jin serta mengatakan bahwa itu hanyalah sifat dasar manusia saja. Dan bahwa setan tidak dapat merasuk pada diri manusia serta tidak bisa mengakibatkan gangguan (kesurupan)”. (Tafsir Al Qurthubi: 3/355) Dalam menafsirkan ayat ini, Imam At Thabari mengatakan; “Basyar bercerita kepada saya, ‘Yazid menceritakan dari Said yang menceritakan dari Qatadah, dia berkata, ‘Riba di masa jahiliyah adalah transaksi jual beli dengan menunda pembayaran sampai masa tertentu.’ Jika masa yang telah ditentukan tiba, tetapi pengutang belum mampu membayarnya, maka si pemberi utang akan menunda pembayaran namun dengan menambah nominal harganya. Maka, Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) Berfirman kepada orang-orang yang menyuburkan praktek riba yang telah kita terangkan ciri-cirinya di dunia, bahwa di hari kimat kelak mereka akan dibangkitkan dari kubur seperti berdirinya orang yang kesurupan setan. Maksudnya, mereka akan dirasuki setan di dunia ini dan dibuat seperti orang gila” (Tafsir At Thabari: 3/101) Al Hafizh Ibnu Katsir berkata ketika menafsiri Al Baqarah: 275; “Mereka akan berdiri seperti berdirinya seorang yang berpenyakit ayan ketika sedang kambuh, lalu setan akan mempermainkannya. Hal demikian itu karena mereka melakukan suatu kemungkaran.” (Tafsir Ibnu Katsir: 1/326) Imam Al Alusi berkata; “Sesungguhnya orang-orang yang memakan (mengambil) harta riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kesurupan karena tekanan penyakit gila di dunia ini. Lafal “At Tatkhabbuttu” (kesurupan) adalah suatu bentuk tindakan yang puncaknya adalah memukul dengan tangan terus menerus ke segala arah. Maksud Firman Allah SWT “minalmassi” (lantaran gangguan) adalah kegilaan. Jika ada yang berkata “Mussarrajulu” (seseorang terganggu), menurut orang Arab berarti dia tertimpa penyakit gila karena kesurupan jin. Sedangkan makna aslinya adalah menyentuh dengan tangan. Disebut demikian, karena setan terkadang menyentuh manusia, sehingga kelenjar-kelenjarnya rusak dan akhirnya tertimpa kegilaan.” (Alamul Jinni fi Dhau’il Qur’an was Sunnah: Hal 263) RUQYAH Menurut ulama, ruqyah islami (syar'i) harus memenuhi 3 (tiga) syarat: 1. Bacaan yang dibaca berasal dari Al-Quran atau dari hadits. 2. Harus memakai bahasa Arab, kecuali bagi yang tidak bisa. 3. Harus meyakini bahwa ruqyah tidak ada pengaruhnya tanpa kuasa Allah. Ruqyah adalah bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan pengobatan, perlindungan diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan baik perkara dunia atau akhirat. Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah. DALIL DASAR RUQYAH Adapun dasar bolehnya Al-Quran untuk tawassul meminta sesuatu atau meminta kesembuhan penyakit sebagai berikut: 1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda: Artinya: Bacalah Al-Quran dan bertawassul-lah pada Allah dengan bacaan tersebut sebelum suatu kaum datang membaca Al Quran dan meminta pada manusia. Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, tidak boleh kepada sesama makhluk. 2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda: Artinya: Barangsiapa membaca Quran, maka mintalah pada Allah dengan bacaan tersebut. Akan datang beberapa kaum yang membaca Al-Quran kemudian meminta pada manusia dengan bacaannya itu. Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut: Artinya: Dengan bacaan Quran-nya itu seseorang hendaknya meminta pada Allah apapun yang dia mau baik perkara dunia atau akhirat. 3. QS Al-Isra' 17:82 Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. 4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah Artinya: Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah suatu hari masuk ke rumahnya di mana seorang perempuan sedang mengoabati atau memberinya jampi-jampi (ruqyah). Nabi bersabda: "Obati dia dengan Al Quran." 5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan tentang kisah Shalih bin Ahmad putra Imam Ahmad bin Hanbal demikian: Arti kesimpulan: Suatu saat ketika saya sakit, ayah saya--yaitu Ahmad bin Hanbali, pendiri madzhab Hanbali--mengambil sewadah air kemudian membaca ayat Al-Quran di atas wadah itu dan berkata pada saya: "Minumlah dan basuhlah wajah dan kedua tanganmu. Menurut Abdullah, dia pernah melihat ayahnya --yaitu Ahmad bin Hanbal-- mengambil air memohon perlindungan pada Allah kemudian membaca Al-Quran, kemudian meminum air itu dan mengalirkan air itu pad` dirinya. 6. Hadits sahih riwayat Muslim: Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik. HUKUM RUQYAH Ulama sepakat atas bolehnya ruqyah islami (yang sesuai syariah) yang sesuai dengan ketentuan di atas berdasarkan dalil-dalil yang sudah dipaparkan di muka. BACAAN RUQYAH Beberapa bacaan ruqyah dan manfaatnya yang berasal tuntunan Nabi Muhammad antara lain sebagai berikut: 1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit. 2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut: Jika ada keluhan sakit di salah satu badannya, letakkan tangan si sakit pada tempat yang sakit dan baca: Bismillah 3x kemudian baca bacaan berikut 7x (berdasar hadits riwayat Muslim): Ruqyah dapat mengobati gangguan jin atau sihir dan penyakit fisik biasa. 3. Bacaan yang dapat melindungi seseorang dari sihir dan berbagai gangguan lain adalah: - Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan menjelang akan tidur. - 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. ِ JIMAT (TAMIMAH) Ulama sepakat atas bolehnya ruqyah syar'iyah (islami). Tidak demikian halnya dengan jimat (tamimah). Tidak sedikit yang menghramkannya, terutama ulama Wahabi. Madzhab Hanafi membagi jimat menjadi dua yaitu tamimah dan ma'adzah. Tamimah adalah jimat jahiliyah sedang ma'adzah adalah jimat yang berisi ayat Al-Quran, nama-nama Allah, dll. DEFINISI JIMAT (TAMIMAH) Jimat (Arab, tamimah تميمة) dalam tradisi Arab jahiliyah adalah sesuatu yang digantungkan pada leher anak yang berupa manik-manik, tulang belulang, dll yang bertujua untuk tolak bala Apabila jimat itu berupa ayat suci Al-Quran, maka terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama. Antara yang mengharamkan dan yang menghalalkan. Menurut madzhab Hanafi, jimat yang berisi ayat Al-Quran disebut ma'adzah. DALIL JIMAT (TAMIMAH) Dalil yang mengharamkan jimat (tamimah): 1. Hadits riwayat Ahmad Artinya: Barangsiapa yang menggantung/memakai jimat maka dia telah berbuat syirik 2. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim: Arthnya: Sesungguhnya ruqyah (yang berisi doa terhadap selain Allah), jimat, dan pelet pengasih adalah syirik. HUKUM JIMAT (TAMIMAH) Seperti disinggung di muka, ada dua macam jimat. Yaitu jimat jahiliyah dan jimat syar'iyah. Jimat jahiliyah sudah jelas keharamannya secara mutlak. Perbedaan pendapat terjadi apda jimat syar'iyah atau jimat yang berisi ayat Quran, bacaan dzikir atau doa-doa. Adapun jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, atau dzikir atau doa-doa dan digantung di leher, maka ulama berbeda pendapat. Pendapat yang mengharamkan jimat--walaupun berisi ayat Al-Quran-- antara lain kalangan ulama Wahabi yang mengikuti pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Aridhah Al-Ahwadzi. Sedangkan mayoritas ulama (jumhur) termasuk madzhab yang empat yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hanbali membolehkannya. Baik jimat itu digantung di leher atau tidak dipakai. Sedang sebagian lagi, termasuk Ibnu Mas'ud, memakruhkannya. Beberapa dalil pandangan ulama sebagai berikut: 1. Madzhab Hanafi membolehkan jimat yang digantung di leher yang berisi ayat Quran, doa atau dzikir. Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kitab Al-Maghrib mengatakan: Artinya: Al-Qutbi mengatakan bahwa ma'adzat (pengobatan) adalah tamimah (jimat jahiliyah). Padahal bukan. Karena tamimah itu dibuat dari manik. Ma'adzah tidak apa-apa asalkan yang ditulis di dalamnya adalah Al-Quran atau nama-nama Allah. 2. Madzhab Maliki berpendapat boleh. Abdul Bar dalam At-Tamhid XVI/171 menyatakan: Artinya: Malik berkata: Boleh menggantungkan kitab yang mengandung nama-nama Allah pada leher orang yang sakit untuk tabarruk (mendapat berkah) asal menggantungkannya tidak dimaksudkan untuk mencegah bala/penyakit. Ini sebelum turunnya bala/penyakit. Apabila terjadi bala, maka boleh melakukan ruqyah dan menggantungkan tulisan di leher. 3. Madzhab Syafi'i berpendapat boleh. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarhul Muhadzab IX/77 menyatakan: Artinya: Baihaqi meriwayatkan hadits dengan sanad yang sahih dari Said bin Musayyab bahwa Said memerintahkan untuk menggantungkan Quran dan mengatakan "Tidak apa-apa". Baihaqi berkata: Ini semua kembali pada apa yang kita katakan: Bahwasanya apabila ruqyah (pengobatan) dilakukan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau dengan cara jahiliyah maka tidak boleh. Apabila ruqyah dilakukan dengan memakai Al-Quran atau dengan sesuatu yang dikenal seperti dzikir pada Allah dengan mengharap berkahnya dzikir dan berkeyakinan bahwa penyembuhan berasal dari Allah maka tidak apa-apa. 4. Madzhab Hanbali (madzhab fiqh-nya kalangan Wahabi) berpendapat boleh. Al-Mardawi dalam kitab Tash-hihul Furu' II/173 menyatakan: Artinya: Dalam kitab Adabur Ri'ayah dikatakan: Hukumnya makruh menggantungkan tamimah dan semacamnya. Dan boleh menggantungkan/memakai kalung yang berisi ayat Quran, dzikir, dll. Begitu juga pengobatan. Juga boleh menulis ayat Quran dan dzikir dengan bahasa Arab dan digantungkan di leher yang sakit atau wanita hamil. Dan (boleh dengan) diletakkan di wadah berisi air kemudian airnya diminum dan dibuat pengobatan (ruqyah) dengan sesuatu yang berasalah dari Al Qur’an, dzikir atau

Minggu, 06 September 2015

HUKUM MENIKAH DENGAN JIN

Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang kemungkiinan terjadinya pernikahan antara manusia dan jin. Pendapat yang tepat adalah bahwa hal itu dimungkinkan berdasarkan firman Allah swt : وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ وَعِدْهُمْ Artinya : “Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak.” (QS. Al Isra : 64) Adapun tentang hukum pernikahan antara manusia dan jin maka tidaklah dibolehkan, sebagaimana hal itu diterangkan Imam Suyuthi didalam kitabnya “al Asybah an Nazhair”. Di dalam permasalahan-permasalahan tentangnya telah ditanyakan asy Syeikh Jamaluddin al Isnawi kepada hakim dari para hakim Syarofuddin al Bariziy apabila seseorang ingin menikah dengan wanita dari kalangan jin —ketika dimungkinkan— maka apakah hal demikian diperbolehkan atau dilarang. Sesungguhnya Allah SWT berfirman : وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri.” (QS.Ar Ruum : 21) —Sang Maha Pencipta telah memberikan karunia dengan menjadikan hal itu dari satu jenis yang bisa dipergauli. Dan jika kita membolehkan hal demikian —ini disebutkan di dalam kitab “Syarh al Wajiz’ milik Ibnu Yunus— maka apakah diharuskan bagi jin wanita itu untuk tetap tinggal di rumah atau tidak? Apakah dia dilarang untuk berbentuk selain bentuk manusia ketika dirinya menyanggupi karena kadang dirinya senang dan kadang tidak dengan hal itu? Apakah dirinya juga tergantung dengan syarat-syarat sah pernikahan seperti walinya atau apakah dirinya harus bersih dari berbagai penghalang (pernikahan) atau tidak? Apakah jika si lelaki melihatnya dalam bentuk selain bentuk biasanya dan si wanita jin itu mengaku bahwa ini adalah dirinya, maka apakah pengakuannya itu bisa dijadikan sandaran, lalu dibolehhkan baginya menggaulinya atau tidak? Apakah si lelaki juga dibebankan untuk memberikan apa-apa yang menjadi kebiasaan mereka (kaum jin), seperti : tulang dan selainnya jika dirinya mampu ataukah ia tidak dibebankan? Lalu beliau menjawab : “Tidak diperbolehkan menikah dengan wanita dari kalangan jin berdasarkan pemahaman dari dua ayat yang mulia didalam surat an Nahl : وَاللّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri" (QS. An Nahl : 72) Dan didalam surat ar Ruum : وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri.” (QS. Ar-Ruum : 21) Terhadap kedua ayat tersebut, para mufasir mengatakan bahwa makna dari “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri" adalah dari jenis, macam atau seperti fisik kalian, sebagaimana firman Allah SWT : لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ Artinya : “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari jenismu sendiiri.” (QS. At Taubah : 128) —yaitu dari kalangan manusia, karena wanita-wanita yang dihalalkan untuk dinikahi adalah anak-anak perempuan dari saudara-saudara perempuan bapak dan anak-anak perempuan dari saudara-saudara perempuan ibu. Termasuk dalam hal ini adalah wanita-wanita jauh sebagaimana yang difahami dari ayat di surat al Ahzab : Artinya : “Dan anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu.” (QS. Al Ahzab : 50) dan wanita-wanita selain mereka yang haram (dinikahi)… sebagaimana disebutkan didalam surat an Nisa tentang wanita-wanita yang haram (dinikahi), maka itu semua adalah tentang nasab sementara itu tidaklah ada nasab antara anak-anak Adam dan jin. Dan inilah jawaban al Barizi. Jika engkau bertanya,”Bagaimana menurutmu tentang hal itu?” Aku mengatakan,”Bahwa yang aku yakini adalah diharamkan berdasarkan beberapa alasan berikut, diantaranya : 1. Berdasarkan kedua ayat terdahulu. 2. Apa yang diriwayatkan Harb al Karmani didalam “Masaa’il” nya dari Ahmad dan Ishaq, keduanya mengatakan : Muhammad bin Yahya al Qathi’i telah bercerita kepada kami : Basyar bin Umar telah bercerita kepada kami : Ibnu Luhai’ah telah bercerita kepada kami dari Yunus bin Yazid dari az Zuhriy berkata,”Bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang menikahi jin.”. walaupun hadits ini mursal namun dikuatkan oleh berbagai perkataan para ulama. Terdapat riwayat dari al Hasan al Bashri, Qatadah, al Hakam bin ‘Uyainah Ishaq bin Rohuyah dan ‘Uqbah al ‘Asham tentang pelarangan itu. Al Jammal as Sijistani dari kalangan Hanafi didalam kitab “Munyah al Mufti ‘an al Fatwa as Sirajiyah” mengatakan bahwa tidak diperbolehkan pernikahan antara manusia dan jin, dan manusia air karena perbedaan jenis. 3. Bahwa pernikahan disyariatkan untuk ketenangan, ketentraman, kecintaan dan kasih sayang dan hal ini tidak terdapat pada jin bahkan yang ada pada mereka adalah sebaliknya yaitu permusuhan yang tidak hilang. 4. Tidak terdapat perizinan dari syariat tentang hal itu. Sesungguhnya Allah swt telah berfirman : فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء Artinya : “Maka kawinilah wanita-wanita (an nisa) yang kamu senangi.” (QS. An Nisa : 3) An Nisaa adalah nama khusus untuk wanita-wanita dari kalangan Bani Adam sehingga selain mereka adalah haram. Karena asal dari persetubuhan adalah haram hingga terdapat dalil yang menghalalkannya. 5. Dan seorang yang merdeka dilarang menikahi budak wanita jika akan menghasilkan kemudharatan pada anak karena perbudakan… Maka apabila pernikahan dengan budak wanita adalah dilarang padahal dari jenis yang sama meskipun dari macam yang berbeda maka pernikahan dengan yang tidak sejenis tentunya lebih utama lagi. (al Asbah an Nazha’ir hal 457–459) Wallahu A’lam.